Pakistan Bantah Klaim India yang Tembak Jatuh 6 Jet Tempur Selama Perang 4 Hari
Pakistan menolak klaim India yang menyatakan telah menembak jatuh enam pesawat Pakistan, termasuk lima jet tempur, selama konflik empat hari antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir di Asia Selatan tersebut. Aksi saling bantah itu membuat hubungan kedua negara mamanas.
"Klaim tersebut tidak masuk akal dan tidak tepat waktu," kata Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif dalam sebuah pernyataan, dilansir Anadolu.
"Tidak ada satu pun pesawat Pakistan yang ditembak jatuh atau dihancurkan oleh India," kata Asif.
Ia menambahkan bahwa klaim yang terlambat tersebut tidak hanya keliru secara faktual, tetapi juga merupakan upaya putus asa untuk menutupi apa yang ia sebut sebagai "kegagalan monumental" strategi militer India, yang bersumber dari "kepicikan strategis" para pemimpin politiknya.
"Selama tiga bulan, tidak ada klaim semacam itu yang disuarakan," kata Asif."Segera setelah konflik, Pakistan menyampaikan pengarahan teknis terperinci kepada media internasional, sementara pengamat independen mengakui hilangnya beberapa pesawat India, termasuk Rafale. Pengakuan ini diperkuat oleh para pemimpin dunia, politisi senior India, dan penilaian intelijen asing."
Ia menambahkan bahwa selama konflik tersebut, pasukan Pakistan menghancurkan enam jet tempur India, baterai pertahanan udara S-400, dan pesawat nirawak, sementara dengan cepat melumpuhkan beberapa pangkalan udara India.
Baca Juga: Negara-negara Eropa Minta Perundingan Damai Harus Melibatkan Ukraina
Sabtu sebelumnya, Kepala Angkatan Udara India Amar Preet Singh mengklaim bahwa New Delhi telah menembak jatuh enam pesawat Pakistan, termasuk lima jet tempur, selama konflik empat hari tersebut.
Klaimnya muncul tiga bulan setelah bentrokan lintas batas antara New Delhi dan Islamabad.Pertempuran antara kedua negara dipicu oleh serangan pada 22 April di sebuah resor wisata di Kashmir yang dikelola India.
New Delhi menyalahkan Islamabad atas serangan tersebut, yang kemudian menyangkal bertanggung jawab dan menyerukan penyelidikan yang tidak memihak.
Setelah saling serang antara kedua negara, Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata pada 10 Mei.




