Pramono Bakal Selesaikan Masalah Tiang Pancang Monorel di Rasuna Said-Asia Afrika: Ganggu Keindahan!

Pramono Bakal Selesaikan Masalah Tiang Pancang Monorel di Rasuna Said-Asia Afrika: Ganggu Keindahan!

Terkini | okezone | Kamis, 22 Mei 2025 - 06:05
share

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung bakal menyelesaikan permasalahan tiang pancang proyek monorel yang membentang di Jalan Rasuna Said-Asia Afrika, usai mangkrak puluhan tahun sejak era Gubernur Sutiyoso dan resmi dihentikan era Gubernur Fauzi Bowo alias Foke.

"Kalau teman-teman sekalian lewat di Rasuna Said maupun di Senayan. Ada kolom-kolom untuk monorel yang sampai hari ini semuanya gak mau nyentuh untuk diselesaikan. Kalau bagi saya pribadi ini adalah hal yang harus diselesaikan. Sehingga yang seperti itu akan kami selesaikan," ujar Pramono di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2025).

Pramono akan mengkaji putusan terkait proyek monorel yang mangkrak tersebut. Namun, baginya itu bukan masalah karena telah mengganggu keindahan atau estetika Jakarta.

"Ya tergantung putusannya. Tergantung putusannya, apakah, kan ini kan sudah sesuatu yang lewat lama banget. Semua orang enggak mau nyentuh, karena memang ya ini kan ada persoalan hukumnya. Tapi bagi saya enggak, karena ini mengganggu keindahan Jakarta. Malah yang seperti ini yang harus dibereskan," ucapnya.

Sekedar informasi, pembangunan monorel di Ibu Kota dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada 2002 untuk mengembangkan moda angkutan massal selain bus Transjakarta dan subway. Monorel di Jakarta terbagi dalam dua jalur. Rute jalur hijau (green line) yakni Semanggi-Casablanca- Kuningan-Semanggi dan jalur biru (blue line) meliputi Kampung Melayu-Casablanca- Tanah Abang-Roxy. 

 

Pada 2004 konstruksi pun mulai dikerjakan dengan membuat tiang-tiang pancang. Namun, pembangunan proyek ini tersendat-sendat. Harapan sempat muncul saat seremonial pemasangan batu pertama di Tugu 66, Kuningan, Jakarta Selatan pada Oktober 2013. Namun, setelah batu pertama dipancangkan belum berlanjut ke batu kedua. Alih-alih terlihat ada struktur konstruksinya, area konstruksi sama sekali tidak ada kegiatan.

Gubernur DKI Jakarta kala itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lebih memilih mengembangkan LRT ketimbang monorel. Dari segi teknis dan pengembangan, LRT lebih mudah dibanding monorel. 

Terlebih pihaknya sudah memastikan PT JM gagal melanjutkan proyek senilai Rp12 triliun itu lantaran mereka tidak bisa menunjukkan bukti uang 30 atau Rp4 triliun. Mereka juga dinilai menyalahi pembangunan depo di Waduk Setiabudi dan Tanah Abang yang merusak tata ruang. 

”Dari dulu kami minta mana bukti uang 30 persen. Mereka tetap ngotot hanya 1,5 persen sesuai peraturan Bappenas. Kalau gitu, jangan-jangan properti kami yang diminta, dibuat sebagai jualan lagi. Saya tidak setuju,” katanya.

Topik Menarik