Sejarah Menarik Hagia Sophia, Pernah Jadi Gereja Hingga Masjid

Sejarah Menarik Hagia Sophia, Pernah Jadi Gereja Hingga Masjid

Travel | BuddyKu | Selasa, 2 Agustus 2022 - 09:24
share

Hagia Sophia di Istanbul, Turki menjadi bangunan yang memiliki sejarah panjang sejak di bangun pada abad ke-6. Bangunan yang kerap menarik perhatian jutaan wisatawan karena keindahannya ini memiliki sejarah yang menarik. Bangunan ini beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari gereja, museum hingga masjid.

Hagia Sophia sudah banyak mengalami renovasi dan perluasan selama berabad-abad ini. Pada abad ke-6 Masehi, Hagia Sophia atau dalam penyebutan bahasa Turki, Ayasofya merupakan sebuah gereja yang dijuluki sebagai Gereja Kebijaksanaan Suci (Church of Holy Spirit).

Menurut ensiklopedia Britannica, bangunan ini pertama didirikan di atas pondasi atau tempat kuil pagan atas perintah Kaisar Konstantinus I. Kemudian dijadikan sebagai gereja Ortodoks oleh putranya, Konstantinus II. Hagia Sophia menjadi gereja tempat para penguasa dinobatkan dan menjadi katedral paling besar di periode pemerintahan Kekaisaran Bizantium.

Hagia Sophia pernah hancur terbakar akibat kerusuhan konflik politik keluarga kaisar Arkadios, penguasa Bizantium. Selepas Arkadios mangkat, pemerintahan dilanjutkan oleh Kaisar Theodosius II yang kemudian membangun struktur kedua di Hagia Sophia. Ia membangun lima nave (bagian tengah gereja) dengan atap yang terbuat dari kayu.

Hagia Sophia rusak dibakar untuk kedua kalinya pada Kekaisaran Bizantium akibat rusuh yang terjadi selama pemberontakan Nikka terhadap Kaisar Justinian I. Setelah kerusuhan tersebut, Hagia Sophia dibongkar karena dampak kerusakan yang parah. Justinian I kemudian memerintahkan dua arsitek terbaik pada masanya, Isidoros dan Anthemios untuk mendirikan ulang bangunan Hagia Sophia.

Struktur bangunan yang ketiga inilah yang menjadi paling mahsyur dan diakui sebagai fondasi awal dari bangunan Hagia Sophia yang sekarang terkenal.

Setelah era Kekaisaran Bizantium runtuh karena ditaklukkan oleh Kekaisaran Ottoman yang dipimpin Sultan Mehmed II, Hagia Sophia berganti status menjadi masjid.

Nama Hagia Sophia tetap dipertahankan oleh Sultan Mehmed II. Sebagaimana kata sophia dalam bahasa Yunani yang berarti kebijaksanaan, arti lengkap dari Hagia Sophia yaitu tempat suci bagi Tuhan. Sultan Mehmed bermaksud mempertahankan kesucian Hagia Sophia dan hanya mengubah status fungsinya dari gereja menjadi tempat ibadah untuk umat Islam.

Pada masa pemerintahan Mehmed II, Mosaik serta lukisan bercorak Kristen yang menghiasi dinding Hagia Sophia ditutupi dan diplester. Seorang seniman kaligrafi terkenal kala itu, Kazasker Mustafa mulai mengguratkan tulisan-tulisan islami di beberapa interior Hagia Sophia. Selain itu, ditambahkan juga sentuhan arsitektur Islam seperti mihrab, pendirian empat menara untuk melantunkan adzan, pembangunan madrasah, serta perpustakaan.

Setelah Kekaisaran Ottoman tak memerintah lagi dan Turki menjadi negara republik, Hagia Sophia kembali beralih fungsi menjadi museum. Pengubahan status ini dilakukan di bawah perintah presiden pertama Republik Turki, Mustafa Kemal.

Ketika Hagia Sophia menjadi museum, plester-plester yang yang menutupi dinding Hagia Sophia dibuka. Lantas, akan terlihat lukisan Bunda Maria dan bayi Yesus, yang ternyata berjejer dengan kaligrafi Allah dan Muhammad SAW. Selanjutnya, Hagia Sophia dinobatkan menjadi situs Warisan Dunia UNESCO yang disebut Area Bersejarah Istanbul, sejak tahun 1985.

Alur panjang Hagia Sophia kini berputar lagi. Atas putusan pengadilan administrasi utama Turki, pada 10 Juli 2020, status museum Hagia Sophia dicabut dan diubah status fungsinya menjadi Masjid oleh Presiden Turki, Erdogan dan dibuka untuk ibadah pada 24 Juli 2020.

BINT#3

Topik Menarik