Lolos Kedokteran UGM dan Kuliah Gratis, Zahra Wujudkan Mimpi Orang Tua Meski Sudah Tiada
Fatimah Azzahra menjadi salah satu mahasiswa UGM di Fakultas Kedokteran Hewan UGM melalui jalur SNBT. Gadis yatim piatu itu bahkan memperoleh subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) penuh dari kampusnya.
Zahra, begitu sapaan akrabnya, berasal dari Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar). Zahra kini tengah berjuang menjadi mahasiswa tanpa ada orang tua yang mendampinginya.
Baca juga: Anak Penjual Soto Lolos FEB UGM dan Kuliah Gratis, Ini Kisah Anyndha yang Menginspirasi
Lolos SNBT Jadi Momen Bahagia sebelum Ayahanda Meninggal
Ibundanya, seorang mantri hewan telah berpulang Ketika ia duduk di bangku SMA. Kemudian ayah tercintanya, meninggal dunia tepat sehari sebelum Zahra melakukan daftar ulang di UGM.Zahra masih teringat momen bahagia ia Ketika Bersama almarhum ayah dan kakaknya Ketika bersama-sama membuka pengumuman Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).
Baca juga: Rektor Baru UP Resmi Dilantik: Janji Komitmen untuk Kemajuan Institusi!Dalam suasana penuh harap di tepi pantai, Zahra memutuskan membuka pengumuman bersama keluarga.
“Saya awalnya mau buka sendiri. Tapi kakak saya bilang, ‘Buka bareng-bareng aja. Apapun hasilnya, kami tetap support.’ Waktu lihat saya lulus di pilihan pertama, FKH UGM, kami semua langsung menangis. Bahkan kakak saya lebih dulu menangis daripada saya,” kenangnya, mengutip laman UGM, Rabu (16/7/2025).
Baca juga: Cerita Riko, Driver Ojol yang Berhasil Menembus IPB University Lewat Jalur PrestasiAyah Zahra yang masih hidup saat itu juga memeluk dan mengucapkan rasa bangganya. Momen itu pun menjadi salah satu kenangan terakhir yang begitu membekas bagi Zahra.
Berhasil Tunaikan Pesan Almarhum Orang Tua
Latar belakang Zahra berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang guru SD sementara ibunya pekerja mantri hewan.Baca juga: 1.085 Calon Mahasiswa Lulus Jalur Mandiri SM IPB 2025, Ini Link Registrasinya
“Orang tua saya selalu bilang, pendidikan itu yang utama. Bahkan sampai keluarga besar pun berpesan ke kakak saya: jangan gunakan tabungan orang tua untuk hal lain sebelum pendidikan Zahra selesai,” ungkap Zahra, Selasa (15/7).Minat Zahra terhadap dunia kedokteran hewan tidak datang tiba-tiba. Ibunya, yang pernah menjadi mantri hewan, menjadi inspirasi tersendiri baginya. Meski Zahra mengaku tidak terlalu menyukai memelihara hewan, ketertarikannya untuk memahami dan mempelajari hewan tumbuh seiring waktu.
“Minat saya terhadap kedokteran hewan dipengaruhi oleh kakak kedua saya yang juga kuliah di jurusan yang sama, meskipun di universitas berbeda. Selain itu, ibu saya dulunya adalah seorang mantri hewan yang menangani hewan ternak. Jadi, mungkin minat ini memang sudah menurun secara tidak langsung,” katanya.
Dapat Subsidi UKT 100
Zahra awalnya bingung dengan biaya kuliah karena ayahnya yang meninggal dunia sehari sebelum kewajiban daftar ulang di UGM. Ia pun berpikir ulang untuk lanjut atau tidak kuliah di UGM.Namun ia pun mendapat kabar baik Ketika diumumkan menjadi penerima subsidi UKT 100 . Sebab ia mengaku meski mendapatkan UKT Golongan 1 pun ia pasti tidak mampu menbayar UKT di Fakultas Kedokteran Hewan.
"Jadi ketika tahu dapat subsidi, saya sangat bersyukur, seperti beban saya terangkat. Ini adalah rezeki yang sangat besar,” kata Zahra.
Kakak pertama Zahra, Sylvie juga mengaku bersyukur dengan adanya subsidi UKT ini. Karena kedua orangtuanya sudah meninggal dunia, ia merasa tanggung jawabnya sebagai kakak pertama semakin berat. “Saat Zahra dapat UKT 0 itu lega sekali. Soalnya adik-adik kan juga ini dua orang kuliah semua, jadi otomatis tanggung jawab ke saya semua. Setelah dapat pengumuman UKT 0 itu, Alhamdulillah kami bersyukur sekali,” tuturnya.
Mengingat sebentar lagi ia akan memulai perkuliahannya, Zahra mengaku sedang mempersiapkan yang terbaik untuk dirinya. Ia ingin agar bisa menjadi pribadi yang menyenangkan supaya ketika sudah memasuki perkuliahan, ia dapat berteman dengan baik dan bisa aktif untuk mengikuti kegiatan mahasiswa, khususnya yang berkaitan dengan bidang konservasi hewan liar nantinya jika telah belajar di FKH UGM.
Zahra juga berpesan kepada teman-teman yang mungkin merasa terhalang oleh kondisi ekonomi atau berasal dari daerah yang sulit mengakses pendidikan tinggi bahwa selama mempunyai tekad dan impian yang sungguh-sungguh, Tuhan pasti akan memberikan jalan.
“Saya bahkan tidak pernah menyangka, sehari sebelum daftar ulang ayah saya meninggal dunia. Saya sempat bingung, tapi ternyata selalu ada jalan. Jadi jangan pernah menyerah. Terus berusaha dan berdoa,” pungkasnya.










