Proses Terjadinya Angin Darat dan Angin Laut serta Penjelasannya
JAKARTA, celebrities.id - Proses terjadinya angin darat dan angin laut menjadi fenomena yang menarik untuk diulas. Jenis angin ini memiliki keunikan tersendiri dan perlu kamu ketahui sebagai ilmu pengetahuan.
Angin darat dan angin laut dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan dan suhu yang terjadi di daratan maupun di laut pada siang maupun malam hari. Lantas bagaimana prosesnya?
Berikut ini celebrities.id telah merangkum dari beberapa sumber pada Kamis (19/11/2023) terkait proses terjadinya angin darat dan angin laut.
Proses Terjadinya Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat dan angin laut masuk dalam jenis angin lokal yang berhembus di suatu wilayah dan waktu tertentu saja. Berikut penjelasan terkait proses terjadinya angin darat dan angin laut.
1. Proses Terjadinya Angin Darat
Merangkum dari buku GeoGrafi terbitan tahun 2020, proses terjadinya angin darat pertama kali dilakukan pada saat malam hari. Pada momen tersebut terjadi perbedaan sifat pemanasan antara daratan dan lautan. Di malam hari pergerakan udara panas di atas laut yang mengalami kenaikan, selanjutnya tempatnya digantikan dengan udara yang lebih dingin dari daratan.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada malam hari daratan akan lebih cepat dalam melepaskan panas dibandingkan dengan lautan yang lebih lambat dalam melepas panas. Dengan begitu udara yang bergerak dari daratan ke lautan dikenal dengan sebutan angin darat.
Angin darat merupakan fenomena alam yang banyak dimanfaatkan oleh para nelayan laut tradisional. Sebab pergerakan angin tersebut dapat digunakan untuk melaut dan mencari ikan.
2. Proses Terjadinya Angin Laut
Merangkum dari buku yang sama, proses terjadinya air laut diakibatkan pada siang hari karena temperatur daratan lebih tinggi ketimbang lautan. Tekanan udara di daratan lebih rendah dari pada tekanan udara di lautan. Oleh karena itu, terjadi pergerakan udara dari laut menuju ke darat dan disebut dengan angin laut.
Angin laut juga dimanfaatkan oleh nelayan sebagai petunjuk untuk kembali melanjutkan perjalanan pulang dari laut ke darat.


