5 Fakta Kematian Diplomat Muda Kemlu di Menteng, Kasusnya Kini Ditangani Polda Metro

5 Fakta Kematian Diplomat Muda Kemlu di Menteng, Kasusnya Kini Ditangani Polda Metro

Nasional | sindonews | Jum'at, 11 Juli 2025 - 15:55
share

Lima fakta seputar kematian diplomat muda Kemlu Arya Daru Pangayunan (ADP) di kamar kos kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (8/7/2025) diulas di artikel ini. Kasus yang menyita perhatian ini kini ditangani Polda Metro Jaya.

Diketahui, mayat ADP (39) ditemukan di sebuah indekos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025). Korban ditemukan tewas dalam kondisi kepala terlilit lakban.

Jenazah ADP pertama kali ditemukan oleh penjaga indekos sekitar pukul 08.30 WIB. Penjaga curiga karena korban yang merupakan diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) itu sudah lama tidak terlihat.

Saat mengecek kamar, penjaga menemukan tubuh korban dalam posisi mencurigakan. Polisi membawa jenazah untuk keperluan autopsi. Jenazah ADP telah dimakamkan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (9/7/2025).

Berikut ini lima fakta seputar kematian diplomat muda Kemlu

1. Saat Ditemukan Kepala Korban Terlilit Lakban

Kepala korban ditemukan dalam kondisi terbungkus lakban. Kapolsek Metro Menteng Kompol Rezha Rahandhi membenarkan penemuan mayat tersebut.

Baca Juga: Mayat Pria Diduga Diplomat Kemlu Terlilit Lakban Korban Pembunuhan? Ini Kata Polisi

Jasadnya ditemukan dalam kondisi yang mengundang tanya karena terbungkus lakban. Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh penjaga kos sekitar pukul 08.30 WIB. Saat itu, penjaga curiga karena salah satu penghuni tidak terlihat sejak beberapa waktu.Setelah mengecek ke dalam kamar, ia langsung menemukan tubuh korban dalam kondisi mencurigakan dan segera melapor ke polisi.

2. Aktivitas Terakhir Korban sebelum Ditemukan Tak Bernyawa

Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi membeberkan aktivitas terakhir terakhir ADP sebelum ditemukan meninggal dunia. Aktivitasnya itu sempat terekam kamera CCTV.

"Penjaga di rumah malam hari, dia makan katanya di kosan itu, kan ada ruangan kayak ruangan dapurnya lah. Saat itu malam hari, dia makan, mungkin habis ngegojek kali ya. Memang dibuktikan kelihatan di CCTV itu memang dia keluar buang sampah," ujarnya kepada wartawan, Selasa (8/7/2025).

Menurutnya, penjaga indekos korban sempat melihat korban makan di sebuah ruangan indekos tersebut pada Senin, 6 Juli 2025 pukul 22.00-22.30 WIB. Makanan tersebut kemungkinan dipesan korban secara online. Korban sempat menyapa penjaga indekos tersebut. Bahkan, korban sempat terlihat kamera CCTV tengah membuang sampah seusai makan.

Baca Juga: Terekam CCTV, Ini Aktivitas Terakhir Diplomat Kemlu sebelum Ditemukan Tewas

"Jadi malam hari itu dia sekitar pukul 22, jam sepuluhan mendekati 22.30. Dia nyapa, 'Ayo Mas', gitu aja," ujarnya.

Seusai membuang sampah, kata dia, korban masuk ke kamar indekos dan tak diketahui aktivitas korban hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Selasa (8/7/2025) pagi."Istri itu Subuh mencoba menghubungi korban, tapi korban tidak bisa dihubungi," ujarnya.

3. Dimakamkan di Bantul

Setelah diautopsi di rumah sakit, jenazah korban dibawa ke Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk dimakamkan.

‎Jenazah AFP disambut dengan isak tangis keluarga setibanya di rumah duka di Jalan Munggur, Jomblang, Karangbendo, Banguntapan, Bantul, Rabu (9/7/2025) sore.‎

Pemakaman ADP di Bantul, DIY. Foto/Yohanes Demo

Jenazah tiba pukul 15.38 WIB, diantar menggunakan kendaraan dinas ambulans. Sejumlah kendaraan turut mengiringi kedatangan jenazah.‎‎Setibanya di rumah duka, jenazah langsung dibawa untuk disemayamkan. Puluhan pelayat menyalatkan jenazah ADP. Jenazahnya kemudian dimakamkan di TPU Sunten, Banguntapan, Bantul, DIY.‎

4. Kemlu Serahkan Penyidikan ke Polisi, Jangan Berspekulasi

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI secara penuh menyerahkan kasus kematian ADP kepada pihak yang berwenang. Kemlu mengungkap bahwa ADP kerap bertugas menangani pelindungan WNI di luar negeri.‎‎"Jadi untuk kasus ini sendiri sudah diserahkan kepada pihak polisi, kita tunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian," kata Direktur Jenderal Pelindungan Warga Negara Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha ditemui di sela-sela pemakaman di Banguntapan, Bantul, Rabu (9/7/2025).‎Menurut Judha, semasa hidup ADP menangani tugas penanganan pelindungan WNI untuk wilayah selain Asia Tenggara dan juga Timur Tengah. "Jadi menangani kasus-kasus seperti evakuasi di Turki, di Iran," ucapnya‎Judha meminta masyarakat agar tidak mengait-kaitkan kematian ADP dengan sejumlah kasus yang ditangani semasa hidupnya. "Kita menunggu hasil penyelidikan polisi, kita jangan berspekulasi," katanya.

5. Penyidikan Ditangani Polda Metro Jaya

Penanganan tewasnya diplomat muda Kemlu ADP diambil alih oleh Polda Metro Jaya. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memperkirakan, kesimpulan penyebab tewasnya ADP bakal rampung pada pekan depan.

"Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan, Insyaallah mudah-mudahan seminggu lagi selesai ya," kata Karyoto kepada wartawan di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Kamis (10/7/2025).

Karyoto menyebut, pihaknya akan melakukan uji digital forensik terhadap ponsel korban. Dengan begitu, pihaknya bisa menelusuri jejak komunikasi ADP sebelum tewas.

Selain ponsel, pihaknya juga akan memeriksa laptop ADP. Karyoto menyebut, hasil digital forensik ditargetkan rampung sepekan ke depan."Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik ya, baik CCTV, kemudian hasil autopsi dan juga termasuk digital. Digital itu dari laptop dan lain-lain. Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan," jelas Karyoto.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta anggotanya mengusut kasus tersebut secara maksimal. "Saya minta untuk anggota juga bergerak maksimal agar segera bisa terungkap dan memang ditunggu oleh publik, ditunggu oleh masyarakat," kata Jenderal Sigit kepada wartawan, dikutip Jumat (11/7/2025).

Jenderal Sigit merespons permintaan DPR RI untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Ia menegaskan, tidak diminta pun, Polri akan mengusut tuntas kasus tersebut.

"Tentunya diminta atau tidak diminta, Polri tentunya akan melakukan penyelidikan mendalam. Tentunya apabila sudah kita temukan bukti-bukti," tegasnya.

Sebelumnya, anggota Komisi III DPR RI Abdullah prihatin atas meninggalnya ADP. "Kami sangat berduka atas wafatnya saudara ADP. Sebagai diplomat muda yang telah mengabdi di Kementerian Luar Negeri, kepergian beliau dalam kondisi mencurigakan ini harus menjadi perhatian serius," ujar Abdullah dalam keterangannya, Rabu (9/7/2025).Abdullah mendesak kepolisian untuk bertindak cepat dan profesional dalam mengusut kasus ini secara menyeluruh. "Polisi tidak boleh menganggap enteng kasus ini. Harus ada penyelidikan yang menyeluruh, objektif, dan transparan," terang Abdullah.

Atas dasar itu, Abdullah meminta pihak kepolisian untuk segera menyampaikan perkembangan penyelidikan kepada publik guna mencegah munculnya spekulasi liar yang bisa merusak citra lembaga maupun korban.

"Kita ingin memastikan bahwa tidak ada yang ditutup-tutupi. Aparat harus membuka segala kemungkinan, termasuk dugaan tindak pidana yang melibatkan pihak luar. Apalagi korban adalah aparatur negara yang membawa nama baik Indonesia di kancah internasional," tegasnya.

Abdullah juga mengajak masyarakat untuk menahan diri dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, sembari menaruh kepercayaan pada penegak hukum untuk mengungkap kebenaran di balik peristiwa tragis tersebut. "Kita serahkan proses penyelidikan ke polisi. Semoga misteri kematian itu segera terungkap," tandas Abdullah.Dzikry Subhanie, Puteranegara Batubara, Ari Sandita, Achmad Al Fiqri, Yohanes Demo

Topik Menarik