Jelang Lebaran, Perajin Dodol di Bojonggede Kebanjiran Order hingga Raup Cuan Berlipat

Jelang Lebaran, Perajin Dodol di Bojonggede Kebanjiran Order hingga Raup Cuan Berlipat

Terkini | inews | Selasa, 2 April 2024 - 17:15
share

BOGOR, iNews.id Bulan Ramadhan selalu membawa berkah bagi semua orang. Tak terkecuali bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) seperti perajin dodol di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mereka kebanjiran order hingga naik 100 persen terutama jelang Lebaran dibandingkan hari dan bulan biasa.

Perajin dodol Dtungku Bojonggede, Nurhayati (37) menuturkan, pesanan dodol meningkat sejak awal puasa Ramadhan dan puncaknya pada H-10 Lebaran. Jika pada bulan lain selain Ramadhan hanya 100-150 kg dodol, kini naik hingga 2.000-3.000 kg.

Ya, pesanan naik berlipat-lipat pada H-10. Kalau hari biasa itu paling 36 kg per dua hari seminggu. Untuk modal pembuatan dodol ini Rp860.000. Itu buat beli tepung ketan, gula jawa, dan santan. Modal tersebut bisa untuk membuat dodol 36 kg, katanya ditemui iNews.id, Minggu (31/3/2024).

Nurhayati menuturkan, melonjaknya pesanan dodol itu membuatnya kewalahan hingga harus membatasinya maksimal H-3 untuk reseller. Kita batasi yang reseller maksimal H-3. Saat ini ada 25 reseller. Kalau konsumen yang beli langsung masih kita layani, katanya.

Meningkatnya pesanan otomatis berbanding lurus dengan keuntungan yang didapat Nurhayati. Harga dodol yang dijual Rp50.000 per 1 kg untuk konsumen. Sedangkan untuk reseller dikenakan Rp48.000. Harga itu berbeda lagi jika dodol dikemas dalam bentuk keranjang yakni Rp60.000.

Omzet yang didapat Nurhayati pun bisa menembus Rp100 juta hingga Rp150 juta jelang Lebaran.

Alhamdulillah, tiap jelang Lebaran pesanan dodol naik terus sampai 3.000 kg. Omzetnya Rp150 juta, ujar guru madrasah ibtidaiyah (MI) di Bojonggede itu.

Nurhayati menuturkan, untuk memenuhi pesanan selama Ramadhan hingga jelang Lebaran jumlah karyawan ditambah menjadi 9 orang. Jumlah itu terdiri atas 5 orang pembuat dodol, 3 orang pengemas, dan satu penjaga toko. Sedangkan pada hari biasa hanya satu orang.

Ya, karyawan ditambah karena selama Ramadhan sampai jelang Lebaran produksinya naik hingga 5 kali setiap hari. Kalau hari-hari biasa paling dua kali seminggu produksinya, katanya.

Perajin dodol di Bojonggede bekerja ekstra memenuhi pesanan jelang Lebaran. (Foto: iNews.id/Kastolani)
Perajin dodol di Bojonggede bekerja ekstra memenuhi pesanan jelang Lebaran. (Foto: iNews.id/Kastolani)

Menurut Nurhayati, dodol produksinya mampu bertahan hingga satu minggu karena tanpa pengawet makanan. Jika sudah lewat satu minggu, tekstur dodol biasanya akan mengeras namun masih bisa dikonsumsi asalkan belum ada jamur.

Kalau sudah keras jangan dibuang. Bisa dimasukin ke kulkas dulu setelah itu dipotong-potong dan ditaburi tepung lalu digoreng. Ini bisa jadi menu baru dodol goreng yang crunchy rasanya, tuturnya.

Usaha Dodol Warisan Keluarga

Nurhayati mengungkapkan, usaha dodol yang digelutinya merupakan warisan turun temurun keluarga. Dia kini merupakan generasi ketiga usaha dodol DTungku di Bojonggede.

Nurahayati mengaku baru terjun ke usaha dodol pada 2021. Hal itu bermula ketika ibunya, Hajjah Muhayya sakit.

Ya, mulai tahun 2021 sejak ibu sakit-sakitan. Kalau ibu usaha dodol sejak 1985an nerusin dari nenek. Nenek usaha dodol 1950an, katanya.

Dia menuturkan, sebenarnya sudah lama kedua orang tuanya mendorong dirinya untuk melanjutkan usaha dodol. Namun, waktu itu dia belum tertarik. Setelah dipikir-pikir, siapa lagi yang mau nerusin usaha ini. Setelah terjun bisnis dodol ternyata ya enak saja, tidak menyita waktu juga, katanya.

Dia juga mengaku termotivasi dari kerja keras kakek-neneknya yang merintis usaha dodol Dtungku dari nol. Meski buta huruf, mereka sukses dari usaha dodol.

Itu salah satu yang memotivasi saya. Kakek-nenek saya yang buta huruf saja bisa sukses, kenapa saya tidak, ucapnya.

KUR BRI

Untuk tambahan modal, Nurhayati meminjam dana segar melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI sebesar Rp100 juta pada 2020. Dengan tenor 3 tahun dan cicilan Rp2 juta per bulan.

Waktu itu dapat KUR 100 juta. Per bulan Rp2 juta selama 3 tahun. Dapat bantuan modal ajuin sendiri, ucapnya.

KUR BRI dianggap menjadi salah satu cara mendapatkan permodalan. Dalam situs BRI disebutkan, KUR BRI adalah singkatan dari Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia.

Salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan akses pembiayaan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan bunga rendah dan tanpa agunan.

KUR BRI 2024 dibagi menjadi tiga jenis, yaitu KUR Mikro, KUR Kecil, dan KUR TKI. Masing-masing jenis memiliki plafon, jangka waktu, dan syarat yang berbeda.

Jenis-jenis KUR BRI

KUR Mikro

Pinjaman maksimal Rp 50 juta per debitur dengan jangka waktu maksimal 5 tahun. Syaratnya adalah individu yang melakukan usaha produktif dan layak, telah berusaha minimal 6 bulan, dan tidak sedang menerima kredit dari perbankan lain kecuali kredit konsumtif.

KUR Kecil

Pinjaman mulai dari Rp 50 juta sampai Rp 500 juta per debitur dengan jangka waktu maksimal 5 tahun. Syaratnya adalah mempunyai usaha produktif dan layak, telah berusaha minimal 6 bulan, memiliki Surat Ijin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) atau surat ijin usaha lainnya yang dapat dipersamakan, dan tidak sedang menerima kredit dari perbankan lain kecuali kredit konsumtif.

Topik Menarik