Jelang Idul Adha, Kambing di Banjaranyar Ciamis Mati Mendadak Terkana Penyakit Flu dan Batuk

Jelang Idul Adha, Kambing di Banjaranyar Ciamis Mati Mendadak Terkana Penyakit Flu dan Batuk

Terkini | tasikmalaya.inews.id | Selasa, 14 Mei 2024 - 09:51
share

CIAMIS, iNews Tasikmalaya.id - Peternak di Dusun Bulaksitu, Desa Banjaranyar, Ciamis, mengalami kecemasan menjelang Idul Adha akibat munculnya penyakit mematikan yang menyerang kambing peliharaan mereka.

Sarno, seorang peternak di wilayah tersebut, kehilangan tiga dari 17 ekor kambing peliharaannya akibat penyakit ini. Kambing-kambing yang mati tersebut adalah jenis kambing lokal, atau yang dikenal dengan sebutan kambing randu.

Sebelum mati, kambing-kambing tersebut menunjukkan gejala batuk-batuk dan flu, disertai cairan yang keluar dari hidung seperti air liur. Mereka juga tidak bisa berdiri, seolah lumpuh.

Padahal, ketiga kambing yang mati itu adalah stok untuk Idul Adha, ujar Sarno, kepada iNewsCiamisRaya.id jejaring iNewsTasikmalaya.id, pada Selasa (14/5/2024).

Kejadian pertama terjadi pada Sabtu (11/5/2024) pukul 19.00 WIB. Ketika itu, satu ekor kambing mati. Dua ekor lainnya mati pada pukul 02.00 WIB, Minggu (12/5/2024), dengan gejala yang sama yakni batuk, flu, dan cairan berlebihan dari hidung.

Sebelumnya, kami sudah mencoba memberikan obat kampung berupa parutan kunyit, tetapi tidak berhasil menyelamatkan nyawa mereka. Bangkai kambing sudah kami kuburkan, kata Sarno.

Ia menjelaskan, bahwa dirinya dan rekan sesama peternak kambing telah meminta bantuan petugas, tetapi responsnya terlambat.

Saat kejadian pertama hari Sabtu (11/5/2024), kami sudah meminta bantuan petugas. Namun, mereka baru datang Minggu (12/5/2024) pagi pukul 08.00 WIB. Tiga ekor kambing sudah mati, keluh Sarno.

Khawatir penyakit mematikan ini akan menyebar lebih luas, terutama menjelang Idul Adha, Sarno bersama beberapa peternak lainnya berencana mendatangi Dinas Peternakan dan Perikanan di Ciamis untuk mencari solusi.

Kami akan ke Dinas Peternakan secepatnya. Mudah-mudahan ada solusi, tambahnya.

Karena khawatir dengan ancaman penyakit ini, Sarno terpaksa menjual empat ekor kambingnya. Saat ini, di kandang tinggal 10 ekor lagi. Empat ekor sudah dijual, sudah dibawa bandar. Tiga ekor terlanjur mati, ungkap Sarno.

Topik Menarik