Ketegangan dengan China Meningkat, Taiwan Perpanjang Wamil

Ketegangan dengan China Meningkat, Taiwan Perpanjang Wamil

Travel | BuddyKu | Rabu, 28 Desember 2022 - 00:36
share

TAIPEI Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengumumkan perpanjangan wajib militer (wamil) dari empat bulan menjadi satu tahun di tengah meningkatnya ketegangan dengan China . China selama ini menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya.

Berbicara pada konferensi pers pada hari Selasa, Tsai mengumumkan rencana baru untuk memperkuat pertahanan Taiwan jika terjadi serangan dari Beijing.

"Perdamaian tidak akan jatuh dari langit. Taiwan berada di garis depan ekspansi otoriter," katanya seperti dikutip dari BBC , Rabu (28/12/2022).

Tsai mengatakan wajib militer juga akan menjalani pelatihan yang lebih intensif, meminjam beberapa elemen dari Amerika Serikat (AS) dan militer maju lainnya.

Dia menambahkan bahwa sistem pertahanan pulau itu saat ini tidak memadai untuk mengatasi agresi dari China, yang merupakan salah satu militer terbesar dan tercanggih di dunia.

Baca: 34 Pesawat Militer China Terobos Garis Median, Takut-takuti Taiwan

Tentara Taiwan telah menyusut sejak awal 1990-an ketika semua pria berusia di atas 18 tahun diharuskan untuk bertugas di militer hingga tiga tahun. Selama beberapa dekade berikutnya, layanan dipersingkat menjadi satu tahun dan 10 bulan sebelum dikurangi lagi menjadi empat bulan. Aturan baru mulai berlaku pada Januari 2024, bulan yang sama saat Taiwan akan memilih presiden berikutnya.

"Ini adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi sebagai presiden, sebagai kepala pasukan militer, adalah tugas saya yang tidak dapat dihindari untuk membela kepentingan nasional dan cara hidup demokrasi kita," ujar Tsai.

"Tidak ada yang menginginkan perang, orang Taiwan dan Taiwan adalah sama, dan komunitas internasional juga sama," ucapnya, seraya menambahkan agresi militer China menjadi semakin jelas setelah latihan perangnya di bulan Agustus.

Ketegangan antara Taipei dan Beijing melonjak pada Agustus setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu.

Beijing menanggapinya dengan mengadakan latihan militer terbesarnya di laut sekitar Taiwan. Taipei menyebut latihan itu "sangat provokatif".

Baca: Militer China Gelar Latihan Serangan di Sekitar Taiwan

Pada bulan Oktober, Presiden China Xi Jinping tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk reunifikasi dengan Taiwan dalam pidato pembukaannya di Kongres Partai Komunis di Beijing.

Belakangan pada minggu itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan China mengejar penyatuan dengan Taiwan pada waktu yang jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Taiwan juga menjadi titik panas dalam hubungan AS-China mengingat hubungan dekat pulau itu dengan Washington.

Kondisi itu diyakini menjadi poin diskusi utama ketika Xi Jinping bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di KTT G20 pada November lalu. Setelah pertemuan itu, Biden mengatakan dia tidak yakin China akan menginvasi Taiwan.

Tetapi ketegangan kembali meningkat pada hari Senin ketika Taiwan melaporkan salah satu serangan China terbesar di sekitar pulau itu, dengan 71 pesawat angkatan udara China, termasuk jet tempur dan drone, memasuki apa yang disebut zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Baca: Militer China Kirim 71 Jet Tempur dan 7 Kapal ke Taiwan

(ian)