Ahli Psikologi Politik Ungkap Bansos Pengaruhi Preferensi Pemilih, Jadi Problem Demokrasi

Ahli Psikologi Politik Ungkap Bansos Pengaruhi Preferensi Pemilih, Jadi Problem Demokrasi

Terkini | inews | Selasa, 2 April 2024 - 15:13
share

JAKARTA, iNews.id – Ahli Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk mengungkapkan penyaluran bantuan sosial (bansos) menjelang pemungutan suara Pilpres 2024 merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi pemilih. Dia menekankan bansos yang dipolitisasi menjadi problem bagi demokrasi.

Berdasarkan hasil meta analisis yang dilakukannya, kata dia, bansos berperan sebesar 29 persen terhadap faktor penentu preferensi pemilih. Temuan ini menunjukan terdapat korelasi antara bansos dengan dukungan politik masyarakat.

“Ini berarti secara umum peningkatan bantuan sosial berkorelasi dengan peningkatan perilaku voting, kepercayaan dan dukungan dari penerima manfaat,” kata Hamdi pada sidang sengketa Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa (2/4/2024). 

Hamdi menjelaskan, sekitar 71 persen lainnya ditentukan sejumlah faktor lain, misalnya karena ketokohan, kesukaan, agama, sosiologis, dipengaruhi teman, analisis terhadap kemampuan paslon, kampanye dan lain-lain.

Hamdi menegaskan Pilpres 2024 di Indonesia mirip dengan pesta demokrasi di Nigeria. Di sana, penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap petahana. 

Dia mengatakan menurut hasil riset Change & Oigbochie 2023, petahana dievaluasi oleh rakyatnya secara positif. Conditional Cash Transfers di Nigeria membuat para pemilih memastikan prefrensi politiknya.

Bahkan dalam beberapa studi, menurut Hamdi, disebutkan petahana dianggap telah melakukan kebaikan seperti Sinterklas dan membuatnya dipilih lagi. 

“Ini kenapa politisasi bansos ini menjadi problematik dalam konteks demokrasi kita hari ini. Karena satu, bansos ini hanya bisa dikendalikan oleh orang yang memiliki otoritas (petahana),” tuturnya.

Topik Menarik