Pemilu Iran, Tingkat Partisipasi Pemilih Disebut Cuma 41 Persen

TEHERAN, iNews.id Iran baru saja menggelar pemungutan suara untuk pemilihan anggota parlemennya pada Jumat (1/2/2024). Akan tetapi, laporan tidak resmi memperkirakan partisipasi pemilih di pemilu tersebut hanya sekitar 40 persen.

Reuters pada Sabtu (2/3/2024) melansir, jumlah itu bakal menjadi tingkat partisipasi pemilih terendah sejak Revolusi Islam meletus di Iran pada 1979.

Pada pemilu kali ini, kelompok moderat dan konservatif tidak ikut serta. Sementara kelompok reformis menyebut pemungutan suara pada Jumat kemarin tidak berlangsung secara bebas dan adil. Menurut mereka, kompetisi elektoral tersebut pada dasarnya hanya terjadi di kalangan kelompok garis keras dan konservatif yang menyatakan kesetiaan pada cita-cita revolusioner Iran.

Kementerian Dalam Negeri Iran kemungkinan akan mengumumkan secara resmi jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih mereka pada Sabtu malam waktu setempat. Dikatakan bahwa para penguasa Iran membutuhkan jumlah pemilih yang tinggi untuk memperbaiki legitimasi mereka. Seperti diketahui, wibawa Teheran telah dirusak oleh berbagai aksi protes antipemerintah pada 2022-2023yang kemudian berubah menjadi kekacauan politik terburuk sejak 1979.

Akan tetapi, hasil survei menunjukkan, hanya sekitar 41 persen pemilih Iran yang menggunakan hak pilih mereka. Surat kabar Hamshahri pun melaporkan, ada lebih dari 25 juta orang, atau 41 persen pemilih yang memenuhi syarat, yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS) kemarin.

Tingkat partisipasi pemilih di Iran mencapai rekor terendah, yaitu 42,5 persen, pada Pemilu 2020. Sementara ada sekitar 62 persen pemilih yang berpartisipasi pada Pemilu 2016.

Pemilu legislatif kemarin juga bersamaan dengan pemungutan suara untuk Majelis Ahli Iran yang memiliki 88 kursi. Di Iran, majelis itu punya pengaruh kuat. Salah satu tugas badan itu adalah memilih penerus Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, yang kini sudah berusia 84 tahun.