Kumpulan Contoh Teks Cerita Sejarah dan Struktur Lengkap
JAKARTA, celebrities.id - Kumpulan contoh teks cerita sejarah dapat menjadi tambahan wawasan bermanfaat tentang jenis penulisan teks cerita yang lebih terstruktur dan beragam.
Dalam teks cerita sejarah, umumnya terdiri dari tiga struktur pembangunnya, yakni orientasi, urutan peristiwa dan reorientasi.
Teks cerita sejarah mengandung peristiwa atau kejadian yang disusun sesuai fakta yang ada, baik yang benar-benar terjadi maupun cerita rakyat yang dianggap pernah terjadi layaknya legenda.
Teks ini juga menceritakan tentang asal-usul atau latar belakang terjadinya sesuatu hal yang mempunyai nilai di masa lalu dan masa sekarang serta bersifat naratif atau deskriptif.
Dilansir dari berbagai sumber, celebrities.id, Jumat (29/7/2022) telah merangkum contoh teks cerita sejarah, sebagai berikut.
Mengenal Teks Cerita Sejarah
Merujuk pada e-Modul Bahasa Indonesia Kelas XII tentang Teks Cerita Sejarah (2019) oleh Supatmi dkk, teks cerita sejarah merupakan teks yang menerangkan dan menceritakan tentang fakta dan kejadian masa lalu dan menjadi latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai sejarah.
Teks cerita sejarah umumnya ditulis secara kronologis dan merupakan bentuk teks cerita ulang. Memiliki struktur teks seperti orientasi, urutan peristiwa dan reorientasi. Teks jenis ini juga kerap memakai konjungsi temporal (kata penghubung yang berhubungan dengan waktu) dan isi cerita sebagian besar berupa fakta.
Contoh Teks Cerita Sejarah
1. Kemelut di Majapahit
- Orientasi
Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak melupakan jasa-jasa para senopati (perwira) yang setia dan banyak membantunya semenjak dahulu itu membagi-bagikan pangkat kepada mereka. Ronggo Lawe diangkat menjadi adipati di Tuban clan yang lain-lain pun diberi pangkat pula. Dan hubungan antara junjungan ini dengan para pembantunya, sejak perjuangan pertama sampai Raden Wijaya menjadi raja, amatlah erat dan baik. Akan tetapi, guncangan pertama yang memengaruhi hubungan ini adalah ketika Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang Raja Kertanegara, telah menikah lagi dengan seorang putri dari Melayu. Sebelum putri dari tanah Malayu ini menjadi istrinya yang kelima, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana telah mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara. Hal ini dilakukannya karena beliau tidak menghendaki adanya dendam dan perebutan kekuasaan kelak. Keempat orang puteri itu adalah Dyah Tribunan yang menjadi permaisuri, yang kedua adalah Dyah Nara Indra Duhita, ketiga adalah Dyah Jaya Inderadewi, clan yang juga disebut Retno Sutawan atau Rajapatni yang berarti "terkasih" karena memang putri bungsu dari mendiang Kertanegara ini menjadi istri yang paling dikasihinya. Dyah Gayatri yang bungsu ini memang cantik jelita seperti seorang dewi kahyangan, terkenal di seluruh negeri dan kecantikannya dipuja-puja oleh para sastrawan di masa itu. Akan tetapi, datanglah pasukan yang beberapa tahun lalu diutus oleh mendiang Sang Prabu Kertanegara ke negeri Malayu.
- Urutan Peristiwa
Pasukan ini dinamakan pasukan Pamalayu yang dipimpin oleh seorang senopati perkasa bernama Kebo Anabrang atau juga Mahisa Anabrang, nama yang diberikan oleh Sang Prabu mengingat akan tugasnya menyeberang (anabrang) ke negeri Malayu. Pasukan ekspedisi yang berhasil baik ini membawa pulang pula dua orang putri bersaudara. Putri yang kedua, yaitu yang muda bernama Dara Petak, Sang Prabu Kertarajasa terpikat hatinya oleh kecantikan sang putri ini, maka diambillah Dyah Dara Petak menjadi istrinya yang kelima. Segera ternyata bahwa Dara Petak menjadi saingan yang paling kuat dari Dyah Gayatri, karena Dara Petak memang cantik jelita clan pandai membawa diri. Sang Prabu sangat mencintai istri termuda ini yang setelah diperistri oleh Sang Baginda, lalu diberi nama Sri Indraswari. Terjadilah persaingan di antara para istri ini, yang tentu saja dilakukan secara diam-diam namun cukup seru, persaingan dalam memperebutkan cinta kasih dan perhatian Sri Baginda yang tentu saja akan mengangkat derajat dan kekuasaan masing-masing. Kalau Sang Prabu sendiri kurang menyadari akan persaingan ini, pengaruh persaingan itu terasa benar oleh para senopati clan mulailah terjadi perpecahan diam-diam di antara mereka sebagai pihak yang bercondong kepada Dyah Gayatri keturunan mendiang Sang Prabu Kertanegara, clan kepada Dara Petak keturunan Malayu. Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang amat setia sejak zaman Prabu Kertanegara, berpihak kepada Dyah Gayatri. Namun, karena segan kepada Sang Prabu Kertarajasa yang bijaksana, persaingan clan kebencian yang dilakukan secara diam-diam itu tidak sampai menjalar menjadi permusuhan terbuka. Kiranya tidak ada terjadi hal-hal yang lebih hebat sebagai akibat masuknya Dara Petak ke dalam kehidupan Sang Prabu, sekiranya tidak terjadi hal yang membakar hati Ronggo Lawe, yaitu pengangkatan patih hamengku bumi, yaitu Patih Kerajaan Majapahit.
- Reorientasi
Ketika mendengar berita ini dia sedang makan, seperti biasa dilayani oleh kedua orang istrinya yang setia, yaitu Dewi Mertorogo clan Tirtowati. Mendengar berita itu dari seorang penyelidik yang datang menghadap pada waktu sang adipati sedang makan, Ronggo Lawe marah bukan main. Nasi yang sudah dikepalnya itu dibanting ke atas lantai clan karena dalam kemarahan tadi sang adipati menggunakan aji kedigdayaannya, maka nasi sekepal itu amblas ke dalam lantai.
Kemudian terdengar bunyi berkerotok dan ujung meja diremasnya menjadi hancur. "Kakangmas adipati, harap Paduka tenang;\' Dewi Mertorogo menghibur suaminya. "Ingatlah, Kakangmas Adipati, sungguh merupakan hal yang kurang baik mengembalikan berkah ibu pertiwi secara itu:\' Tirtowati juga memperingatkan karena melempar nasi ke atas lantai seperti itu penghinaan terhadap Dewi Sri clan dapat menjadi kualat. Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri, membiarkan kedua tangannya dicuci oleh kedua orang istrinya yang berusaha menghiburnya. \'\'Aku hams pergi sekarang juga!" katanya."Pengawal lekas suruh persiapkan si Mego Lamat di depan! Aku akan berangkat ke Majapahit sekarang juga!" Mego Lamat adalah satu di antara kuda-kuda kesayangan Adipati Ronggo Lawe, seekor kuda yang amat indah clan kuat, warna bulunya abu-abu muda. Semua cegahan kedua istrinya sama sekali tidak didengarkan oleh adipati yang sedang marah itu.
(Sumber: Kemendikbud, Modul Informasi Teks Cerita Sejarah Bahasa Indonesia Kelas XII)
2. Kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi
- Orientasi
Berkisah pada zaman dahulu di daerah Jawa Barat, seorang wanita cantik bernama Dayang Sumbi hidup dengan putranya Sangkuriang dan anjing kesayangan mereka. Anjing tersebut selalu menemani kemana Sangkuriang pergi namun tidak pernah membantu Sangkuriang dalam berburu. Hal itu tentunya membuat Sangkuriang tidak menyukai anjingnya.
- Urutan Peristiwa
Suatu hari kemarahan Sangkuriang tidak dapat terbendung dan membuatnya tega membunuh anjingnya. Lalu saat sesampai di rumah, Sangkuriang memberikan hati anjingnya untuk ibunya. Dayang Sumbi yang tidak mengetahuinya lalu memasaknya dan memakannya. Saat Dayang Sumbi bertanya di mana anjingnya, Sangkuriang berbicara bahwa anjingnya telah dibunuh dan hatinya diberikan kepada Dayang Sumbi. Mendengar hal tersebut Dayang Sumbi marah dan memukul kepala Sangkuriang hingga berdarah. Sangkuriang kemudian pergi meninggalkan rumah. Hal yang membuat Dayang Sumbi marah karena anjing tersebut merupakan jelmaan ayah Sangkuriang. Hati anjing yang dimakan Dayang Sumbi membuatnya awet muda dan semakin cantik saja. Sehingga saat beberapa tahun kemudian Sangkuriang pulang dan tidak mengenali ibunya tersebut. Sangkuriang jatuh cinta pada Dayang Sumbi dan berniat menikahinya. Awalnya Dayang Sumbi tidak menolak namun suatu hari saat sedang membenarkan ikat kepala Sangkuriang Dayang Sumbi melihat sebuah luka di kepala. Dimana mengingatkannya dengan kejadian saat dahulu Dayang Sumbi melukai anaknya dengan memukul di kepala. Hal itu membuat Dayang Sumbi sadar yang akan menikahinya adalah anaknya sendiri. Sehingga Dayang Sumbi menolak pernikahan tersebut namun Sangkuriang seperti tidak mau menerima kenyataan dan tetap ingin menikahi ibu kandungnya sendiri. Akhirnya Dayang Sumbi memberikan persyaratan yaitu Sangkuriang harus mampu membendung sungai Citarum dan membuatkan sampan besar. Semua itu harus selesai dalam satu malam. Ternyata Sangkuriang meminta bantuan jin untuk sehingga permintaan Dayang Sumbi dengan mudah diselesaikan.
- Reorientasi
Akhirnya sebelum fajar pekerjaan sudah hampir selesai. Dengan bantuan warga Dayang Sumbi mampu menggagalkan Sangkuriang menyelesaikan syaratnya yaitu kain sutra dibentang ke arah timur kota sehingga seperti fajar. Merasa gagal akhirnya sangkuriang menghancurkan pekerjaannya tersebut. Sehingga bendungan yang rusak membuat seluruh kota terendam. Sampan yang telah dibuat pun ditendang Sangkuriang hingga jatuh telungkup membentuk sebuah gunung. Dimana gunung inilah yang dikenal dengan nama Tangkuban Perahu.
(Sumber: Kemendikbud, Modul Informasi Teks Cerita Sejarah Bahasa Indonesia Kelas XII)
3. Tsunami Aceh
- Orientasi
Peristiwa yang sangat memilukan terjadi di bumi serambi Mekkah Aceh. Gempa bumi dan Tsunami Aceh pada hari Minggu pagi, 26 Desember 2004. Kurang lebih 500.000 nyawa melayang dalam sekejab di seluruh tepian dunia yang berbatasan langsung dengan samudra Hindia.Di daerah Aceh merupakan korban jiwa terbesar di dunia dan ribuan banguan hancur lebur, ribuan pula mayat hilang dan tidak di temukan dan ribuan pula mayat yang dikuburkan secara massal.
- Urutan Peristiwa
Gempa terjadi pada waktu tepatnya jam 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316 N 95.854 E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika. Kepanikan ini terjadi dalam durasi yang tercatat paling lama dalam beberapa gempa bumi di berbagai tempat di dunia. Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara. Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar. Kekuatan gempa pada awalnya dilaporkan mencapai magnitude 9.0. Pada Februari 2005 dilaporkan gempa berkekuatan magnitude 9.3. Meskipun Pacific Tsunami Warning Center telah menyetujui angka tersebut. Namun, United States Geological Survey menetapkan magnitude 9.2. atau bila menggunakan satuan seismik momen (Mw) sebesar 9.3. Kecepatan rupture diperkirakan sebesar 2.5km/detik ke arah antara utara - barat laut dengan panjang antara 1200 hingga 1300 km. Menurut Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jan Egeland, jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara (hingga minggu 2/1/2005) mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Pasalnya, sebagian besar bantuan kemanusiaan terhambat masuk karena masih banyak daerah yang terisolir. Sementara itu data jumlah korban tewas di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh. Menurut U.S. Geological Survey korban tewas mencapai 283.100, 14.000 orang hilang dan 1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Menurut PBB, korban 229.826 orang hilang dan 186.983 tewas. Tsunami Samudra Hindia menjadi gempa dan Tsunami terburuk 10 tahun terakhir. Di Indonesia, gempa dan tsunami menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatera. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Tetapi, kebanyakan korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai barat Aceh.
- Reorientasi
Pemerintahan daerah Aceh lumpuh total, saat terjadi gempa bumi dan Tsunami Aceh, kebetulan di Jakarta sendiri sedang di adakan acara Halal Bi Halal masyarakat Aceh pasca menyambut lebaran Idul Fitri. Gempa Bumi yang terjadi pada jam 08:00 WIB dengan 9 Skala Richter Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa Bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh.Tepat jam 09:00 WIB satu persatu masyarakat Aceh yang hadir di Istora Jakarta panik karena hubungan telepon seluler ke Aceh putus total, mata mereka pada berkaca-kaca. Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa yang sangat mengesankan dan paling banyak memakan korban yang pernah terjadi di Indonesia. Semoga kejadian ini tidak terjadi kembali di negeri kita yang tercinta ini.
(Sumber: Buku B.Indonesia "Belajar dari Sejarah" Paket C Kelas XII,2020)
4. Sejarah Asal Muasal Uang
- Orientasi
Asal muasal uang berawal dari sistem barter yang menuju kepada perkembangan alat tukar barang langka atau barang berharga dan berlanjut kepada uang logam dan uang kertas, bahkan sampai uang elektronik atau uang online di internet. Asal muasal uang tidak lepas dari sejarah awal peradaban manusia di dunia. Sejak ribuan tahun yang lalu alat pembayaran uang telah banyak melewati perkembangan.
- Urutan Peristiwa
Pada awalnya orang mengadakan pembayaran dengan cara barter atau pertukaran barang. Hal ini terjadi karena manusia menyadari akan kebutuhan dan ketergantungannya antara satu dengan yang lainnya. Yang satu memiliki ikan dan membutuhkan sayur, yang lain memiliki sayur dan membutuhkan ikan, maka terjadilah tukar menukar barang kebutuhan yang disebut dengan barter. Demikian dengan barang-barang yang lainnya. Cara pertukaran barang yang demikian lama-kelamaan mengalami banyak kendala, karena belum tentu barang yang dimiliki dibutuhkan orang lain. Maka terjadilah kesepakatan bahwa barang yang langka dapat ditukarkan dengan bermacam-macam barang, karena barangnya langka dan dibutuhkan banyak orang. Barang-barang yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah barang yang diterima dan dibutuhkan oleh umum. Biasanya barang tersebut bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau barang-barang yang merupakan kebutuhan utama sehari-hari. Pada jaman dulu orang Romawi menggunakan garam sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut meluas, sampai orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam. Karena garam dibutuhkan oleh banyak orang dan tidak semua orang memiliki garam. Apalagi yang jauh dari laut.
- Reorientasi
Dalam perkembangannya manusia lebih senang menggunakan kertas surat tanda kepemilikan emas atau perak sebagai alat pembayaran yang dapat diterima, karena praktis, maka dibuatlah uang kertas senilai emas atau logam mulia yang dimiliki seseorang. Kertas ini dianggap berharga, Karena kertas tersebut diakui sebagai tanda bukti kepemilikan logam emas dan perak. Dalam sejarah pemakaian kertas sebagai bahan uang, Cina dianggap sebagai bangsa yang pertama kali membuatnya, yaitu sekitar abad pertama Masehi, pada masa Dinasti Tang. Setelah masa itu, barulah manusia membuat uang kertas yang
dicetak menggunakan alat cetak sebagai alat pembayaran yang sah sampai sekarang.
(Sumber: Buku B.Indonesia "Belajar dari Sejarah" Paket C Kelas XII,2020)
5. Pangeran Bondowoso dan Roro Jonggrang
-Orientasi
Sebuah kerajaan besar jatuh di musuh, kerajaan tersebut memiliki seorang putri cantik bernama Roro Jonggrang. Pangeran Bondowoso jatuh hati padanya dan berniat menikahi sang putri. Namun tentu saja Roro Jonggrang tidak menyukai pangeran Bondowoso sehingga meminta sarat yang sulit yaitu membuat seribu candi hanya dalam waktu semalam. Ternyata pangeran Bondowoso menyanggupinya.
- Urutan Peristiwa
Dengan bantuan jin dan roh halus sebelum menjelang fajar persyaratan sudah hampir dipenuhi Pangeran Bondowoso. Tentu saja melihat hal itu Roro Jonggrang panik dan memikirkan cara untuk mencegahnya memenuhi persyaratan. Akhirnya sang putri menyuruh pelayan untuk menumbuk lesung dan menebarkan bunga. Sehingga jin dan roh halus merasa hari sudah siang dan langsung menghentikan pekerjaannya. Pangeran Bondowoso merasa marah saat mengetahui cara licik Roro Jonggrang padahal hanya perlu 1 candi lagi untuk memenuhi persyaratan.
- Reorientasi
Kemurkaan pangeran Bondowoso akhirnya dilampiaskan dengan mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca ke 1000 untuk menggenapkan Candi.
(Sumber: Kemendikbud, Modul Informasi Teks Cerita Sejarah Bahasa Indonesia Kelas XII)


