Ratusan Pekerja Asing Bekerja di Apartemen Hong Kong yang Terbakar, Mayoritas Warga Indonesia
HONG KONG, iNews.id - Data resmi mengungkap lebih dari 200 pekerja migran bekerja di blok apartemen Wang Fuk Court, Tai Po, Hong Kong, yang terbakar pekan lalu. Sebagian besar dari pekerja yang menjadi asisten rumah tangga itu berasal dari Indonesia dan Filipina.
Setidaknya 230 pekerja rumah tangga asing bekerja di kompleks tersebut, sebanyak 140 di antaranya berasal dari Indonesia dan 90 dari Filipina.
Api melahap tujuh dari delapan menara blok apartemen tersebut hingga menewaskan 146 orang sejauh ini. Selain itu 159 lainnya masih hilang.
Para pekerja tersebut umumnya perempuan yang juga bertugas merawat para lanjut usia yang mendominasi penghuni apartemen 31 lantai tersebut.
Cucu Susilawati, asisten rumah tangga (ART) asal Indonesia, mengatakan kepada surat kabar The New York Times, saat kebakaran terjadi dia menuruni tangga dari lantai 16, tak membawa apa pun. Beruntung saat kejadian tak ada majikannya di dalam unit apartemen.
Peraturan pemerintah mewajibkan para ART tinggal di trumah atau apartemen bersama majikan, tidak menyewa rumah sendiri. Oleh karena itu banyak pekerja yang terpaksa menempati ruang sempit di apartemen yang penuh sesak tersebut.
Sring Sringatin, sekretaris Serikat Buruh Migran Indonesia, mengatakan para pekerja migran Indonesia (PMI) khawatir kehilangan pekerjaan karena majikan mereka tak mampu lagi membayar upah setelah kejadian ini.
PMI yang kehilangan pekerjaan hanya diberi waktu 2 pekan untuk mencari majikan lain atau harus kembali ke Indonesia, demikian aturan yang berlaku.
Kisah mereka mengungkap bahwa para PMI juga memiliki risiko besar dengan pekerjaan mereka tinggal di apartemen padat seperti itu. Ada ampir 370.000 pekerja migran asing di Hong Kong, sebagian besar adalah perempuan. Selain melakukan tugas rumah tangga, mereka juga mengasuh anak-anak dan lansia.









