BI Ungkap Bukti Kredit Perbankan Kian Melambat, Mei 2025 Cuma Tumbuh 8,43 Persen
IDXChannel - Bank Indonesia (BI) melaporkan peran kredit perbankan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi terjadi sedikit perlambatan. Berdasarkan data terbaru, kredit perbankan pada Mei 2025 tumbuh sebesar 8,43 persen (yoy), sedikit melambat dari 8,88 persen (yoy) pada April 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dari sisi penawaran, preferensi perbankan terhadap penanaman surat-surat berharga masih kuat, di tengah standar penyaluran kredit (lending standard) yang mulai meningkat.
"Kondisi likuiditas perbankan masih memadai, meskipun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung melambat dari awal Januari 2025 sebesar 5,51 persen (yoy) menjadi 4,29 persen (yoy) pada Mei 2025," ujarnya dalam pengumuman hasil RDG BI periode Juni 2025 secara virtual, Rabu (18/6/2025).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit terutama didorong oleh sektor jasa sosial, industri, dan lainnya. Sementara itu, kredit ke sektor Perdagangan, Pertanian, dan Jasa Dunia Usaha dinilai perlu terus ditingkatkan untuk mendukung pembiayaan ekonomi.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit investasi tercatat sebesar 13,74 persen (yoy), kredit modal kerja sebesar 4,94 persen (yoy), dan kredit konsumsi sebesar 8,82 persen (yoy) pada Mei 2025.
Pembiayaan syariah menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 9,19 persen (yoy), sedangkan kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tumbuh sebesar 2,17 persen (yoy).
Dengan perkembangan kredit hingga Mei 2025 tersebut dan prospek perekonomian ke depan, kata Perry, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 akan berada pada kisaran 8-11 persen.
"Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif, termasuk melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM)," katanya.
Dia mengungkapkan, total insentif KLM hingga minggu kedua Juni 2025 mencapai sebesar Rp372 triliun, yang disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp164 triliun, bank BUSN sebesar Rp166,4 triliun, BPD sebesar Rp36 triliun, dan KCBA sebesar Rp5,6 triliun.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan yang didukung oleh perluasan sumber pendanaan, serta memperkuat sinergi dengan Pemerintah, otoritas keuangan, Kementerian/Lembaga, perbankan, dan pelaku usaha," ujar Perry.
(Dhera Arizona)