Hadir di Museum MACAN, Ini 5 Instalasi Chiharu Shiota: The Soul Trembles yang Penuh Makna Terpendam
Tentang kenangan, mimpi, kecemasan, dan keheningan. Itulah pesan yang coba disampaikan oleh seniman asal Jepang, Chiharu Shiota, dalam pameran tunggalnya The Soul Trembles, yang tengah hadir di Museum Macan. Pameran tunggal \'Chiharu Shiota: The Soul Trembles\' ini berisi ratusan karya dari hampir 30 tahun sejak tahun 1990-an. Ia menggabungkan instalasi berskala besar dari patung, video performance , fotografi, hingga desain panggung.
Ketika masuk ke dalam, kamu akan merasakan nuansa yang cukup dark, disambut dengan lilitan benang berwarna merah, hitam, dan putih, serta iringan musik gemuruh. Nah, dari ratusan karyanya tersebut, berikut 5 instalasi yang paling sukses bikin saya terhanyut di dalamnya!
Uncertain Journey (2016/2019)

Salah satu karya yang menjadi simbol pergerakan dan ketidakpastian. Uncertain Journey merupakan instalasi yang dibuat dengan lilitan kompleks dari benang wol warna merah yang mengisyaratkan perjalanan manusia yang tidak sederhana. Benang-benang tersebut lalu terhubung menjadi satu ke sebuah perahu yang dibuat menggunakan bingkai logam.
Makna yang saya tangkap, perahu-perahu ini menggambarkan beberapa keputusan besar manusia setelah melalui perjalanan panjang. Well, meski begitu benang merah tak berhenti di satu perahu saja. Layaknya hidup yang harus terus berjalan tanpa ada kepastian. Makna di balik instalasi Uncertain Journey ini pasti sangat relate dengan banyak orang.
Where Are We Going? (2017/2019)

Kembali menampilkan bentuk perahu, namun dengan nuansa yang lebih cerah dan tidak sekompleks Uncertain Journey. Instalasi bertajuk Where Are We Going? ini menampilkan barisan perahu yang terbuat dari kawat dengan ornamen wol putih yang menghiasinya serta benang hitam yang menghujaninya. Perahu-perahu tersebut seakan melayang dengan bantuan tali yang mengikatnya.
Dalam membuat instalasi ini, Chiharu terinspirasi oleh kenangan masa kecilnya ketika ia bersama keluarga liburan menggunakan kapal feri dari Osaka ke Kochi. Mereka bermalam di sana, dan keesokan harinya Chiharu merasa seperti sedang berada di dunia baru, dunia liburan dan lautan. Ketika melihat instalasi ini, justru bukan kenangan masa kecil yang saya ingat, melainkan kerinduan akan cara berpikir anak kecil yang polos dan sederhana.
In Silence (2002/2019)

Ada perasaan asing dan berbeda ketika kita menghadiri lokasi duka, entah itu rumah duka, lokasi kejadian bencana, dan semacamnya. Perasaan ini yang saya rasakan ketika melihat instalasi In Silence dalam Chiharu Shiota: The Soul Trembles. Dalam keterangannya, instalasi ini terinspirasi dari kenangan masa kecilnya ketika melihat rumah tetangganya terbakar di tengah malam.
Sangat bisa dibayangkan, terlebih anak kecil memiliki hati yang diselimuti oleh perasaan takut, cemas, khawatir, sedih, hingga empati. Ia pun membuat instalasi In Silence dengan menggunakan kursi-kursi dan piano yang terbakar, lalu dibalut dengan rangkaian benang wol hitam yang berantakan. Oleh karena itu, keheningan jadi cara yang paling tepat untuk merayakan situasi tersebut.
Connecting Small Memories(2019)

Masih tentang kenangan masa kecil, sesuai namanya Connecting Small Memories merupakan instalasi berisi kumpulan diorama atau benda miniatur tiga dimensi yang mewakili barang-barang di sekitarnya. Mulai dari benda yang di rumahnya, kamarnya, meja belajar, dan lain sebagainya. Tanpa disadari barang-barang tersebut jadi saksi bisu perjalanan hidup Chiharu, tergambar dari benang merah yang saling menghubungkan satu sama lain. Well, salah satu aspek yang membuat saya menyukai instalasi ini, yakni karena bentuk-bentuk miniatur yang menggemaskan di tengah beragam instalasi yang lebih terkesan gelap dan mendalam.
AccumulationSearching for the Destination (2014/2019)

Jika harus memilih satu instalasi Chiharu Chiota: The Soul Trembles yang paling favorit, pilihan saya jatuh pada AccumulationSearching for the Destination. Entah mengapa, saya merasa sangat dekat dengan instalasi ini. Mungkin karena dalam keterangannya Chiharu menyampaikan bahwa ia melihat manusia-manusia yang hadir dalam setumpuk koper tersebut.
Mereka merantau, pergi meninggalkan kampung halamnnya untuk mengejar sesuatu. Begitu juga Chiharu yang meninggalkan Jepang dan sempat merantau ke Berlin. Sebagai perantau, saya pun sangat paham, bahkan kerap kali berakhir dengan mempertanyakan kembali keputusan saya untuk terus merantau ini.

Sebagai penutup dalam acara media visit pada Kamis (24/11) lalu, Chiharu Shiota berkata, Ini adalah pameran tunggal pertama saya di Indonesia. Saya ingin terhubung dengan orang-orang di Jakarta dan membawa mereka merasakan sesuatu yang berbeda dari kehidupan sehari-hari. Saya rasa seni adalah bagian penting dari hidup kita, dan saya akan merasa tersanjung jika anda dapat melihat karya-karya saya selama 30 tahun ini dan merasakan jiwa anda tergetar".
Jika tertarik, pameran tunggal Chiharu Shiota: The Soul Trembles dibuka untuk umum mulai 26 November 2022 hingga 30 April 2023 di Museum Macan, ya!




