Respons MUI soal Imam Jemaah Aolia Telepon Allah untuk Rayakan Lebaran 2024

Respons MUI soal Imam Jemaah Aolia Telepon Allah untuk Rayakan Lebaran 2024

Terkini | okezone | Sabtu, 6 April 2024 - 12:31
share

YOGYAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta menanggapi jemaah Aolia di daerah setempat yang merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah pada Jumat 5 April 2024 setelah pimpinan mereka KH Ibnu Hajar Pranolo atau Mbah Benu mengaku menelepon langsung Allah.

Mbah Benu viral setelah video wawancara dengan awak media berkaitan dengan penentuan Lebaran 2024 beredar luas di media sosial.

Dalam video tersebut, Mbah Benu menuturkan jika dia sudah telepon Allah ketika menentukan Idul Fitri.

"Saya tidak pakai perhitungan, saya telpon langsung kepada Allah Ta'ala Ya Allah kemarin, tanggal 4, malam 4. Ya allah ini sudah 29, 1 syawalnya kapan? Allah Ta'ala ngendiko (bertutur), Jemuah. Kui koyo ngono,"demikian cuplikan video yang ramai beredar di berbagai platform media mulai dari akun X, instagram, facebook hingga snack video.

Tentu saja pernyataan Mbah Benu tersebut mengundang kontroversi, tak sedikit warganet yang menghujat Mbah Benu dan mengatakan jika Jamaah adalah aliran sesat. Seperti komentara dari akun x fan @fantjoek yang mengomentari postingan di media sosial @merapi_uncover :

" JELAS SESAT DI ISLAM AJA UDAH DITENTUIN KOO 2 METODE UNTUK MENENTUKAN HARI DI DALAM ISLAM. INI KOK NGOMONGNYA DIKASIH TAU GAUSAH NGOMONG SALING MENGHARGAI SUDAH DILUAR JALUR KOK ," tulis akun tersebut.

Kemudian ada yang meminta kepada MUI, bang ewok @07fikri_kiki menulis "@MUIPusat tolong segera di luruskan kasihan jama'ahnya."

Karena mengundang kontroversi, akhirnya Mbah Benu memberikan klarifikasi. Melalui videonya Mbah Benu mengatakan jika pernyatannya tentang menghubungi Allah dengan telepon sebenarnya hanya istilah. Karena yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual dia yaitu kontak batin dengan Tuhan.

"Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelpon Gusti Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu sebenarnya hanya istilah. Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya, kontak batin dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Terima kasih,"kata dia.

Ketua Majelis Ulama Indonesia Gunungkidul dr KH Asrofi mengakui dirinya sudah mendengar pernyataan dari Mbah Benu tentang penentuan awal puasa maupun idul Fitri tidak menggunakan sistem kalender tetapi berdasarkan keyakinan. Bahkan di video terbaru Mbah Benu menyatakan telah telepon atau komunikasi terhadap Allah SWT.

Menurut Asrofi, hal tersebut tidak wajar, tidak scientifik dan tidak rasional. Asrofi menandaskan bukan bermaksud menyalahkan dan bukan termasuk menganggap bahwa yang bersangkutan tidak benar tetapi metodologi yang digunakan oleh Mbah Benu itu adalah metodologi keyakinan yang tidak bisa diperhitungkan serta tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Oleh karena itu jika ada yang mengikuti itu urusan masing-masing. Jika Mbah Benu punya keyakinan seperti itu ya itu urusan Mbah Benu," tutur dia.

MUI menghimbau kepada umat Islam di Gunungkidul dan di manapun bahwa sebagian besar akan merayakan Idul Fitri kemungkinan bersamaan waktunya yaitu hari Rabu 10 April 2024. Kemungkinan besar antara pemerintah, Muhammadiyah dan NU akan merayakan Idul Fitri bersama-sama.

Di mana berdasarkan ilmu Hisab memungkinkan bahwa tanggal 10 April 2024 sudah bisa Idul Fitri. Dia menghimbau kepada semua pihak untuk menjaga toleransi, kerukunan, persatuan dan kesatuan.

Topik Menarik