Timeline Lobi Indonesia ke Trump Sampai Akhirnya Tetap Kena Tarif Impor 32
Indonesia intens melakukan negosiasi tarif sejak Presiden AS (Amerika Serikat), Donald Trump resmi menerapkan tarif resiprokal alias timbal balik kepada lebih dari 180 negara pada 3 April, lalu. Dalam pidatonya, Trump mengemukakan rencana untuk mengenakan tarif impor secara menyeluruh, mulai dari 10 hingga lebih dari 40.
Pada awalnya Inggris hanya dikenai tarif minimum 10 dan Uni Eropa (UE) mengkhawatirkan tarif yang lebih tinggi dari 20. Untuk beberapa negara, tarif Trump jauh lebih tinggi yakni, 46 untuk Vietnam, 49 untuk Kamboja, dan Indonesia kena tarif 32 serta 26 untuk India dan 24 untuk Malaysia.
Baca Juga: Isi Surat Trump ke Presiden Prabowo usai Tetap Kenakan Tarif Impor 32
Indonesia bergerak cepat merespons Amerika Serikat (AS) yang secara resmi menetapkan tarif resiprokal 32 terhadap Indonesia. Tarif ini berasal dari basis tarif sebesar 10 yang diterapkan AS ke semua negara, ditambah dengan tarif khusus yang saat ini berlaku.
Kebijakan tarif impor Donald Trump yang akan mulai diberlakukan pada 9 April 2025 berpotensi menghambat daya saing produk ekspor Indonesia ke pasar AS.
Berikut Timeline upaya Negosiasi Indonesia untuk Tarif Resiprokal 32
3 April 2025 - Indonesia Siapkan Mitigasi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan, bahwa pemerintah akan segera menghitung dampak kebijakan ini terhadap berbagai sektor ekonomi. “Pengenaan tarif resiprokal AS ini akan memberikan dampak signifikan terhadap daya saing ekspor Indonesia ke AS," ujar Airlangga dalam keterangan resmi, Kamis (3/4/2025).Selama ini, beberapa produk utama Indonesia yang diekspor ke AS meliputi elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, minyak kelapa sawit (palm oil), karet, furnitur, serta produk perikanan seperti udang. Dengan adanya tarif baru ini, industri-industri tersebut diperkirakan akan terkena dampak besar.
Pemerintah telah menyiapkan strategi mitigasi untuk mengurangi dampak kebijakan ini terhadap perekonomian nasional. "Pemerintah Indonesia juga akan mengambil langkah-langkah strategis untuk memitigasi dampak negatif terhadap perekonomian nasional Indonesia," kata Airlangga.
Langkah-langkah tersebut mencakup upaya menjaga stabilitas yield Surat Berharga Negara (SBN), bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk memastikan stabilitas nilai tukar rupiah, serta menjamin ketersediaan likuiditas valuta asing agar kebutuhan dunia usaha tetap terpenuhi. Selain itu, pemerintah Indonesia telah melakukan koordinasi lintas kementerian dan berkomunikasi dengan perwakilan Indonesia di AS serta pelaku usaha nasional. "Tim lintas kementerian dan lembaga telah berkoordinasi secara intensif untuk persiapan menghadapi tarif resiprokal AS," ungkap Airlangga.
Pemerintah juga akan mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC guna melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah AS. "Pemerintah Indonesia akan terus melakukan komunikasi dengan Pemerintah AS dalam berbagai tingkatan," tambahnya.
"Pemerintah akan melakukan penyederhanaan regulasi dan penghapusan aturan yang menghambat, khususnya terkait Non-Tariff Measures (NTMs)," kata Airlangga.
6 April 2025 - Pemerintah Indonesia Pilih Jalur Diplomasi bukan Balas Tarif
emerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan, bahwa Indonesia memilih untuk menempuh jalur diplomasi dan negosiasi dalam merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan, Indonesia tidak akan mengambil langkah retaliasi atas kebijakan tarif impor terbaru AS .Pemerintah terus melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga, serta menjalin komunikasi dengan United States Trade Representative (USTR), U.S. Chamber of Commerce, dan negara mitra lainnya. Koordinasi ini dilakukan untuk merumuskan langkah strategis yang tepat, dengan mempertimbangkan berbagai aspek secara menyeluruh dan selaras dengan kepentingan nasional.
7 April 2025 - Siapkan Relaksasi TKDN
Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan berbagai usulan strategis sebagai respons atas kebijakan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk- produk Indonesia . Salah satu opsi yang sedang dikaji adalah penyesuaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) .Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menjelaskan, bahwa pembahasan mengenai relaksasi TKDN memang telah dibicarakan dalam rapat bersama Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto.
- Tawarkan Peningkatan Impor
Pemerintah tengah menyiapkan proposal dalam rangka negosiasi dagang dengan Amerika Serikat (AS), yang fokus pada upaya mengurangi defisit perdagangan USD18 miliar. Menko Airlangga Hartarto mengungkapkan, strategi yang disiapkan mencakup peningkatan volume impor dari AS dan evaluasi kebijakan tarif serta pajak impor.
“Kita ambil yang top 10 Indonesia import dan top 10 Indonesia export. Contohnya ekspor Indonesia seperti elektronik dan sepatu. Tapi komponen yang Amerika butuhkan seperti semikonduktor, furniture kayu, hingga copper and gold justru tidak diberlakukan (tarif preferensial),” ujar Menko Airlangga usai pertemuan dengan 100 asosiasi di kantornya, Jakarta, Senin (7/4/2025). Berdasarkan data dari Dewan Ekonomi Nasional, top 10 impor Indonesia dari AS adalah (HS: 120190) kacang kedelai, pecah atau tidak dengan tarif, (HS: 271112) propana, cair sebesar, (HS: 290110) hidrokarbon asiklik jenuh, (HS: 999999) komoditas tidak di tempat lain ditentukan.
Selanjutnya, (HS: 270112) batubara bitumen, baik atau tidak dihancurkan, tidak diaglomerasi dengan tarif, (HS: 230330) menyeduh atau menyuling ampas dan sampah, (HS: 271113) butana, cair, (HS: 470321) bubur kayu kimia, soda atau sulfat, selain mutu larut, diputihkan atau diputihkan, konifer, (HS: 880240) Pesawat terbang dan tenaga lainnya pesawat dengan berat tanpa muatan diatas 15.000 kg, (HS: 851762) Mesin untuk resepsi, konversi dan transmisi.
Menurutnya, Indonesia akan fokus pada sejumlah komoditas penting seperti gandum, kapas, dan migas sebagai bagian dari peningkatan impor dari AS. Selain itu proyek-proyek strategis nasional seperti pembangunan kilang (refinery) juga menjadi peluang untuk mendatangkan komponen dari AS.
- Opsi Diskon PPN dan PPh Impor dalam Proposal Dagang ke AS
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anggito Abimanyu menyatakan, bahwa pemerintah membuka opsi pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) impor sebagai bagian dari proposal yang akan dibawa dalam pembicaraan dagang dengan Amerika Serikat (AS). Namun Ia menegaskan, bahwa saat ini pemerintah belum berkomitmen pada angka atau bentuk insentif fiskal tertentu.
8 April 2025 - Prabowo Menyatakan Sikap Resmi Indonesia Respons Tarif trump 32
Indonesia Bakal Berunding dengan ASPresiden Prabowo Subianto buka suara terkait tarif impor sebesar 32 persen ke Indonesia yang sudah ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Prabowo menyatakan akan membuka jalan untuk negosiasi atau berunding dengan AS.
“Masa depan kita bagus, tantangan kita tidak ringan. Mungkin saudara mendengar dunia diguncang banyak masalah, di mana-mana perseteruan antara negara-negara besar, yang terakhir perang dagang kita juga kena. Tapi kita tenang, kita punya kekuatan juga nanti akan berunding,” ujar Prabowo.Prabowo mengungkapkan, Indonesia akan buka ruang negosiasi dengan Amerika Serikat, termasuk dengan negara lainnya. Sebab Presiden ingin hubungan antar negara yang baik dan kesetaraan.
“Kita akan berunding dengan semua negara, kita juga akan buka perundingan dengan Amerika. Kita akan menyampaikan, kita ingin hubungan yang baik, kita ingin hubungan yang baik, kita ingin hubungan yang setara, jadi kita tidak masalah,” ucapnya.
18 April 2025 - Kirim Tim Negosiasi ke AS
Menko Airlangga Hartarto mengungkapkan target tim negosisasi tarif impor Amerika Serikat. Hal itu disampaikan langsung dari Washington DC, Jumat (18/4/2025)."Indonesia menyepakati dengan Amerika akan diberikan langkah-langkah lanjutan dengan tim teknis baik dari USTR maupun dari Secretary of Commerce dan ada yang menarik bahwa Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari dan sudah disepakati kerangka ataupun framework acuannya,” ujar Airlangga.
- Perundingan Tarif dengan AS Diselesaikan dalam 60 Hari
Menko Airlangga menyampaikan, kedua negara sepakat untuk menyelesaikan perundingan dalam waktu 60 hari. Ia menjelaskan bahwa format dan ruang lingkup (scoping) perjanjian yang akan dibahas juga telah disepakati.
"Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari dan sudah disepakati kerangka ataupun framework acuannya," ujar Menko Airlangga dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara langsung dari Washington DC dan didampingi oleh Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono serta Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu.
1 Mei 2025 - Bahas Soal Teknis
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengabarkan, perkembangan terkini mengenai negosiasi tarif impor antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Menurut Menko Airlangga , proses negosiasi masih berlangsung dan memasuki tahap pembahasan teknis."Terkait tarif kan sedang proses, sedang berjalan. Jadi kita tunggu saja proses yang sedang berjalan," ujar Menko Airlangga singkat di kantornya, Rabu (30/4/2025). Ketika ditanya mengenai kemungkinan delegasi Indonesia kembali ke Amerika Serikat untuk melanjutkan perundingan, Airlangga menjawab dengan hati-hati. "Kita tunggu juga. Karena ada tim teknis, jadi semua masih tahap awal," katanya.
13 Juni 2025 - Indonesia Bakal Tambah Kuota Impor Minyak
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyatakan hasil negosiasi yang dilakukan pemerintah menghadapi tarif resiprokal Presiden Donald Trump, yakni dengan menambah impor minyak dari Amerika Serikat, dan mengurangi jatah impor dari negara lain.Simon menegaskan, kebijakan ini bukan menambah impor minyak ke Indonesia, melainkan hanya shifting dari yang sebelumnya mendatangkan minyak dari negara lain, menjadi menggunakan minyak dari Amerika.
"Untuk negosiasi Indonesia dengan USA ini juga ada bagian dari arahan pemerintah, yang tentunya kembali lagi kami menyampaikan di sini bahwa kita bukan menambah impor dari Amerika melainkan adalah kita shifting," ujarnya dalam konferensi pers paparan kinerja Pertamina 2024, Jumat (13/6/2025).
2 Juli 2025 - Indonesia Kirim Tawaran Kedua ke AS
Menko Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia telah menyampaikan second offer atau tawaran lanjutan dalam proses negosiasi dengan Amerika Serikat (AS). Ia menegaskan hal ini menjelang tenggat waktu 9 Juli 2025, yang sebelumnya disebut sebagai batas akhir negosiasi dagang antara AS dengan sejumlah negara, termasuk Indonesia.“Terkait dengan Amerika Serikat, Indonesia sudah memberikan second offer seperti yang saya sudah sampaikan dan second offer ini sudah diterima oleh USTR dan sudah direview,” ujar Airlangga di kantornya, Rabu (2/7/2025).
3 Juli 2025 - Indonesia Siapkan MoU Pembelian Produk AS Senilai USD34 Miliar
Indonesia telah menyusun berbagai skema pembelian produk dari AS yang nilainya mencapai USD34 miliar atau setara Rp550,5 triliun (dengan kurs Rp16.192 per USD). Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) strategis dengan mitra dagang di Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari respons terhadap kebijakan tarif resiprokal dijadwalkan segera diteken.Baca Juga: Trump Tetap Kenakan Indonesia Tarif Impor 32, Istana: Masih Ada Ruang Negosiasi
“Jadi tadi sudah dibahas tentang rencana Indonesia mengenai pembelian energi yang totalnya bisa mencapai USD15,5 miliar, kemudian terkait juga dengan pembelian barang agrikultur, dan juga terkait dengan rencana investasi termasuk didalamnya oleh BUMN dan Danantara,” ujar Airlangga usai rapat koordinasi bersama kementerian dan pelaku usaha, Kamis (3/7/2025).










