Tragedi Pesta Pernikahan Anak KDM, Bupati Garut: Korban Tewas dan Pingsan Akibat Kekurangan Oksigen

Tragedi Pesta Pernikahan Anak KDM, Bupati Garut: Korban Tewas dan Pingsan Akibat Kekurangan Oksigen

Nasional | sindonews | Jum'at, 18 Juli 2025 - 23:45
share

Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengungkap penyebab korban tewas dan pingsan dalam tragedi makan gratis rangkaian pesta pernikahan Putri Karlina-Maula Akbar. Menurut Syakur, korban tewas dan pingsan akibat kekurangan oksiken saat berdesakan.

"Informasi kami terima itu karena kekurangan oksigen, berdesak-desakan. Ada anak kecil, juga ibu-ibu yang umurnya 61 tahun. Kalau yang petugas (polisi) tadi, berjaga di depan, terdorong dan jatuh, kemudian terinjak-injak," kata Bupati, Jumat (18/7/2025).

Abdusy Syakur menyampaikan turut berbelasungkawa, berduka cita atas wafatnya tiga warga Garut dalam tragedi itu. "Saya selaku Bupati menyampaikan belasungkawa, turut berduka cita atas wafatnya warga Garut. Jadi kami sampaikan keprihatinan dan belasungkawa sedalam-dalamnya," ujar Abdusy Syakur.

Baca juga: Kisah Pilu Ibu Korban Tragedi Pesta Rakyat: Saya Lagi Jualan, Tahu-tahu Anak Saya Sudah di Ambulans

Tiga korban tewas, ujar Bupati, Bripka Cecep, anggota Polri yang berjaga. Karena itu, almarhum syahid karena sedang bertugas melindungi dan menjaga masyarakat. "Juga ada anak kecil namanya Vania dan satu ibu-ibu yang tadi mengalami musibah saat bersama-sama ingin memeriahkan kegiatan," tutur Bupati.Abdusy Syakur mengatakan, berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan Garut, sebanyak 26 orang menjadi korban. Dari 26 itu, tiga orang meninggal di tempat, sisanya luka-luka dan pingsan.

Baca juga: Selain Renggut 3 Korban Tewas, 14 Orang Pingsan dalam Tragedi Makan Gratis Pernikahan Anak KDM

"Saat ini, korban pingsan dan luka telah pulang ke rumah masing-masing. Tapi ada yang dirawat. Semua biaya perawatan itu di-cover (ditanggung) oleh Pemerintah Kabupaten Garut," ucap Abdusy Syakur.

Disinggung apakah Pemkab Garut akan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap peristiwa itu? Bupati menyatakan tidak perlu. "Tidak perlu ya," ujar Bupati.

Menurut Abdusy Syakur, tragedi ini terjadi karena antusiasme masyarakat menghadiri dan memeriahkan acara ini. Masyarakat ingin bersama-sama bergembira. Untuk mengamankan acara ini, kata Bupati, panitia menyiagakan 29 personel Satpol PP dan polisi di lokasi."Banyak sekali yang hadir ke sini. Tadi di luar dugaan kami. Yang mestinya jam 1 (13.00 WIB). Tapi setelah Jumatan, masyarakat sudah di lokasi," tuturnya.

Bupati mengatakan, imbas dari kejadian ini, acara hiburan rakyat yang sedianya digelar pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB batal digelar. "Untuk rangkaian, kami tadi bersama-sama, memutuskan bahwa kegiatan lanjutan ditunda atau ditiadakan," ucap Bupati.

Ditanya siapa yang bertanggung jawab dalam tragedi ini, Abdusy Syakur menyatakan, panitia pelaksana. "Kita bersama-sama, berbagi tugas. (Siapa yang bertanggung jawab) sedang kami dalami," ujarnya.

Ditanya apakah tragedi ini kesalahan eksternal atau internal pemerintahan? Kalau pertanggungjawaban eksternal bagaimana?

"Dari eksternal, bagian dari rangkaian kegiatan resepsi. Nanti kita tanyakan," tutur Abdusy Syakur. Bupati mengatakan, Wabup Garut Putri Karlina menyampaikan keprihatinan mendalam. Kondisi Putri Karlina sedang bersedih karena peristiwa ini."Bu wakil (Putri Karlina) sangat sedih sekali. Tadi juga kami undang, tapi bisa bayangkan lah, kami segera memutuskan diambil alih Pemerintah Kabupaten Garut. Kemudian kegiatan selanjutnya kami tunda," ucap Bupati.

Selain biaya pengobatan, ujar Abdusy Syakur, Pemkab Garut juga menyiapkan santunan yang akan diberikan kepada keluarga korban meninggal. "(Langkah selanjutnya) kami akan melakukan evaluasi ke depan terkait dengan kegiatan ini," ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto mengatakan, terkait anggota Polri yang gugur dalam peristiwa itu akan didalami. "Jadi informasi tadi almarhum Bripka Cecep sedang mengevakuasi masyarakat yang pingsan. Jadi beliau berusaha untuk mengevakuasi, memasukan (korban) ke mobil ambulan, tapi beliau juga ternyata pingsan. Kemudian dibawa ke rumah sakit tapi sudah meninggal," kata Kapolres Garut.

AKBP Yugi menyatakan, Strandar Operasional Pengamanan (SOP) pengamanan diawali dengan apel pukul 10.00 WIB yang dihadiri personel gabungan dari TNI, Polri, Dishub, Satpol PP Garut, dan anggota Brimob. "Jadi setelah melaksanakan apel, kami langsung tempatkan personel di titik titik. Seperti itu (SOP-nya)," ujar AKBP Yugi.

Apakah pascainsiden ada penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui dugaan kelalaian atau kesalahan SOP? Kapolres Garut memastikan akan melakukan evaluasi dan proses hukum. "Pasti kami akan melaksanakan evaluasi. Kami akan dalami," tutur Kapolres.

Topik Menarik