Hiu Hantu Jenis Baru Ditemukan di Thailand

Hiu Hantu Jenis Baru Ditemukan di Thailand

Teknologi | sindonews | Sabtu, 23 Maret 2024 - 18:00
share

Para peneliti menemukan hiu hantu jenis baru di Laut Andaman, Thailand. Bentuk hiu hantu ini tidak seperti yang pernah terlihat sebelumnya. Ia memiliki kepala besar, mata besar berkilau, dan sirip seperti bulu.

Hiu hantu yang baru ditemukan ini diberi nama Chimaera supapae. Ia termasuk dalam kelompok ikan purba yang disebut Chimaeriformes, kerabat jauh hiu dan pari.

Penemuan baru ini dituangkan dalam makalah ilmiah yang diterbitkan pada 6 Maret di The Raffles Bulletin of Zoology. David Ebert, penulis utama studi dan kepala Pusat Penelitian Hiu Pasifik di San Jos State University di California, mengatakan, Chimaera jarang ditemukan di bagian dunia ini.

Chimaera hidup di laut dalam, tinggal di sepanjang lereng dan punggung dasar laut. Mereka lebih menyukai kedalaman di bawah 500 meter, dengan air gelap. Chimaera memakan makhluk seperti krustasea, moluska, dan cacing yang hidup di dasar laut.

Menurut Ebert, sebelumnya hanya ada 53 jenis chimaera di seluruh dunia. Habitat mereka di laut dalam membuatnya sulit dideteksi, terutama di Laut Andaman, di mana beberapa area memiliki kedalaman lebih dari 4.400 meter.

Chimaera juga dikenal sebagai hiu hantu dan ikan tikus karena mata besarnya yang berkilau dan tubuh ramping yang menyerupai tikus. Beberapa jenis chimaera dapat mencapai panjang hingga 2 meter.

Selama proyek survei laut dalam pada tahun 2018, para ilmuwan menemukan tubuh chimaera jantan yang belum dewasa. Penemuan ini terjadi saat pukat dasar di Laut Andaman pada kedalaman mulai dari 772 hingga 775 meter di bawah permukaan.

Para peneliti mengidentifikasinya sebagai spesies baru karena kepalanya besar dengan moncong pendek dan matanya oval, membentuk lebih dari 32 persen dari total panjang kepalanya.

Spesies yang baru ditemukan ini termasuk dalam kelompok chimaera berhidung pendek, dengan panjang 51 sentimeter dengan sirip dada yang lebar. Ebert berpendapat embel-embel seperti bulu pada makhluk ini mungkin membantu mereka bernavigasi di dasar laut yang berbatu.

Mata yang besar dan berwarna hijau berkilauan membantunya bernavigasi di perairan gelap laut dalam. Kulitnya yang berwarna coklat tua tidak memiliki pola yang terlihat, dan memiliki duri punggung di atas kepalanya.

Spesies ini diberi nama supapae untuk menghormati mendiang Supap Monkolprasit, seorang ilmuwan dari Thailand yang mengabdikan hidupnya untuk mempelajari ikan bertulang rawan.

Nama Chimaera, yang merujuk pada genus, berasal dari mitologi Yunani, di mana ia mewakili makhluk mitos dengan tiga kepala: kepala singa di depan, kepala kambing yang memanjang dari punggungnya, dan ekor ular yang berujung pada kepala ular.

Topik Menarik