Ada Isu Kudeta, Erdogan Gelar Rapat Darurat dengan Menteri dan Bos Intelijen Turki

Ada Isu Kudeta, Erdogan Gelar Rapat Darurat dengan Menteri dan Bos Intelijen Turki

Terkini | inews | Rabu, 15 Mei 2024 - 10:55
share

ANKARA, iNews.id Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dilaporkan telah menggelar rapat darurat dengan para kepala intelijen dan Kementerian Kehakiman. Pertemuan itu dilakukan Erdogan setelah rekan koalisinya, Pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP), Devlet Bahceli, memperingatkan kemungkinan kudeta yang sedang dipersiapkan oleh sejumlah pejabat lembaga penegak hukum.

Surat kabar Turki pada Rabu (15/5/2024) melaporkan, beberapa petinggi polisi di Direktorat Keamanan Ankara telah dipecat karena dituduh memiliki hubungan dengan organisasi Ayhan Bora Kaplan. Pemecatan mereka menimbulkan spekulasi dan kekhawatiran luas di kalangan pendukung Erdogan.

Menurut laporan media, rumah para pejabat keamanan itu telah digeledah aparat dengan tujuan untuk menyita alat bukti digital. Bahceli mengatakan, situasi tersebut bisa jadi merupakan konspirasi melawan pemerintah, dan pemecataan beberapa pejabat polisi tidak dapat dihindari.

Ketika berpidato di pertemuan partai di parlemen, Bahceli telah memperingatkan kemungkinan terulangnya Percobaan Kudeta 2016 di Turki. Disebutkan bahwa Erdogan kemudian mengadakan pertemuan darurat pada Selasa (14/5/2024) malam dengan Menteri Kehakiman Yilmaz Tunc dan Direktur Organisasi Intelijen Nasional, Ibrahim Kalin, di kediaman presiden menyusul peringatan dari Bahceli itu.

Erdogan diperkirakan akan membahas topik tersebut pada pertemuan lanjutan AKP, partai berkuasa Turki, di parlemen pada hari ini.

Seorang koresponden Sputnik melaporkan, warga Turki secara aktif mengunggah pesan-pesan yang mendukung Erdogan di platform media sosial X. Mereka mengusung tagar #DevletimizinYanndayz, yang bila diterjemahkan artinya kami mendukung negara kami. Mereka juga memposting gambar-gambar presiden Turki dengan kata-kata dukungan dan kutipan.

Pemerintah Turki menuduh para anggota organisasi pimpinan Fethullah Gulen (FETO) yang berbasis di Amerika Serikat bertanggung jawab atas upaya kudeta pada 2016. Pascaperistiwa itu, lebih dari 80.000 orang telah ditangkap di Turki dan sekitar 150.000 pegawai negeri dan personel militer dipecat atau diskors dari pekerjaan mereka karena dicurigai memiliki hubungan dengan FETO.

Gulen, yang mengasingkan diri di AS sejak 1999, menolak tuduhan tersebut dan mengutuk upaya kudeta.

Topik Menarik