5 Dampak Buruk Membandingkan Anak dengan Orang Lain
JAKARTA - 5 dampak buruk membandingkan anak dengan orang lain. Tak dipungkiri, masih banyak orang tua saat menasihati anaknya pernah membandingkan dengan anak orang lain. Meski sering dianggap wajar, kebiasaan membanding-bandingkan anak baik dengan anak lain maupun saudara sendiri ternyata dapat menimbulkan dampak buruk bagi perkembangan mental dan emosional anak.
Berikut lima kemungkinan terburuk yang dapat terjadi jika orang tua sering membandingkan anak:
1. Sering Berpikir Negatif
Pada awalnya, anak mungkin terpacu untuk menjadi lebih baik. Namun, jika orang tua tidak pernah mengapresiasi usaha anak dan terus membandingkannya dengan orang lain, anak akan merasa tidak pernah cukup baik.
Anak pun sulit merasa bangga atau puas terhadap pencapaiannya sendiri. Lama-kelamaan, pikiran negatif akan muncul, seperti merasa tidak akan pernah sukses, cemas berlebihan, dan takut gagal. Akibatnya, kepercayaan diri anak menurun dan kondisi mentalnya semakin terpuruk.
5 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Siap Menggila Lawan Mali U-22, Nomor 1 Bakal Cetak Hattrick?
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu mengapresiasi usaha anak, sekecil apa pun pencapaian yang diraih.
2. Mengalami Kecemasan Sosial
Anak yang sering dibandingkan cenderung meragukan dirinya sendiri dan menjadi pemalu. Ia bisa merasa tidak memiliki kelebihan yang layak dibanggakan, sehingga enggan berinteraksi dengan teman sebayanya.
Dalam kondisi yang lebih buruk, anak bahkan dapat menunjukkan perilaku negatif saat bersosialisasi. Hal ini terjadi karena ia memendam perasaan iri atau marah terhadap orang-orang yang kerap dijadikan pembanding oleh orang tuanya.
3. Memicu Persaingan Tidak Sehat
Kebiasaan membandingkan anak juga dapat memunculkan persaingan atau sibling rivalry, terutama jika perbandingan dilakukan dengan saudara kandung.
Anak bisa berasumsi bahwa orang tuanya lebih menyukai anak yang dianggap lebih unggul. Perasaan ini dapat menumbuhkan kebencian, perilaku agresif, hingga konflik berkepanjangan antar saudara.
4. Menumbuhkan Rasa Cemburu
Saat orang tua terus membandingkan anak dengan anak lain yang dianggap lebih baik, rasa cemburu pun tak terhindarkan. Anak merasa ada pihak yang difavoritkan, sehingga muncul perasaan tersisih.
Jika dibiarkan, kecemburuan yang tumbuh sejak kecil dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental anak, seperti menimbulkan kebencian, permusuhan, serta kekecewaan mendalam terhadap diri sendiri maupun orang lain.
5. Meragukan Kemampuan Diri
Terus-menerus dibandingkan tanpa diberi ruang untuk berkembang membuat anak semakin meragukan kemampuan dirinya sendiri. Anak merasa selalu kalah dan tidak pernah cukup baik dibandingkan orang lain.
Sebagai gantinya, orang tua sebaiknya membantu anak berkembang dengan cara yang lebih positif, yaitu dengan membimbing, memberi arahan yang jelas, serta mendukung proses perbaikan diri tanpa perlu membandingkannya dengan siapa pun.










