Penelitian NASA Ungkap Tumbuhan Bisa Beri Peringatan Dini Letusan Gunung Berapi

Penelitian NASA Ungkap Tumbuhan Bisa Beri Peringatan Dini Letusan Gunung Berapi

Teknologi | okezone | Minggu, 18 Mei 2025 - 18:39
share

JAKARTA - Ilmuwan NASA mungkin akan segera dapat memperkirakan letusan gunung berapi dengan memantau respon pepohonan dari luar angkasa. Dengan memanfaatkan satelit, NASA menggunakan penelitian ini sebagai lapisan peringatan dini di daerah berisiko tinggi letusan gunung berapi.

Dilansir Gadgets 360, bekerja sama dengan Smithsonian Institution, Badan antariksa Amerika Serikat (AS) itu menemukan bahwa daun pohon tumbuh lebih rimbun dan lebih hijau ketika karbon dioksida vulkanik yang sebelumnya tidak aktif merembes dari tanah. Ini merupakan peringatan dini bahwa kerucut magma mendorong ke atas, yang akan menimbulkan erupsi.

Respon Tumbuhan Sebagai Peringatan Dini Letusan Gunung Berapi

Dengan menggunakan satelit seperti Landsat 8 dan data dari misi AVUELO para ilmuwan dapat memantau respons biologis ini dari jarak jauh, sehingga berfungsi sebagai lapisan peringatan dini tambahan untuk letusan di daerah berisiko tinggi yang saat ini mengancam jutaan orang di seluruh dunia.

Menurut penelitian oleh Divisi Ilmu Bumi NASA di Ames Research Centre, penghijauan terjadi ketika pohon menyerap karbon dioksida vulkanik yang dilepaskan saat magma naik. Emisi ini mendahului sulfur dioksida dan lebih sulit dideteksi langsung dari orbit.

Meskipun karbon dioksida tidak selalu tampak jelas dalam citra satelit, efek hilirnya — misalnya, peningkatan vegetasi — dapat membantu memperkuat sistem peringatan dini gunung berapi yang ada, kata ahli vulkanologi Florian Schwandner. Hal ini bisa jadi penting karena, seperti yang dikatakan Survei Geologi AS (USGS), Amerika Serikat masih merupakan salah satu negara dengan aktivitas gunung berapi paling aktif.

Secara global, terdapat sekira 1.350 gunung berapi yang berpotensi aktif, banyak di antaranya berada di lokasi terpencil atau berbahaya. Pengukuran gas di lokasi sangat mahal dan berbahaya, sehingga mendorong para ahli vulkanologi seperti Robert Bogue dan Nicole Guinn untuk mengeksplorasi proksi berbasis pohon.

 

Penelitian Guinn terhadap daun pohon di sekitar Gunung Etna di Sisilia menemukan korelasi kuat antara warna daun dan aktivitas gunung berapi bawah tanah. Satelit seperti Sentinel-2 dan Terra terbukti mampu menangkap perubahan vegetatif yang halus ini, terutama di daerah gunung berapi yang berhutan.

Praktik Pemantauan Karbon Dioksida

Untuk mengonfirmasi metode ini, ilmuwan iklim Josh Fisher memimpin tim NASA-Smithsonian pada Maret 2025 ke Panama dan Kosta Rika, mengumpulkan sampel pohon dan mengukur kadar gas di dekat gunung berapi yang aktif. Fisher melihat penelitian interdisipliner ini sebagai kunci untuk peramalan gunung berapi dan pemahaman respons pohon jangka panjang terhadap karbon dioksida atmosfer, yang akan mengungkap kondisi iklim di masa mendatang.

Manfaat deteksi karbon dioksida dini telah dibuktikan dalam letusan gunung berapi Mayon di Filipina pada 2017, yang memungkinkan evakuasi massal dan menyelamatkan lebih dari 56.000 jiwa. Deteksi ini memiliki keterbatasan, seperti medan yang buruk atau terlalu banyak kebisingan lingkungan, tetapi deteksi ini dapat mengubah keadaan.

Topik Menarik