Andi Afdal: Tata Nilai Inisiatif Jadi Fondasi Transformasi Layanan JKN

Andi Afdal: Tata Nilai Inisiatif Jadi Fondasi Transformasi Layanan JKN

Ekonomi | sindonews | Senin, 14 Juli 2025 - 18:52
share

Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan, Andi Afdal Abdullah, menegaskan keberhasilan penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tidak hanya bergantung pada sistem, tetapi bertumpu pada kekuatan tata nilai organisasi. Hal itu ia sampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Rakornas FOKAL IMM) di Depok, Jawa Barat.

Andi Afdal menyebutkan bahwa Tata Nilai Inisiiatif, yang mencakup Integritas, Kolaborasi, Pelayanan Prima, dan Inovatif merupakan fondasi budaya kerja di BPJS Kesehatan yang mendasari seluruh proses transformasi layanan JKN agar lebih humanis, efisien, dan berkelanjutan.

"Mengelola program sebesar JKN bukan hanya soal sistem teknologi, tapi tentang komitmen nilai-nilai yang terus dipegang teguh dalam setiap pelayanan publik," ujar Andi dalam pernyataannya, Senin (14/7).

Baca Juga:Perkuat Literasi JKN, BPJS Kesehatan Gandeng Kalangan Akademisi

Andi menjelaskan BPJS Kesehatan telah melakukan berbagai inovasi layanan untuk meningkatkan mutu dan akses JKN. Di antaranya ialah sistem antrean online, layanan telekonsultasi, integrasi data Nomor Induk Kependudukan (NIK), digitalisasi skrining kesehatan, dan validasi biometrik peserta.Selain itu, BPJS Kesehatan menghadirkan Portal Informasi Fasilitas Kesehatan (PIF) yang memungkinkan monitoring klaim, proses pembayaran, dan mutu pelayanan secara transparan dan real-time. Hal ini melengkapi kehadiran i-Care JKN, sistem berbasis data medis yang memungkinkan dokter melihat riwayat pelayanan pasien secara digital untuk kolaborasi perawatan yang lebih efektif.

Program JKN telah menjangkau 280,1 juta jiwa atau 98,32 persen dari total penduduk per 1 Juli 2025. Pencapaian ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan cakupan jaminan kesehatan semesta terbesar di dunia dengan satu badan penyelenggara.

Menurut Andi, capaian tersebut tak mungkin diraih tanpa sinergi semua pihak, baik pemerintah pusat dan daerah, fasilitas kesehatan, tenaga medis, peserta JKN, serta masyarakat luas. Ia menekankan transformasi layanan tidak bisa berhenti pada sistem, melainkan terus berkembang melalui kolaborasi yang berkelanjutan.

Berbagai upaya transformasi dan inovasi ini turut berkontribusi dalam menjaga kepercayaan publik. Hal itu tercermin dari opini audit Wajar Tanpa Modifikasi (WTM) atas pengelolaan Dana Jaminan Sosial selama 10 tahun berturut-turut, serta penghargaan nasional dan internasional atas kepuasan peserta dan penguatan akuntabilitas kelembagaan.

"Semua ini adalah manifestasi dari semangat Inisiatif, yaitu bagaimana integritas dan inovasi membentuk pelayanan yang lebih baik dan berdampak nyata bagi masyarakat," ujarnya.Baca Juga:BPJS Kesehatan Gandeng Kader Surabaya Hebat Tingkatkan Pemahaman JKN bagi Masyarakat

Andi Afdal juga mengajak seluruh peserta Rakornas FOKAL IMM untuk berperan aktif dalam memperkuat literasi JKN di masyarakat. Menurutnya, keberlanjutan program JKN tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah, melainkan harus menjadi gerakan kolektif masyarakat.

"JKN bukan soal program negara, melainkan tanggung jawab bersama. Butuh kolaborasi dan gotong royong agar semua lapisan masyarakat memahami, mendukung, dan merasa memiliki program ini," pungkas Andi.

Topik Menarik