Trump Komentari Konflik India-Pakistan: Mereka Sudah Perang di Kashmir 1.000 Tahun
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengomentari konflik terbaru India dan Pakistan dipicu oleh serangan teror di Kashmir pada Selasa lalu yang menewaskan 26 orang. Menurut Trump, ini bukan kali pertama kedua negara berperang, tapi sejak 1.000 tahun lalu.
Trump yakin kedua pihak sudah memiliki cara masing-masing untuk menyelesaikan konflik tersebut.
"Seperti Anda ketahui, saya sangat dekat dengan India dan sangat dekat dengan Pakistan. Dan mereka telah berperang selama 1.000 tahun di Kashmir," kata Trump, seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (26/4/2025).
"Mereka akan menyelesaikannya, dengan satu atau lain cara, saya yakin," katanya, menegaskan.
Serangan di kota resor Pahalgam merupakan salah satu yang paling mematikan. Insiden itu memicu babak baru konflik India dan Pakistan.
Menurut keterangan polisi di Kashmir, tiga pria bersenjata melepaskan tembakan secara membabi buta terhadap turis yang sedang berkuda di Lembah Baisaran, Pahalgam. Sebagian besar korban adalah pria Hindu, meski ada pula Muslim penduduk lokal.
India menuduh Pakistan terlibat dalam serangan itu, namun dibantah dengan tegas oleh pemerintahan di Islamabad. Pemerintah Pakistan menegaskan tak ada hubungannya dengan serangan di Kashmir, wilayah India.
Kelompok Front Perlawanan Kashmir mengaku bertanggung jawab dalam serangan itu. Namun pemerintah India meyakini Pakistan berada di belakangnya.
Hubungan kedua negara telah jatuh ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir, sebelum konflik terbaru ini.
Pemerintah India menangguhkan visa untuk seluruh warga Pakistan, tak terkecuali diplomat. Mereka harus angkat kaki dari India paling lambat 27 April atau 29 April bagi pemegang visa medis.
Kemlu India juga menyerukan seluruh warganya yang berada di Pakistan segera pulang.
Kebijakan lain adalah memutus aliran air Sungai Indus yang sangat dibutuhkan Pakistan.
Perdana Menteri India Narendra Modi berjanji akan menjatuhkan hukuman sangat berat dan keras, bahkan tidak pernah terpikirkan oleh para pelaku.
Sementara itu Pakistan membantah dengan tegas keterlibatannya dalam serangan itu. Pakistan juga memeberlakukan kebijakan yang sama. Komite Keamanan Nasional Pakistan memperingatkan segala upaya oleh Pemerintan India untuk mengalihkan aliran air Sungai Indus akan dianggap sebagai tindakan perang.
Selain itu, semua kerja sama perdagangan dengan India, termasuk ke dan dari negara pihak ketiga segera ditangguhkan.
Belum cukup, Pakistan juga akan menutup wilayah udaranya untuk semua maskapai penerbangan yang dimiliki atau dioperasikan oleh India.
Pakistan juga menangguhkan semua visa yang dikeluarkan berdasarkan aturan bebas visa Asosiasi Kerja Sama Regional Asia Selatan (SAARC). Warga India yang saat ini berada di Pakistan berdasarkan skema tersebut harus keluar dalam waktu 48 jam, kecuali peziarah Sikh.