Filosofi Cinta dan Kesetiaan di Balik Busana Adat Al Ghazali dan Alyssa Daguise

Filosofi Cinta dan Kesetiaan di Balik Busana Adat Al Ghazali dan Alyssa Daguise

Gaya Hidup | sindonews | Jum'at, 20 Juni 2025 - 18:48
share

Pasangan selebritas Al Ghazali dan Alyssa Daguise kembali mencuri perhatian publik lewat prosesi ngunduh mantu yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan pada Kamis, 19 Juni 2025.

Acara yang mempertemukan dua keluarga besar ini tidak hanya memukau dari sisi kemegahan acara, tapi juga dari penampilan memikat kedua mempelai yang mengenakan busana adat Jawa penuh simbolisme.

Busana Adat Penuh Makna: Simbol Cinta dan Penyatuan Dua Jiwa

Keduanya tampil mempesona dalam rancangan busana adat karya desainer ternama Biyan. Tidak sekadar sebagai pakaian adat, busana ini dirancang dengan nuansa hitam dan emas yang sarat makna, sebagai simbol penyatuan dua insan dalam ikatan sakral.

Alyssa Daguise Anggun dengan Kebaya Hitam Bertabur Payet Burung Merak

Alyssa tampil elegan dengan kebaya panjang berbahan beludru berwarna hitam pekat yang dihiasi bordiran dan payet eksklusif. Yang paling mencuri perhatian adalah motif dua burung merak saling berhadapan di bagian punggung kebaya. Burung merak ini bukan sekadar ornamen, melainkan simbol kemuliaan, kekuatan batin, dan kesetiaan dalam cinta.

 

Foto/Instagram Alyssa Daguise.

Dalam unggahan penata gaya Vannie Astecar di Instagram @astecat, dijelaskan bahwa burung-burung itu digambarkan sedang menari, melambangkan dua jiwa yang hidup dalam harmoni. Ornamen bunga fuchsia yang mengelilingi ranting-rantingnya memperkuat nuansa feminin dan romantis, seolah menjadi metafora dari cinta yang sedang mekar.

Detail sulam dan payet yang rumit menunjukkan keahlian tinggi dan dedikasi dalam proses pembuatan kebaya tersebut. Setiap elemen dirancang untuk memperkuat kesan anggun, murni, dan sakral dari momen pernikahan mereka.

Al Ghazali Tampil Gagah dengan Beskap Jawa Modern

Senada dengan Alyssa, Al Ghazali tampil gagah mengenakan beskap Jawa berbahan beludru hitam dengan aksen emas. Sentuhan motif klasik dan nuansa warna yang serasi memperkuat kesan maskulin, elegan, dan berkelas. Beskap tersebut dipadukan dengan kain batik dan blangkon, menampilkan totalitas penghormatan terhadap tradisi Jawa.Melalui unggahan di akun Instagram-nya, Al menulis, “Balutan adat Jawa, bukan sekadar busana tapi warisan leluhur yang menyatukan dua hati dalam satu ikatan suci.” Ungkapan ini mempertegas bahwa busana yang dikenakan mereka bukan hanya aspek visual, tapi juga representasi dari nilai budaya dan spiritual.

 

Foto/Instagram Al Ghazali.

Kalimat ini seolah menegaskan bahwa pilihan busana yang mereka kenakan adalah bentuk penghormatan terhadap akar budaya, sekaligus sebagai simbol penyatuan dua keluarga besar dalam restu dan cinta.

Penampilannya dilengkapi dengan blangkon dan kain batik yang diikat rapi di bagian bawah, memberikan kesan maskulin yang tetap santun dan berkelas.

Busana Al dan Alyssa dirancang dan disusun secara paralel, tidak hanya dalam warna dan material, tapi juga dalam nilai-nilai yang ingin ditampilkan.

Keduanya menggambarkan keharmonisan, kekuatan cinta, serta penghormatan pada tradisi Jawa yang sarat nilai luhur.

Topik Menarik