Sutradara Film Animasi Merah Putih One For All Pastikan Tidak Terima Dana Produksi dari Pemerintah

Sutradara Film Animasi Merah Putih One For All Pastikan Tidak Terima Dana Produksi dari Pemerintah

Gaya Hidup | sindonews | Selasa, 12 Agustus 2025 - 17:00
share

Sutradara sekaligus produser film animasi Merah Putih One For All, Endiarto, menegaskan bahwa film garapannya tidak menerima dana produksi dari pemerintah. Ia memastikan seluruh proses pembuatan dilakukan secara mandiri melalui sistem gotong royong tim kreatif, di tengah isu biaya fantastis Rp6,7 miliar yang ramai dibicarakan publik.

Menurut Endiarto, kontribusi yang diberikan bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga tenaga, ide, dan waktu. Isu dana produksi film animasi tersebut langsung menyebar di media sosial, memicu perdebatan hangat di kalangan warganet, baik yang mengkritik maupun yang memberikan dukungan.

"Kalau ada biaya seperti itu, saya sangat bersyukur. Tetapi, kami ini nggak ada biaya satu peser pun tidak ada. Jadi kami ini sifatnya gotong royong, mandiri, urunan," kata Endiarto di Rasuna Said, Jakarta, Selasa (12/8/2025).

"Bukan berarti urunan duit saja, urunan tenaga, pikiran, dan waktu. Jadi siapa sih mau?" sambungnya.

Baca Juga:Wamen Ekraf Tegaskan Tidak Biayai Produksi Film Animasi Merah Putih One For All

 

Foto/IMDb

Endiarto menjelaskan, proyek ini digagas sebagai bentuk kontribusi nyata untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 2025. Ide ini lahir dari rasa nasionalisme dan keinginan untuk menghadirkan karya yang dapat menginspirasi masyarakat, terutama generasi muda.

"Nggak semuanya orang berpikiran ke angka, tapi ada juga orang-orang yang memiliki idealis. 'Oke, kita sama-sama ini'," jelasnya.

"Nah, ternyata ada beberapa itu termasuk animatornya. Termasuk asisten, termasuk produsennya, kita kumpul. Jadi tidak ada kamu dapat sekian, nggak ada," tambahnya.

Terkait isu biaya fantastis, Endiarto mengakui bahwa pembuatan film animasi memang membutuhkan anggaran lebih tinggi dibandingkan film live action. Ia menuturkan, biaya dan waktu produksi animasi bisa mencapai tiga hingga empat kali lipat dari film biasa. Baca Juga:5 Fakta Film Animasi Merah Putih One For All, Anggaran Rp6,8 Miliar Banjir Kritik

Meski demikian, ia menegaskan kembali bahwa semua pengeluaran ditanggung sendiri oleh tim tanpa adanya bantuan finansial dari pemerintah.

"Kalau mau dihitung film animasi itu bisa tiga hingga empat kali lipat dari film biasa, baik biaya maupun waktunya. Kalau kami dihitung begitu lita total-totalnya bisa lebih (dari yang dibicarakan) cuma kita nggak ada dapatnya dari mana," ucapnya.

Menanggapi kritik warganet terkait kualitas film, Endiarto memilih untuk bersikap legowo. Ia menuturkan bahwa tujuan utama dari proyek ini bukan semata-mata mengejar keuntungan komersial atau jumlah penonton, melainkan memberikan sumbangsih bagi perayaan kemerdekaan Indonesia.

"Kalau soal respons penonton nanti, kalau Alhamdulillah besar, ya kita menikmati. Kalau kecil ya kita menikmati juga," tuturnya.

Baca Juga:Sinopsis Merah Putih One For All, Film Animasi Indonesia Rp6,8 Miliar yang Banjir Kritik

"Kalau kosong, nggak ada yang nonton satu pun, ya kita sudah niat dari awal, kita hanya memberikan sumbangsih, kontribusi untuk mewarnai (HUT RI). Itu aja niat kami," tandasnya.

Topik Menarik