Wawancara Eksklusif Jonatan Christie: Lika-liku Karier hingga Dihadapkan Pilihan Menyerah atau Bangkit

Wawancara Eksklusif Jonatan Christie: Lika-liku Karier hingga Dihadapkan Pilihan Menyerah atau Bangkit

Terkini | okezone | Jum'at, 5 April 2024 - 10:00
share

SOSOK Jonatan Christie sudah tak asing lagi di dunia bulu tangkis . Sejak usia 17 tahun, Jonatan bisa dibilang sudah tampil menjadi bintang bulu tangkis dan menjalani kehidupan karier yang lika-liku.

Prestasi dan performa yang naik turun seringkali dirasakan Jonatan. Mulai dari juara Asian Games 2018 hingga terakhir memenangkan titel All England 2024, pemain berusia 26 tahun itu merasakan perjalanan yang tidak mudah.

Sejak junior, Jojo -sapaan akrab Jonatan- pun sudah mendapat banyak tuntutan untuk bisa membawa nama baik tunggal putra Indonesia di kancah dunia. Bahkan, pilihan kata menyerah sempat ia rasakan ketika prestasinya sempat menurun di beberapa tahun ke belakang.

Bagaimana cerita Jonatan melewati masa-masa sulit hingga masih bertahan di tahap ini? Dalam wawancara eksklusif bersama MNC Portal Indonesia, Jonatan pun menceritakan hal ini. Berikut hasil wawancara bersama Jojo -sapaan akrab Jonatan.

Jo, pelatih Irwansyah sering menyampaikan bahwa proses latihan tunggal putra itu intensitasnya sangat tinggi. Tapi ketika melihat hasil, hasilnya kan terkadang tidak sesuai harapan. Apa yang Jojo rasakan ketika latihan sudah sangat berat tapi hasilnya terkadang berbanding terbalik?

Ya, memang enggak mudah kalau kita hanya melihat dari hasil. Kalau kita melihat dari proses latihan semuanya, lalu ada rapornya, kita bisa bilang mungkin kita bisa dapat nilai A atau A+, terutama secara konsistensi di latihan. Karena Bang Aboy -sapaan akrab pelatih Irwansyah- sendiri juga mem- push kita semaksimal mungkin untuk latihan, mengeluarkan yang terbaik dari yang kita miliki.

Jadi, ya kalau di latihan itu bisa dibilang rapornya tuh A, mungkin bisa jadi A+ karena segitu kita effort -nya. Tapi kan ya mungkin hal yang sama dilakukan dengan pemain-pemain lain juga gitu. Nah , jadi ya memang balik lagi sih momen itu kita enggak pernah tahu kapan datangnya. Tapi ya memang yang paling berat adalah waktu kita menunggu. Waktu menunggu itu yang paling berat banget dan enggak mudah untuk bersyukur ketika itu.

Mungkin (Anthony Sinisuka) Ginting sempet mention tahun lalu, ketika sudah latihan keras, sudah latihan yang bisa dibilang sangat maksimal, tapi kok hasilnya bertolak belakang? Tapi ya justru fighting -nya di situ. Bukan kayak menang kalah dan segala macem. Ketika momen itu datang, itulah fighting kita sebenarnya diuji.

Ketika kita berkali-kali jatuh, berkali-kali kita bangkit, berkali-kali kita jatuh, pasti akan ada momen antara dua pilihan yaitu menyerah atau ya bangkit lagi. Selalu seperti itu. Nah , itu yang memang enggak gampang. Itu juga berlaku ke saya, dan itu saya rasa cukup berpengaruh dalam kehidupan kita sebagai atlet. Jadi memang manage pikiran, manage motivasi, manage ekspektasi itu yang sangat penting.

Tapi Jojo pernah ada pemikiran untuk menyerah ketika dihadapkan pada situasi dua pilihan itu?

Saya rasa setiap atlet akan punya masa-masa berat seperti itu ya. Saya juga maksudnya bukan sekarang saja, bahkan dari beberapa tahun lalu. Sudah dari 2017 juga ada masanya gitu. Kayak kehidupan itu seperti roda berputar saja gitu.

Kadang kalau sudah di bawah ya mau naik lagi itu kan emang enggak gampang. Tapi ya pasti ada momen itu harus kita lewati. Ya kita enggak bisa menyangkal bahwa ingin stop, ingin udahan, itu pasti ada, pasti ada gitu. Cuma balik lagi gimana cara kita menyikapi kondisi saat itu.

Topik Menarik