Ekonomi BRICS Diprediksi Bakal Ungguli AS, Jepang Terjun Bebas

Ekonomi BRICS Diprediksi Bakal Ungguli AS, Jepang Terjun Bebas

Ekonomi | sindonews | Minggu, 22 Juni 2025 - 19:42
share

Kekuatan ekonomi global diprediksi akan mengalami pergeseran besar dalam lima dekade mendatang. Berdasarkan proyeksi Japan Center for Economic Research ekonomi kolektif negara-negara BRICS diperkirakan akan tumbuh hingga 1,4 kali lebih besar dari ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 2075.

Dilansir dari Watcher Guru, proyeksi ini mengindikasikan kekuatan ekonomi dunia tidak lagi terpusat di negara-negara Barat. Pergeseran ini dipandang akan membentuk ulang struktur geopolitik dan hubungan internasional di masa depan.

Meski ekonomi China diproyeksi melambat akibat krisis populasi, secara keseluruhan aliansi BRICS mampu memanfaatkan keunggulan strategis untuk mendorong pertumbuhan. BRICS kini tidak hanya mengandalkan kekuatan ekonomi semata, tetapi juga sinergi antarnegara anggota yang saling melengkapi, baik dalam hal manufaktur maupun sumber daya alam.

Sebaliknya, Jepang mengalami penurunan yang cukup tajam dalam struktur ekonomi global. Dari posisi keempat ekonomi terbesar dunia pada 2024, Jepang diprediksi turun ke peringkat ke-11 pada 2075. Ini menjadi salah satu penurunan peringkat paling signifikan yang pernah dicatatkan oleh negara maju.

Penurunan ini juga tercermin dalam produk domestik bruto (PDB) per kapita Jepang, yang diproyeksi melorot ke posisi ke-45 dunia. Dengan tingkat kelahiran hanya 1,1, Jepang menghadapi krisis demografis yang secara fundamental melemahkan pondasi ekonominya.Baca Juga:BRICS vs NATO: Siapa Pemilik Kekuatan Militer dan Ekonomi Terbesar di 2025?

Sementara, negara-negara BRICS terus mengembangkan strategi yang sulit ditiru oleh kekuatan ekonomi tradisional. BRICS kini menguasai sebagian besar pasar komoditas global, terutama dalam hal produksi dan distribusi minyak, memberikan pengaruh besar dalam rantai pasok dunia.

Melalui pendirian New Development Bank, BRICS juga membuka jalur pendanaan alternatif bagi negara berkembang, lepas dari dominasi lembaga keuangan Barat. Dedolarisasi menjadi agenda penting, dengan menciptakan sistem pembayaran internasional baru yang mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Perbedaan demografi menjadi faktor penting lain dalam perubahan peta ekonomi dunia. Negara seperti India dan Indonesia diprediksi akan mendapat keuntungan jangka panjang berkat populasi muda yang besar dan produktif, berbeda dengan negara maju yang mengalami penuaan populasi.

Baca Juga:AS Serang Iran, Ini Reaksi DuniaKecerdasan buatan (AI) dan teknologi juga akan memberi dampak lebih besar di negara dengan struktur usia muda, memungkinkan percepatan inovasi dan peningkatan produktivitas. Keunggulan ini memperkuat potensi pertumbuhan ekonomi jangka panjang di kawasan BRICS.

Meskipun AS masih unggul dalam teknologi dan sistem keuangan global, kekuatan gabungan BRICS dan negara berkembang lainnya telah mendorong terbentuknya dunia multipolar. Dominasi ekonomi Barat yang selama ini mendominasi perdagangan dan kebijakan internasional kini mulai tergeser.

Dedolarisasi dan diversifikasi kekuatan ekonomi diperkirakan akan mengubah wajah perdagangan global. Dunia tidak lagi hanya bergantung pada satu kekuatan, melainkan bergerak menuju keseimbangan baru yang lebih luas dan inklusif.

Topik Menarik