Kisah Pilu Korban Banjir Bandang Sumbar, Sempat Terhimpit Reruntuhan Bangunan

Kisah Pilu Korban Banjir Bandang Sumbar, Sempat Terhimpit Reruntuhan Bangunan

Terkini | okezone | Rabu, 15 Mei 2024 - 11:25
share

AGAM - Julia (19) merupakan salah satu korban selamat banjir lahar dingin di Jorong Galuang, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Dia hanya berdiri terpaku di tonggak bangunan melihat jenazah pamannya Amri Koto (70) yang baru selesai diautopsi dari rumah sakit Achmad Mochtar. Jenazah pamannya lalu dimasukkan ke dalam lokal sebuah sekolah dasar tempat posko banjir lahar dingin.

Amrizal Koto adalah salah satu korban banjir lahar dingin yang ditemukan di sekitar Masjid Jami Galuang, pada Selasa (14/5). Julia hanya mengangguk-angguk saat beberapa anggota TNI AL menanyakan, apakah dia mau ikut menyolatkan jenazah pamannya yang sudah dibungkus kain kafan.

Kenangan bencana banjir lahar dingin yang menimpa keluarganya, masih ingat jelas di memorinya. Peristiwa itu juga merenggut nyawa ibunya Suryani (52). Julia menuturkan malam kejadian Sabtu (11/5) sekira pukul 22.00 WIB. Saat ia akan beranjak tidur, terjadi hujan lebat disertai petir.

Saat petir itu mati lampu, di situlah air itu datang, awalnya terdengar suara gemuruh tiba, saya kira itu guruh tapi setelah lampu mati di situlah air bah datang, tuturnya, Selasa (14/5/2026).

Kemudian dalam keadaan gelap, Julia tertimpa sebuah batu bata dengan posisi terlentang. Batu bata yang menimpanya itu dari dinding kamarnya. Saya dan kakak tidur di kamar depan, sedangkan mama sama papa tidur di kamar bagian belakang, tuturnya.

Saat batu menimpa, air sudah masuk merendam tubuhnya. Julia mencoba mengangkat benda yang menimpanya namun tidak kuat.

Saya berusaha membebaskan dari himpitan batu itu, dalam posisi terlentang mau berusaha mengangkat benda itu, tapi tidak kuat, rasanya ingin menyerah tapi mikirin keluarga tapi harus bisa, ujarnya.

Tiba-tiba air makin besar, benda yang menimpanya bersama Julia ikut terseret beberapa meter. Tiba-tiba benda yang menghimpitnya itu bergeser dan dia bisa melepaskan diri.

Karena air deras batu bata yang menimpa saya itu hanyut terbawa arus, saya pun langsung lepas dari himpitan, tidak tahu saya berapa ukurannya karena kondisi gelap, tuturnya.

Setelah lepas dari batu, itu Julia langsung berdiri dan tak jauh dari sana dia langsung melihat kakaknya dan memeluknya.

Topik Menarik