10 Jenis Tarian Tradisional Aceh dan Keunikannya
JAKARTA, celebrities.id - Jenis tarian tradisional Aceh menjadi identitas budaya bagi masyarakat Aceh. Setiap tarian tradisional Aceh memiliki ciri khas dengan gerakan dan makna yang berbeda-beda.
Salah satu tarian tradisional Aceh yang sudah mendunia adalah tari saman. Tarian ini dimainkan oleh beberapa laki-laki yang menggunakan pakaian adat masyarakat Gayo.
Dilansir dari berbagai sumber pada Senin (13/2/2023), celebrities.id telah merangkum jenis tarian tradisional Aceh sebagai berikut.
Jenis Tarian Tradisional Aceh
1. Tari Saman Meuseukat
Salah satu tari tradisional Aceh yang dikenal hingga ke mancanegara yaitu Tari Saman. Tarian ini berasal dari suku Gayo dan diciptakan oleh Syekh Saman. Tarian Aceh ini diresmikan oleh UNESCO masuk dalam Daftar Representatif budaya tak benda warisan Indonesia.
Tari Saman dilakukan dengan tepukan tangan ke paha atau ke tangan. Sembari menari, penari juga menyanyikan syair tertentu. Penari saman juga harus menggunakan pakaian khusus warna-warni saat sedang menari.
2. Tari Likok Pulo
Tari Likok Pulo diciptakan oleh ulama bernama Syeh Ahmad Badron pada tahun 1849. Likok memiliki arti gerak tari dan pulo artinya pulau. Pulau yang dimaksud yaitu Pulau Breuh yang berada di ujung pelosok utara pulau Sumatra.
Keunikan tari ini yaitu dilakukan setelah menanam padi atau menjelang waktu panen tiba. Dalam sebuah pertunjukan tarian ini dilengkapi dengan bambu sebagai properti.
3. Tari Laweut
Tari laweut berasal dari kata shalawat. Dilihat dari syairnya, makna tarian ini sebagai sanjungan untuk Rasulullah. Adapun fungsi tarian ini sebagai media dakwah.
Tidak hanya menggerakan badan saja, penari juga menyanyikan syair dari tarian ini. Tarian ini dilakukan dengan menggunakan tepukan dada, hentakan kaki dan tepukan tangan.
4. Tari Malelang
Tari Malelang berasal dari Aceh Selatan. Makna tarian tradisional ini sebagai media nasihat melalui syair dan lirik yang dilantunkan oleh penari.
Tarian ini dibawakan oleh penari wanita dewasa berjumlah 10 hingga 12 orang. Tarian ini biasanya dilaksanakan saat upacara adat seperti perkawinan dan melepas nazar.
5. Tari PHO
Kata PHO berasal dari kata peuba-e yang artinya meratap atau meratoh. Tarian PHO juga merupakan bentuk penghormatan rakyat Aceh kepada yang Mahakuasa.
Pada zaman dulu tarian ini dilakukan saat raja meninggal. Namun karena perkembangan zaman, tarian ini beralih fungsi sebagai kesenian rakyat.
6. Tari Siwah
Berbeda dengan tarian tradisional lainnya, tari siwah dilakukan menggunakan senjata tajam. Tarian ini menampilkan teknik bela diri yang dimiliki penari.
Dalam pertunjukan penari akan membuat lingkaran dan pada bagian tengah terdapat dayang yang membawa sajian ketan. Sajian ketan itu nantinya dibagikan ke penonton setelah pertunjukan selesai.
7. Tari Labehaten
Tari labehaten merupakan tari tradisional yang berasal dari daerah Singkil, Aceh. Tarian ini dilakukan oleh dua orang penari laki-laki. Dalam pertunjukannya, penari laki-laki akan merangkak layaknya seekor harimau. Tarian ini diiringi alat musik gendang.
8. Tari Tarek Pukat
Tarian tradisional ini menggambarkan aktivitas nelayan Aceh saat menangkap ikan. Dalam pertunjukan penari akan menggunakan pakaian tradisional yaitu baju lengan panjang, celana panjang dan kerudung.
Tarian ini biasanya ditampilkan dalam berbagai acara kebudayaan seperti upacara penyambutan, acara adat dan acara budaya.
9. Tari Ratoh Duek
Tarian tradisional ini dilakukan dengan penuh semangat karena menggambarkan tentang kebersamaan warga Aceh. Saat melakukan tarian ini, penari menggunakan pakaian khas Aceh yang sudah dimodifikasi.
Meskipun tarian ini dibawakan dengan semangat, namun makna tarian ini yaitu kegiatan berdoa atau berzikir.
10. Tari Guel
Tarian ini berasal dari budaya masyarakat Gayo. Menurut masyarakat Aceh, tarian ini memiliki filosofi dan nilai tentang kebudayaan mereka. Setiap gerakan dalam tarian ini memiliki pesan. Fungsi tarian ini sebagai upacara adat.

