Iran Akhirnya Mulai Perundingan Nuklir Lagi dengan Negara-Negara Eropa
JENEWA, iNews.id - Iran melakukan perundingan nuklir dengan tiga negara Eropa (E3) yakni Inggris, Prancis, dan Jerman. Pertemuan tingkat pejabat itu digelar di Jenewa, Swiss, Selasa (26/8/2025).
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Kazem Gharibabadi mengatakan, pemerintahannya berupaya menemukan solusi diplomatik saling menguntungkan terkait program nuklir Iran. Dia menegaskan Iran tak akan meninggalkan program nuklirnya seraya mengingatkan negaranya tak berusaha membuat senjata.
"Majid Takht Ravanchi dan saya kembali melakukan pertemuan dengan para direktur politik dari tiga negara Eropa dan Uni Eropa di Jenewa. Kedua pihak menyampaikan pandangan masing-masing terkait Resolusi (Dewan Keamanan PBB) 2231. Iran tetap berkomitmen pada diplomasi dan solusi diplomatik saling menguntungkan," kata Gharibabadi, seperti dikutip dari Sputnik.
Dia menambahkan sudah saatnya bagi negara-negara Eropa untuk membuat pilihan tepat dan menyelesaikan isu nuklir dengan Iran melalui diplomasi.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran Esmaeil Baghaei mengatakan pemerintah dan E3 sepakat melanjutkan kontak terkait masalah nuklir dalam beberapa hari mendatang.
Sebelumnya tiga negara Eropa tersebut mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Iran jika menolak untuk kembali ke meja perundingan pada akhir Agustus. Inggris, Prancis, dan Jerman, bersama Amerika Serikat, China, Rusia, dan Uni Eropa, ikut menandatangani kesepakatan pengendalian nuklir Iran, Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) pada 2015. Namun AS, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, menarik diri dari kesepakatan tersebut pada 2018, kemudian melanjutkan kembali sanksi yang memukul perekonomian Iran.
Iran meneken JCPOA dengan imbalan pencabutan sanksi terkait program nuklirnya.
Namun setelah AS menjatuhkan kembali sanksi yang keras, Iran merasa tak perlu mengikuti kesepakatan itu kembali, hingga meningkatkan pengayaan uranium di atas ambang batas yang ditetapkan menjadi 60 persen. Pengayaan uranium Iran itu memicu kecurigaan Israel dan AS yang puncaknya melancarakan serangan pada pertengahan Juni lalu.










