Syakieb Sungkar: Manusia Urban dan Intimasi Instalasi Kucing

Syakieb Sungkar: Manusia Urban dan Intimasi Instalasi Kucing

Gaya Hidup | sindonews | Rabu, 18 Juni 2025 - 23:09
share

Syakieb Sungkar, perupa dari Jakarta ini dalam ajang Jakarta Provoke di Pos Bloc, Jakarta menyodorkan bagaimana relasi intimasi manusia dan kucing dalam masyarakat urban.

Syakieb menampilkan keheningan dan kesepian dalam narasi yang berbinar terang warna, gambaran yang jenaka, seolah ramai namun sebuah refleksi manusiawi tentang perenungan-perenungan, dalam karya instalasi berjuluk The Cats World yang elok.

Karya ini dihelat pada 19 Juni sampai 3 Juli 2025 di Pos Bloc-Jakarta bersama presentasi karya-karya seni belasan seniman lain.

“Saya membuat karya yang merespon gambaran kota besar makin berkembang pesat dan hiruk pikuk namun ironinya makin terasing; manusia mencari kedekatan yang tak bisa diberikan oleh sesame," kata Syakieb Sungkar.

Baca juga: Mahasiswa Seni Indonesia dan Belanda Kolaborasi Art in MotionFenomena dalam IG story, Video TikTok dan layar-layar ponsel memanggungkan narasi-narasi tentang kucing-kucing yang menyentuh hati, dan membuat nyaman nalar dari jedah kompleksitas kehidupan.

Kucing-kucing dengan style low brow art dengan ilustrasi warna atraktif dengan sentuhan komikal dan riang serta akrab memberi ketenangan batin.

Sementara, pengalaman inderawi. Apresian atau pengunjung karya tersebut jika menyentuh karya seolah simbol kehangatan fisikal, tatkala kucing berbulu lembut dibelai dalam imajinasi mereka.

Kurator pameran, Anna Sungkar menyebut, bahwa karya instalasi berupa patung dengan situs khusus ini refleksi dari hubungan yang tak terucapkan. Dalam dunia yang digambarkan dengan karakter surealistik dan menyampaikan simbolisme yang kaya.

Baca juga: Anggun Hipnotis Fans di Malam Tahun Baru di Bali Beach Convention“Manusia dan kucing berbagi ruang yang sama, tetapi sering kali dalam skala yang berbeda. Kucing hadir sebagai sosok agung, penjaga emosi, bahkan metafora dari jiwa yang mencari tempat bernaung," ujar Anna menambahkan.

Instalasi seni ini mengimajinasikan kucing yang bersandar kepalanya pada badan kita adalah sebentuk kehangatan, ungkapan rasa hormat, dan ikatan rasa tentang patung-patung berbahan resin berwarna warni yang menjadi sahabat, tempat pulang yang menyatu.

Anna Sungkar juga menambahkan, bahwa seturut cendekiawan Graeme Sullivan, bahwa praktik seni Syakieb menghasilkan visual knowing and imaginative knowing—yakni cara berproses berkarya sebagai penelitian atas bentuk, hasilnya berupa imej-imej yang memengaruhi sensori seniman terhubung dengan perasaan kolektif inderawi manusia lain, dalam hal ini apresianseninya.

“Perupa ini tak hanya menyajikan dunia sebagai sebuah perwakilan visual di tangan seniman, namun membangun ruang berbagi bagi apresian untuk memasuki pun mengalami dunia-kucing dan manusia secara langsung," imbuh Anna.

Pada akhirnya, objek kucing-kucing itu tak sekedar objek estetis, melainkan entitas yang menghidupkan kembali kerinduan manusia intimasi terhadap sahabat, dunia dongeng-dongeng yang tentunya ingatan tentang masa kanak yang indah.

Apresian instalasi ini, dimampukan untuk tak hanya melihat namun berinteraksi, memeluk objek, merasai kehangatan, ber-swafofo atau justru merenungkan diri.

Semua hal di ruang-ruang urban, manusia-manusia berpartisipasi dalam pengalaman-pengalama privatnya memaknai seni dan keindahan keintiman bersama kucing.

Topik Menarik