Laporan Cloudflare: Indonesia Jadi Sarang Hacker DDoS Terbesar Dunia
JAKARTA – Perusahaan infrastruktur internet dan keamanan siber Cloudflare merilis 2025 Q3 DDoS Threat Report, yang merangkum ancaman serangan distributed denial-of-service (DDoS) selama kuartal ketiga tahun ini. Laporan ini mengungkap adanya peningkatan serangan DDoS dalam rentang waktu tersebut, sebagian besar didorong oleh botnet Aisuru, yang menurut perkiraan perusahaan telah menginfeksi antara 1 juta hingga 4 juta perangkat di seluruh dunia.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa Aisuru melancarkan serangan hiper-volumetrik yang “secara rutin melebihi” 1 terabit per detik (Tbps) dan 1 miliar paket per detik (Bpps). Volume tersebut berkontribusi pada peningkatan 54 persen dari kuartal ke kuartal dalam insiden DDoS skala besar, dengan rata-rata 14 serangan hiper-volumetrik per hari.
Cloudflare melaporkan bahwa pihaknya memblokir 8,3 juta serangan DDoS dari Juli hingga September, setara dengan hampir 3.780 serangan per jam. Total aktivitas DDoS tumbuh 15 persen dari kuartal ke kuartal dan 40 persen dari tahun ke tahun.
Sepanjang 2025, Cloudflare mengatakan telah mengurangi dampak dari 36,2 juta serangan dengan sisa satu kuartal di tahun tersebut, melampaui total keseluruhan tahun 2024 sebesar 170 persen.
Indonesia Sarang Hacker DDoS Nomor 1 di Dunia
Laporan Cloudflare mengungkap bahwa Indonesia menjadi negara asal lalu lintas DDoS terbesar di dunia, catatan yang telah dipegang selama empat kuartal berturut-turut. Cloudflare melaporkan peningkatan 31.900 persen dalam lalu lintas DDoS HTTP dari Indonesia selama lima tahun terakhir.
Jumlah serangan DDoS dari Indonesia ini mengungguli Thailand yang berada di peringkat kedua, bahkan negara dengan kemampuan IT terkemuka seperti India dan Rusia. Sementara China, Turki, dan Jerman menjadi tiga negara yang paling sering menjadi sasaran serangan DDoS.
Secara keseluruhan, Teknologi Informasi dan Layanan tetap menjadi industri yang paling banyak diserang pada kuartal ketiga, diikuti oleh Telekomunikasi serta Perjudian dan Kasino.
Cloudflare menyatakan bahwa peningkatan pesat dalam kecanggihan serangan DDoS menunjukkan bahwa perangkat on-premise dan pusat pembersihan data sesuai permintaan “tidak lagi cukup” untuk menghadapi ancaman modern. Perusahaan tersebut menegaskan kembali komitmennya untuk menawarkan perlindungan DDoS gratis dan tanpa batasan kuota bagi semua pelanggan di seluruh platform cloud konektivitasnya.




