Donald Trump Kembali Serang Jerome Powell usai The Fed Tahan Suku Bunga

Donald Trump Kembali Serang Jerome Powell usai The Fed Tahan Suku Bunga

Terkini | idxchannel | Jum'at, 20 Juni 2025 - 10:44
share

IDXChannel - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyerang Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di media sosial setelah bank sentral lagi-lagi menahan suku bunga acuan.

Pada Rabu, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25 persen dan 4,5 persen. Bank sentral mencatat tren inflasi tidak pasti karena kebijakan tarif Trump.

“Jerome Powell merugikan negara kita ratusan miliar dolar,” kata Trump di Truth Social, dilansir dari CNN pada Jumat (20/6/2025).

“Dia benar-benar salah satu orang terbodoh, dan paling merusak, di pemerintah," katanya.

Trump mendesak pemangkasan suku bunga acuan The Fed hingga 250 basis poin. Bank sentral biasanya menyesuaikan suku bunga acuannya naik atau turun sebanyak 25 basis poin dalam satu pertemuan, kecuali dalam situasi yang genting.

Ketika inflasi mencapai titik tertinggi dalam 40 tahun pada 2022, The Fed menaikkan suku bunga hingga 75 basis poin pada satu waktu. Sama halnya, ketika ekonomi sedang lesu selama awal pandemi, The Fed memangkas suku bunga secara agresif.

Powell menolak menanggapi sindiran Trump. Dia menegaskan mandat The Fed untuk menjaga inflasi tetap rendah dan pertumbuhan lapangan kerja tetap tinggi. Ketika ditanya tentang keinginan Trump untuk mencalonkan ketua The Fed baru tahun depan saat masa jabatannya berakhir, Powell mengatakan ia hanya fokus pada saat ini.

“Dari sudut pandang saya, ini tidak rumit. Yang diinginkan semua orang di Komite Pasar Terbuka Federal adalah ekonomi Amerika yang baik dan solid dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan stabilitas harga. Itulah yang kami inginkan. Kebijakan kami saat ini diposisikan untuk mewujudkannya," katanya.

Anggota The Fed dalam proyeksi ekonomi mereka memperkirakan dua pemotongan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin pada paruh kedua tahun ini, yang akan membawanya berada di kisaran 3,75 persen hingga 4 persen. Namun, Trump tetap tidak puas.

“Eropa telah melakukan 10 pemotongan, kita tidak melakukannya sama sekali. Kita seharusnya 250 basis poin lebih rendah, dan menghemat miliaran untuk semua utang jangka pendek Biden,” kata Trump. 

“Inflasi kita rendah," katanya.

Meskipun inflasi AS tetap rendah, Powell mencatat harga mungkin akan naik dalam beberapa bulan mendatang karena perusahaan menjual barang-barang yang dikenakan tarif.

“Kami memproyeksikan lebih banyak inflasi selama musim panas. Perlu waktu bagi tarif untuk bekerja melalui rantai distribusi ke konsumen akhir. Contoh bagusnya adalah barang-barang yang dijual di pengecer saat ini mungkin telah diimpor beberapa bulan lalu sebelum tarif diberlakukan," kata Powell. (Wahyu Dwi Anggoro)

Topik Menarik