Biaya Keamanan Telan Rp1 Miliar tapi Ada Insiden Pelemparan, Arema FC Curiga SOP Tak Dipatuhi
MALANG – Manajemen Arema FC kecewa dengan adanya insiden pelemparan batu yang mengenai bus tim Persik Kediri. Mereka menduga ada standar prosedural (SOP) yang tidak dipatuhi.
Laga Arema FC melawan Persik memang memiliki risiko tinggi, termasuk di pekan ke-32 Liga 1 2024-2025 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu 11 Mei 2025. Apalagi kedua tim suporternya memiliki rivalitas yang lumayan.
1. Sesuai Rencana
Mengacu pada pengamanan di laga-laga rawan, Persik memang tidak datang dan pulang dengan kendaraan barracuda atau rantis. Tapi tim tamu datang dan pulang menggunakan bus meskipun kendaraan taktis barracuda telah disiapkan.
"Laga kemarin itu level renpam (rencana pengamanan) high risk match, dan Arema FC sudah penuhi semuanya. Kami prihatin kejadian pelemparan bus Persik terjadi di area zona 4 di luar area stadion, yang menjadi concern pihak keamanan," ucap General Manager Arema FC Muhammad Yusrinal Fitriandi, dikutip Rabu (14/5/2025).
Pria berkacamata itu menyinggung dari sisi produksi pertandingan, manajemen telah melakukan berbagai peningkatan sesuai dengan regulasi dan kebutuha renpam. Bahkan pada dua laga terakhir penyelenggaraan menelan dana lebih dari Rp1 miliar.
"Dari sisi produksi semua upgrading kami lakukan mulai ring 1, ring 2, sampai ring 4 sesuai regulasi dan kebutuhan renpam. Kami memahami semua harus dilakukan untuk kepentingan dan keamanan jalannya pertandingan, kami memahami ini Stadion Kanjuruhan," beber Inal.
2. Merasa Dituduh
Manajemen Arema FC merasa menjadi pihak yang selalu disalahkan atas berbagai permasalahan yang timbul termasuk pelemparan bus tim tamu. Ia pun menyayangkan adanya stigma atau anggapan pelaku utama pelemparan batu dari manajemen.
"Manajemen selalu jadi bahan cercaan, seolah pelaku utamanya pelemparan bus, entah itu oknum atau seseorang atau kelompok yang merasa perilakunya tidak salah. Sekali lagi kejadiannya terjadi di area zona 4 diluar kawasan stadion dan jauh dari kewenangan Panpel, semestinya bisa diantisipasi,” tukas Inal.
3. Usut Tuntas
Tak pelak, Inal mendesak kepolisian mengusut tuntas insiden pelemparan bus Persik. Bila memang ditangkap, apa motifnya, kalau motifnya hanya sekedar kecewa karena Arema FC kalah, seharusnya hal itu cukup dilampiaskan ke manajemen.
"Polisi harus tangkap dan ungkap pelaku dan motif pelemparan bus Persik Kediri. Jika pelaku kecewa dengan terkait penyelenggaraan atau kecewa karena Arema FC kalah, kenapa tidak dilimpahkan ke kami?" ujar Yusrinal.
Menutup pernyataannya, Yusrinal menyerukan perubahan dan introspeksi bagi semua pihak terkait. Ia menegaskan, jangan semuanya menyalahkan manajemen, tanpa perlu mengubah seluruh stakeholder persepakbolaan di Malang.
"Semua harus berubah, manajemen sudah selalu jalankan semua arahan dan masukan. Berbagai forum komunikasi pun sudah kami lakukan antar stakeholder. Ayo berpakta integritas, jangan semuanya salah manajemen, introspeksilah," tandasnya.