Perang Data Semakin Panas: Laporan Harvard Bantah Dominasi Teknologi China, Sebut Uang Lebih Penting dari Riset

Perang Data Semakin Panas: Laporan Harvard Bantah Dominasi Teknologi China, Sebut Uang Lebih Penting dari Riset

Teknologi | sindonews | Sabtu, 7 Juni 2025 - 09:00
share

Di tengah narasi global yang semakin santer tentang keperkasaan China dalam perlombaan teknologi, laporan mengejutkan dari Universitas Harvard kini mencoba membalikkan keadaan.

Laporan tersebut secara tegas mengklaim bahwa Amerika Serikat masih menjadi raja di lima arena krusial: Kecerdasan Artifisial (AI), bioteknologi, semikonduktor, luar angkasa, dan komputasi kuantum.

Namun, klaim ini langsung memicu perdebatan sengit. Laporan Harvard ini seolah menantang data dari pelacak global lain seperti Nature Index dan Australian Strategic Policy Institute, yang justru telah lama menobatkan China sebagai pemimpin di banyak bidang riset.

Ini bukan lagi sekadar perang teknologi, ini adalah perang data dan definisi tentang siapa yang sebenarnya memimpin dunia.

Uang Bicara Lebih Keras?

Tim di balik Critical and Emerging Technologies Index dari Belfer Centre Harvard berpendapat bahwa keunggulan AS terletak pada faktor-faktor yang sering diabaikan oleh pelacak lain: kekuatan finansial. Mereka menyoroti investasi publik dan swasta berskala masif, tenaga kerja riset unggul, serta ekosistem inovasi yang telah mapan selama puluhan tahun.Metodologi Harvard secara sengaja memberikan bobot besar pada sumber daya pendanaan, sebuah keunggulan AS yang tidak tertangkap oleh indeks lain yang hanya fokus pada jumlah publikasi riset.

“Meskipun Eropa dan China sebanding dengan AS dalam hal PDB, lingkungan regulasi Eropa dan intervensi negara China yang ekstensif di pasarnya mencegah mereka mencapai kondisi ekonomi yang serupa dengan AS, dengan pasar modalnya yang unik dan kondisi yang menguntungkan untuk memulai bisnis baru," ujar Ethan Kessler, peneliti di Belfer Centre dan salah satu penulis laporan tersebut.

Argumen ini secara langsung membantah temuan seperti dari Nature Index, yang pada bulan Januari menunjukkan bahwa Universitas Sichuan di China telah melampaui Stanford dan MIT dalam hal hasil riset ilmiah berkualitas tinggi.

Juga bertentangan dengan data dari Australian Strategic Policy Institute yang menyebut China memimpin di 57 dari 64 teknologi kunci dari tahun 2019 hingga 2023.

AS Rentan, China Terus Mengejar

Meskipun mengklaim AS masih unggul, laporan Harvard ini juga membunyikan alarm peringatan nyaring. Mereka mengakui bahwa China terus-menerus mempersempit jarak dan memiliki keunggulan unik dalam hal skala sumber daya manusia dan perencanaan terpusat.Laporan tersebut bahkan menyebut keunggulan AS di bidang AI "mungkin lebih rentan dari yang diasumsikan sebelumnya." Kemunculan model AI China yang sangat kompetitif seperti DeepSeek R1 dan Qwen3 dari Alibaba disebut sebagai "panggilan untuk sadar" (wake-up call) bagi sektor teknologi AS.

"Peluang paling cepat bagi China untuk menyalip Amerika Serikat ada di bidang bioteknologi," catat laporan itu, menunjuk pada dominasi China dalam produksi farmasi.

Musuh Terbesar Amerika adalah Dirinya Sendiri?

Secara provokatif, laporan ini juga menunjuk "musuh dari dalam" sebagai ancaman terbesar bagi dominasi teknologi AS. Para penulis mendesak Washington untuk "membalikkan tindakan yang tidak stabil dalam perdagangan dan mengakhiri bentrokan dengan institusi akademik."

"Pemotongan dana penelitian akademik dan meningkatnya polarisasi politik menghambat kemampuan Amerika Serikat untuk secara strategis membentuk alokasi sumber daya publik dan swasta," tulis mereka.

Secara spesifik, laporan tersebut menyoroti bagaimana pemerintahan Presiden Donald Trump secara drastis memotong dana penelitian di berbagai bidang. Ini adalah sebuah kritik pedas yang menyiratkan bahwa keunggulan AS bisa terkikis bukan oleh China, tetapi oleh kebijakan internalnya sendiri.

Pada akhirnya, laporan ini menyimpulkan bahwa dunia teknologi kini didominasi oleh duopoli AS-China, dengan jurang yang signifikan ke para pesainglapiskedua.

Topik Menarik