Apes, Karyawan Perusahaan Multinasional Ini Kena Tipu Transfer Rp400 Miliar ke Bos Palsu

Apes, Karyawan Perusahaan Multinasional Ini Kena Tipu Transfer Rp400 Miliar ke Bos Palsu

Terkini | inews | Sabtu, 10 Februari 2024 - 12:23
share

HONG KONG, iNews.id - Seorang pegawai keuangan di sebuah perusahaan multinasional Hong Kong menjadi korban penipuan. Dia mentransfer uang 200 juta dolar Hong Kong atau sekitar Rp400 miliar kepada seseorang yang mengaku sebagai direktur keuangan atau CFO perusahaan tersebut di Inggris.

Semua bermula dari rapat online antara korban dengan pelaku yang ditemani beberapa rekannya. Komplotan itu menyebut diri mereka sebagai bos perusahaan di luar negeri dan menghubungi korban menggunakan teknologi deepfake.

Komplotan itu mengincar staf keuangan perusahaan yang tidak disebutkan identitasnya dengan mengirim email mengatasnamakan CFO perusahaan yang berbasis di Inggris.

Pada awalnya staf itu curiga bahwa email yang diterimanya phishing karena melibatkan uang yang sangat besar. Namun kecurigaan itu hilang setelah komplotan setelah dia diundang untuk mengikuti rapat online dengan sang CFO serta beberapa orang yang dia kenal.

Namun wajah dan suara para pelaku dalam konferensi video sudah dipalsukan menggunakan filter. Setelah merasa bahwa orang-orang itu benar bagian dari petinggi perusahaan, karyawan itu mengirim uang 200 juta dolar Hong Kong ke rekening yang sudah disiapkan.

Dalam pemeriksaan kepolisian, korban mengatakan orang yang menghubunginya terlihat dan berbicara seperti atasannya. Dia sebenarnya sedikit curiga karena selama percakapan, mereka memberikan perintah sebelum mengakhiri konferensi video secara tiba-tiba.

Penipuan ini baru diketahui ketika dia menanyakan ke kantor pusat tentang transaksi tersebut. Dari situ diketahui tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang transaksi tersebut.

Kepolisian Hong Kong sedang menyelidiki kasus yang baru pertama kali terjadi ini.

Mereka menggunakan teknologi deepfake untuk meniru suara target yang membaca naskah, kata pejabat kepolisian, Baron Chan Shun Ching.

Baron menambahkan, ini adalah kasus pertama di mana korban ditipu dalam konferensi video melibatkan beberapa orang.

Penipuan deepfake dan kloning suara semakin sering ditemui di berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir. Kejahatan ini sebagai imbas dari perkembangan teknologi yang memungkinkan orang tidak bisa membedakan antara orang sungguhan dengan kloning digital.

Topik Menarik