Senjata Tradisional Kalimantan, Mematikan Dibubuhi Racun

Senjata Tradisional Kalimantan, Mematikan Dibubuhi Racun

Travel | BuddyKu | Sabtu, 6 Agustus 2022 - 22:12
share

JAKARTA, iNews.id - Senjata tradisional Kalimantan termasuk warisan budaya daerah. Senjata tradisional merupakan alat yang diciptakan oleh suatu kebudayaan dan berkaitan erat dengan masyarakat setempat.

Senjata tradisional dipakai untuk berlindung dari serangan musuh. Selain itu, biasanya digunakan untuk kebutuhan hidup, seperti halnya berladang dan juga berburu pada zaman dahulu.

Senjata tradisional di berbagai wilayah Indonesia sangat beragam. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya kebudayaan dan suku yang ada di Indonesia, tidak terkecuali di Kalimantan.

Provinsi Kalimantan terbagi menjadi lima wilayah, yaitu Kalimantan Barat, Timur, Utara, Tengah dan Selatan. Masing-masing wilayah tersebut mempunyai berbagai macam senjata tradisional.

Berikut senjata tradisional Kalimantan :

Mandau

Senjata tradisional Kalimantan, salah satunya mandau. Senjata ini umumnya digunakan oleh para raja ataupun kepala suku yang berasal dari masyarakat dayak. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, mandau merupakan senjata yang cukup sakral.

Mandau memiliki bentuk menyerupai parang dengan panjang sekitar 50 sentimeter. Pada dasarnya, senjata Mandau ini terdiri dari berbagai jenis. Namun apabila dilihat dari kelengkungan bilahnya, ada dua jenis senjata Mandau.

Pertama, yang memiliki bilah lurus dan yang kedua yang memiliki bilah yang condong ke belakang.

Untuk jenis senjata mandau, pertama Mandau Ilang. Mandau yang satu ini memiliki bentuk bilah yang cenderung lurus. Sementara untuk jenis yang kedua yaitu mandau Langgi Tinggang, yaitu Mandau yang memiliki bentuk bilah yang lebih condong ke belakang.

Lalu, ada juga mandau naibur, yaitu mandau yang memiliki pengait dan juga ada mandau pakaga dan bayao yang memiliki variasi sendiri.

Berdasarkan bentuk hiasan yang ada di senjata Mandau ini, bisa juga diketahui ciri-ciri dari masyarakat dayak karena ada berbagai macam suku dayak, seperti Dayak Mbalan, Dayak Ngaju, Dayak Maanyan, Dayak Bahau dan sub lainnya dari suku dayak.

Ciri khas dari senjata mandau ini terdapat ukiran yang ada pada nikahnya tidak terlalu menonjol. Namun, memiliki khas tersendiri dari milik suku dayak. Tak hanya ukuran saja, mandau juga akan diberi tambahan lubang pada bilahnya dan kemudian akan ditutup menggunakan tembaga ataupun emas.

Sementara untuk sarung bilah mandau umumnya disebut dengan kumpang. Pada umumnya, kumpang terbuat dari kayu yang sudah dilengkapi dengan hiasan ukiran dan sudah terikat dengan kantong yang terbuat dari kulit kayu.

Kantong tersebut umumnya diisi dengan pisau penyerut dan kayu gading yang dianggap oleh masyarakat dapat menolah hewan buas. Umumnya, mandau akan disarungkan ke dalam lumpang dan diikat ke pinggang menggunakan jalinan rotan.

Sumpit

Sumpit atau Sipet merupakan senjata tradisional Kalimantan Timur. Senapan khas ini berbentuk panjang dan berlubang di bagian tengah. Sebagai ganti peluru, jarum-jarum akan mengisi selongsong ruang kosong dalam sumpit.

Penggunanya cukup menghembuskan napas ke dalam rongga sumpit untuk melontarkan jarum yang ada di dalamnya. Jarum yang dilontarkan tersebut seringkali dibubuhi racun yang dapat menyebabkan orang meninggal dunia.

Diperlukan kemampuan membidik yang akurat bagi seseorang untuk menggunakan senjata ini. Kabarnya, kemahiran Suku Dayak dalam menggunakan sumpit pernah membuat tentara Belanda lari ketakutan.

Untuk panjang dari sumpit mencapai 1,5-2 meter supaya keunggulan dari sumpit dapat lebih maksimal. Keunggulan senjata tersebut dapat menembak dengan jarak jauh, 200 meter dan tidak akan mengeluarkan suara sama sekali.

Dalam adat dayak, senjata yang satu ini juga dibuat sebagai mas kawin. Sementara di masa modern seperti sekarang, senjata sumpit biasanya dipakai untuk perlombaan, misalnya saat Festival Erau, Tenggarong, Kalimantan Timur.

Dohong

Dohong merupakan senjata tradisional Kalimantan Utara yang berbentuk menyerupai keris dengan ukuran yang lebih besar. Dohong memiliki sisi mata uang yang tajam dengan pegangan yang terbuat dari tanduk kerbau yang telah mati.

Namun cukup disayangkan, senjata yang satu ini sudah hampir punah dan tidak ada orang yang mengenalnya. Meskipun ada yang punya, mereka hanya akan menggunakannya sebagai benda pusaka. Hal itu karena bentuk dari senjata ini tak memungkinkan untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada acara tertentu, senjata dohong akan dikeluarkan dari sarung oleh para tetua adat yang memiliki senjata tersebut. Umumnya hanya kepala suku saja yang boleh memiliki dan juga menggunakan senjata ini. Di zaman sekarang, senjata dohong telah sulit sekali ditemukan. Bahkan di kalangan masyarakat Dayak itu sendiri.

Lonjo atau Tombak

Lonjo atau tombak merupakan senjata tradisional Kalimantan Timur. Senjata ini biasanya digunakan untuk berburu ataupun berperang.

Lonjo sendiri memiliki bentuk ujung yang panjang dan runcing. Ujung dari senjata ini juga terbuat dari besi tempat yang telah diasah hingga tajam. Pegangan dari tombak ini terbuat dari kayu dan juga bambu. Untuk menyatukannya, besi dan bambu akan disambungkan dengan menggunakan rotan.

Umumnya, masyarakat Dayak akan menyambungkan kedua bagian dengan menggunakan anyaman rotan karena cenderung sangat kuat dan juga tahan lama. Bahkan, menurut kepercayaan masyarakat dayak, lonjo atau tombak memiliki energi cukup dalam dan dapat membuat pemiliknya menjadi lebih kuat.

Pada bagian gagang senjata ini terdapat beberapa hiasan. Sehingga hal itu membuat senjata ini menjadi lebih menarik.

Telawang atau Perisai

Senjata tradisional Kalimantan selanjutnya, yakni telawang atau perisai merupakan senjata tradisional yang berasal dari Kalimantan Timur. Senjata yang satu ini memiliki banyak sebutan seperti telabang ataupun kelembit.

Senjata ini umumnya dipakai oleh masyarakat sebagai pelindung diri dari segala serangan musuh yang datang ketika terjadi peperangan.

Biasanya dibuat menggunakan kayu pelantan atau pelai, yaitu kayu kuat namun tetap ringan. Kayu ini dibentuk hingga menyerupai bentuk prisma dengan lebar sekitar 30 hingga 50 sentimeter dan panjang sekitar 1,5 hingga 2 meter.

Senjata ini juga sudah dilengkapi dengan pegangan, tujuannya supaya penggunanya dapat menggenggam dengan nyaman. Sementara di bagian depan dibentuk menyerupai atas rumah dengan ukiran khas suku dayak.

Bujak

Bujak merupakan senjata tradisional Kalimantan yang mirip dengan tombak. Bedanya, yaitu terdapat pada tangkai dari senjata Bujak yang terbuat dari kayu lilin dengan mata besi yang terbuat dari besi.

Sementara untuk ukuran dari panjang bujak ini kurang lebih tiga meter. Umumnya masyarakat dayak akan memberikan racun yang berupa getah dari pohon ipuh dengan tujuan supaya senjata ini lebih mematikan. Penggunaan senjata ini umumnya akan digunakan untuk berburu hewan di hutan.

Bujak juga memiliki kait yang ada di ujungnya. Biasanya disebut dengan serepang yang umumnya digunakan oleh masyarakat untuk menangkap ikan.

Gayang

Gayang merupakan senjata tradisional yang berasal dari suku Dayak Kadazan Dusun. Senjata yang satu ini mempunyai bentuk seperti mandau. Namun perbedaan dari kedua sisi senjata terdapat pada model bilah dan juga sarung parang yang melengkung, seperti parang ilang yang berasal dari Dayak Iban.

Ukuran dari keduanya juga berbeda. Ukuran dari bilah senjata gayang lebih panjang dibandingkan dengan senjata mandau. Senjata yang satu ini umumnya dikaitkan dengan kekuatan supranatural. Hal itu dikarenakan pada saat proses pembuatannya harus melakukan berbagai macam ritual tertentu.

Keris

Keris merupakan salah satu senjata tradisional dari Kalimantan Timur. Termasuk benda pusaka yang berasal dari Kerajaan Kutai. Senjata yang satu ini umumnya dipakai sebagai pelengkap dari upacara penobatan Sultan Kutai Kartanegara.

Jika kalian ingin melihat senjata keris ini, kalian dapat mengunjungi Museum Mulawarman Kutai Kartanegara yang ada di lantai dua.

Parang Kemudi Singkir

Menurut buku yang berjudul, Mengenal Koleksi Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, karya Syarifuddin dan M Saperi Kadir, Parang Kemudi Singkir merupakan senjata tradisional Kalimantan Selatan yang dipakai untuk pertahanan diri dari serangan musuh dan juga untuk menyerang musuh. Selain itu, senjata parang ini secara bersamaan juga memiliki fungsi sebagai benda pusaka.

Bentuk dari senjata parang kemudi singkir ini mirip menyerupai mandau. Selain itu dihiasi dengan lukisan huruf, angka, bintang, hewan, bulan dan lain sebagainya pada bagian kiri dan kanan senjata.

Senjata ini biasanya dibuat dengan menggunakan besi baja berwarna kehitaman dengan hulu yang terbuat dari kayu dan kemudian di ukir dengan bentuk kepala ular.

Sungga

Senjata tradisional Kalimantan selanjutnya, Sungga. Digunakan ketika Perang Banjar oleh para pejuang yang dipimpin oleh Tumenggung Antaluddin. Senjata ini digunakan sebagai alat pembabat pasukan Belanda ketika mereka ingin menyerang benteng pertahanan di Gunung Madang.

Untuk bahan untuk pembuatan senjata Sungga beserta sayapnya ini, besi baja berwarna kehitaman yang kemudian dibentuk dengan siku yang memanjang.

Keris Kuningan Dewa Huti

Senjata tradisional Kalimantan berikutnya, keris kuningan dewa huti. Biasanya digunakan sebagai senjata untuk pertahanan diri. Selain itu, senjata ini juga digunakan sebagai sarana alat upacara.

Senjata tradisional Kalimantan ini umumnya terbuat dari kuningan yang memiliki panjang 24 sentimeter dan lebar 5,5 sentimeter. Sementara bentuk dari mata keris ini mirip dengan keris naga runting yang memiliki ukiran kepala naga sampai ekornya yang menghiasi sampai ujung keris. Terdapat pula patung dewa huti yang posisinya seolah berada di atas air.

Topik Menarik