Kemenparekraf Dukung Miss Tionghoa Indonesia 2024, Ingatkan untuk Fokus Keberlanjutannya

Kemenparekraf Dukung Miss Tionghoa Indonesia 2024, Ingatkan untuk Fokus Keberlanjutannya

Gaya Hidup | surabaya.inews.id | Senin, 6 Mei 2024 - 09:00
share

JAKARTA, iNewsSurabaya.id - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan dukungan penuh untuk penyelenggaraan beauty pageant Miss Tionghoa Indonesia 2024 oleh Peraga Indonesia. Kementerian mengingatkan untuk menjaga keberlanjutan kegiatan ini.

Wakil Menparekraf, Angela Tanoesoedibjo, menekankan bahwa keberlanjutan acara ini menjadi pertanyaan kunci bagi para peserta. "Setelah menang, apa yang selanjutnya menjadi fokus penting yang perlu dipertimbangkan oleh penyelenggara," katanya.

Menurutnya, para peserta tidak hanya mencari pengalaman dan pelatihan, tetapi juga ingin menjadikan acara ini sebagai batu loncatan ke level internasional. Oleh karena itu, kolaborasi dengan penyelenggara pageant internasional diharapkan dapat meningkatkan nilai dan dampak acara ini.

“Dari yang saya tahu, dalam sebuah kontes, peserta akan mendapat pengalaman, pelatihan-pelatihan, ekspos melalui media, dan akan menjadikan event seperti ini sebagai batu loncatan, misalnya ke level pageant internasional. Jadi perlu diupayakan kolaborasi dengan penyelenggara beauty pageant tingkat yang lebih tinggi, dalam hal ini tingkat internasional,” ujar Wamen kelahiran Ottawa, Kanada, 23 April 1987 itu.

Ia menambahkan, beberapa pageant atau kontes diarahkan untuk peserta terjun ke dunia entertainment. “Ini bagian dari keberlanjutan yang diharapkan. Mereka pasti ingin lebih, tidak hanya sampai di situ. Nah, hal itu perlu diperhatikan,” ucap putri pemilik bisnis raksasa media MNC Group, Harry Tanoesoedibjo. 

 

Dalam konteks keberlanjutan, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, Vincensius Jemadu, menekankan pentingnya menghindari isu dikotomi pribumi-nonpribumi. 

“Jangan sampai justru memunculkan aspek eksklusivitas warga Tionghoa,” ujar Vincensius Jemadu yang akrab dipanggil Vije.

Menurutnya, Miss Tionghoa Indonesia bisa dianggap kontes kecantikan pertama  yang berlatar-belakang etnis, dalam hal ini etnis Tionghoa di mana pesertanya harus memiliki darah keturunan Tiongkok. Oleh karena itu ia menekankan agar tujuan penyelenggaraan event ini yaitu ingin merekatkan seluruh warga negara Indonesia tanpa memandang etnis, bisa terealisasi.


Wakil Menparekraf, Angela Tanoesoedibjo menerima rombongan dari Peraga Indonesia. Foto iNewsSurabaya/ist

Dikatakannya, sebagai sebuah gagasan dengan tujuan baik, Miss Tionghoa Indonesia perlu didukung. “Kemenparekraf siap mendukung,” ungkapnya.

Ia memastikan bahwa acara ini harus merekatkan semua warga negara Indonesia tanpa memandang latar belakang etnis.

Dukungan dari Kemenparekraf tidak hanya sebatas retorika. Mereka menyarankan agar penyelenggara mempertimbangkan lokasi penyelenggaraan acara di daerah perbatasan seperti Kalimantan, sebagai upaya untuk memperluas dampak ekonomi dan pariwisata.

Meskipun masih dalam tahap awal, Miss Tionghoa Indonesia 2024 telah menarik perhatian banyak pihak. Dengan visi jangka panjang untuk menjadi tuan rumah bagi peserta dari luar negeri, acara ini diharapkan dapat meningkatkan devisa negara dari sektor pariwisata.

Dengan demikian, Miss Tionghoa Indonesia bukan hanya sekadar kontes kecantikan, tetapi juga sebuah platform untuk mempromosikan keberagaman, keberlanjutan, dan kesetaraan di Indonesia.

 

Fransiskus Handoko, Direktur Event Nasional dan Internasional di Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, menambahkan, Kemenparekraf mengapresiasi Kontes Miss Tionghoa Indonesia 2024. Ia menyarankan agar kelak penyelenggara mempertimbangkan penyelenggaraan acara diadakan di daerah perbatasan seperti Kalimantan.


Wakil Menparekraf, Angela Tanoesoedibjo menerima rombongan dari Peraga Indonesia. Foto iNewsSurabaya/ist

Merespon pandangan dan masukan dari pihak Kemenparekraf, Ketua Panitia Penyelenggara yang juga Co-founder Peraga Indonesia, Nita J. Kartika, mengatakan, terkait pertanyaan setelah menang (peserta) mau ke mana, atau mau jadi apa, hal itu sudah dipikirkan.

“Miss Tionghoa Indonesia baru pertamakali akan diadakan. Memang untuk saat ini kita belum berpikir untuk mengikutkan juara ke level yang lebih tinggi. Tapi kami punya cita-cita, ke depan bukan kita yang mengirimkan wakil ke kontes internasional di luar negeri, tapi peserta dari luar negeri yang datang ke Indonesia. Kita jadi tuan rumah,” paparnya.

Dengan demikian, sambungnya, ini akan menambah devisa negara dari sektor pariwisata. “Untuk satu atau dua tahun penyelenggaraan, rasanya ide itu memang belum bisa dilaksanakan, tapi untuk jangka panjang, bisa,” timpal Founder Peraga Indonesia, Roy E. Mahieu.

Hadir mendampingi Roy dan Nita, beberapa anggota panitia penyelenggara dari Peraga Indonesia, yaitu Steven Yo selaku National Director, Haryanto Wiyoto (Marketing), Sissy Mathindas (Desainer), dan Herling Tumbel (Public Relations).

Menurut rencana, Miss Tionghoa Indonesia akan diadakan pada bulan September 2024 di Surabaya. “Peserta dari seluruh Indonesia. Mereka  akan disaring dan yang memenuhi syarat dipersilakan datang ke acara grand final di Surabaya,” tambah Roy.

Selain memperoleh piala dan peluang-peluang mengembangkan diri dan karir, panitia penyelenggara menyediakan berbagai hadiah bagi pemenang, termasuk hadiah uang jutaan rupiah. 

Topik Menarik