Jadi Dokter, Lulusan FK Unusa ini Lebih Memilih Pulang Kampung NTT, Alasannya Bikin Salut

Jadi Dokter, Lulusan FK Unusa ini Lebih Memilih Pulang Kampung NTT, Alasannya Bikin Salut

Terkini | surabaya.inews.id | Selasa, 27 Februari 2024 - 22:13
share

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Jadi dokter, M. Ikhwan Fajri Utama, salah satu lulusan FK Unusa lebih memilih pulang kampung NTT. Keputusan tersebut sudah ia tanamkan, bahkan sejak akan berangkat kuliah di Surabaya.

Ikhwan Fajri bilang, keputusan untuk mengejar cita-cita sebagai seorang dokter bermula dari keprihatinan terhadap kondisi lapangan daerah asalnya, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Keterlibatannya dalam dunia kedokteran tidak hanya merupakan hasil dari keputusan pribadi semata, tetapi juga merupakan respons terhadap kondisi kesehatan yang sulit dan terbatas di kampung halaman Ikhwan, Kefamenanu, NTT.

Selain dari dorongan keluarga, saya pribadi merasa terpanggil ketika melihat kondisi kesehatan di kampung saya, miris, masih butuh banyak tenaga kesehatan untuk diperbantukan, ungkapnya usai acara pengambilan sumpah dan janji dokter ke-9 di Unusa Surabaya, Selasa (27/2/2024).

Selain itu, keterbatasan fasilitas kesehatan di daerah tersebut menjadi pemicu utama bagi dirinya untuk berkomitmen menjadi agen perubahan dalam bidang kesehatan.

Keberpihakan yang jelas terhadap masyarakat, terutama di tengah kendala-kendala kesehatan yang dihadapi dan ingin memberikan kontribusi terhadap masyarakat yang membutuhkan.

Dokter lulusan FK Unusa ini berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya yang hanya sebagai wiraswasta, membuat dirinya ingin memperhatikan kesehatan dari masyarakat sekitarnya.

Kondisi di NTT itu bahkan dalam satu kota hanya punya 2-3 dokter, padahal untuk jangkauan luas di suatu kota, kita butuh lebih dari itu. Itu merupakan tantangan nyata dan membuat saya bertekad untuk memberikan jaminan kesehatan yang layak di sana, terangnya.

Pria kelahiran Makassar, 13 November 1999 itu mengungkapkan, pemerataan kesehatan tersebut membuat dirinya termotivasi untuk bisa merampungkan pendidikan profesi dokter hingga lulus UKMPPD.

Untuk setahun ke depan ini saya fokus untuk merampungkan internship yang akan saya jalani, ucapnya.

Saat disinggung akan melanjutkan pendidikan spesialis, Ikhwan memiliki keinginan untuk mengambil spesialis urologi.

Awalnya saya bingung untuk melanjutkan di spesialis mana, tetapi setelah menjalani koas dan UKMPPD, saya tertarik mempelajari spesialis urologi. Selain minat, tindakan operasinya juga tidak seperti bedah umum, kata dia.

Anak pertama dari dua bersaudara tersebut turut menceritakan bahwa selama koas, hal yang menjadi tantangan adalah setiap momen perpindahan stase. Walaupun harus mempelajari materi baru lagi, namun Ikhwan berprinsip untuk menjalaninya dengan enjoy dan ikhlas.

Capek itu pasti ada, tapi ada rasa kepuasan tersendiri ketika dari hasil penanganan kasus atau konsultasi orang atau pasien tersebut kemudian menjadi sembuh, ujarnya.

Secara keseluruhan, perjalanan Ikhwan mencerminkan kekuatan transformasional pendidikan dan tekad individu.

Keputusannya untuk menjadi dokter sebagai bentuk kontribusi pada masyarakat, menekankan pentingnya mengatasi kesenjangan kesehatan dan peran penting para profesional yang berkomitmen dalam menciptakan dampak positif.

Topik Menarik