KKDN di Desa Sinarresmi Sukabumi, Mahasiswa S2 Unhan Kaji Pertahanan Nirmiliter

KKDN di Desa Sinarresmi Sukabumi, Mahasiswa S2 Unhan Kaji Pertahanan Nirmiliter

Nasional | sindonews | Kamis, 19 Juni 2025 - 18:40
share

Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) di Desa Adat Sinarresmi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji praktik pertahanan nirmiliter berbasis kearifan lokal.

Kegiatan yang berlangsung pada 17–19 Juni 2025 ini diikuti 20 mahasiswa Program Magister Manajemen Pertahanan dan didampingi oleh para dosen.

Kegiatan KKDN dipimpin langsung oleh Kepala Program Studi Manajemen Pertahanan, Kolonel Tek Hikmat Zakky Almubaroq dan menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Edhita Praditia Duarte, Heru Dewanto, Prof. Surachman, Mayjen TNI Susilo Adi Purwantoro, Mayjen TNI Agung Rishianto, Brigjen TNI Ari Pitoyo, kolonel Aris Sarjito, serta sesepuh adat Desa Sinarresmi Abah Asep.

Baca juga: Prabowo Resmikan Kampus Bhineka Tunggal Ika Unhan

Selama dua hari, peserta KKDN menyaksikan langsung bagaimana masyarakat adat Sinarresmi menjalankan fungsi pertahanan tanpa pagar, tanpa senjata, namun dengan kekuatan budaya. Dalam diskusi dan observasi, terungkap bahwa masyarakat mempertahankan jati diri dan kedaulatan budayanya melalui kesetiaan terhadap adat istiadat, bahasa, pola hidup kolektif, serta nilai gotong royong yang kokoh.“Ini adalah manajemen pertahanan dalam skala mikro. Desa seperti Sinarresmi adalah laboratorium nyata bagaimana masyarakat sipil menjalankan fungsi pertahanan tanpa komando. Mereka menjadi benteng sosial terhadap derasnya arus globalisasi,” ujar Kolonel Zakky dalam sesi refleksi kegiatan, Kamis (19/6/2025).

Baca juga: Unhan Cetak 426 Lulusan Unggul, Wamenhan Beri Pesan Penting

Tema culture security menjadi titik tekan dalam kegiatan ini, merujuk pada konsep pertahanan nirmiliter yang sangat relevan dalam menghadapi ancaman abad ke-21 seperti infiltrasi budaya, disorientasi identitas nasional, dan krisis nilai. Para narasumber menegaskan pertahanan negara tidak semata-mata bersandar pada kekuatan bersenjata, tetapi juga pada kekuatan lunak seperti budaya, pendidikan, dan nilai-nilai lokal.

Namun, Desa Sinarresmi juga menghadapi tantangan nyata, seperti ancaman disrupsi dari pariwisata masif, urbanisasi nilai, hingga ketimpangan digital yang dapat memutus akar generasi mudanya. Hal ini menjadi peringatan akan pentingnya kebijakan strategis yang berpihak pada penguatan budaya sebagai bagian dari sistem pertahanan nasional.

"Menjaga budaya adalah menjaga bangsa. Desa Sinarresmi bukan sekadar masa lalu yang lestari, tetapi masa depan yang kokoh, asal dikelola dengan visi pertahanan yang inklusif,” ujar Kolonel Zakky.

Topik Menarik