Pembatasan Harga Minyak Rusia Bakal Dipatok USD45/Barel, Kremlin Peringatkan UE
Dorongan Komisi Eropa terkait pembatasan harga minyak Rusia berisiko memperburuk ketidakstabilan di pasar energi global. Hal itu dilontarkan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov seperti dilansir RT.
Pernyataannya tersebut disampaikan sebagai respons terhadap laporan bahwa Brussels sedang meninjau batas harga saat ini yang ditetapkan di bawah sanksi UE (Uni Eropa). "Tindakan semacam itu pasti tidak berkontribusi pada stabilisasi pasar energi dan minyak internasional," kata Peskov.
Komisi Eropa mengusulkan putaran sanksi ke-18 terhadap Rusia yang menargetkan ekspor energi, infrastruktur, dan jaringan keuangan. Baca Juga: Perusahaan Raksasa Tanker Rusia Dihantam Sanksi, Sovcomflot Rugi Rp6,3 Triliun
Langkah-langkah tersebut termasuk memotong batas harga minyak dari USD60 menjadi USD45 per barel, melarang penggunaan pipa gas Nord Stream, membatasi impor bahan bakar yang disuling dari minyak mentah Rusia, dan memasukkan 77 kapal dalam daftar hitam yang diklaim UE digunakan untuk menghindari sanksi yang ada.
Paket baru ini bertujuan untuk memberi tekanan pada Moskow terkait konflik Ukraina. Namun rencana tersebut memerlukan dukungan dari semua anggota UE yang berjumlah 27 negara agar dapat berlaku. Peskov mengatakan, Kremlin terus memantau tindakan UE, sembari menambahkan bahwa Rusia akan merespons dengan cara yang paling baik demi melindungi kepentingannya jika blok tersebut mengubah batas harga.
Dia menambahkan, Rusia telah lama beroperasi di bawah sanksi "ilegal" dan telah mendapatkan "pengalaman yang sangat berguna" dalam cara meminimalkan "konsekuensi negatif". Pada bulan Desember 2022, UE, bersama dengan G7 dan Australia, memperkenalkan pembatasan harga sebesar USD60 per barel untuk minyak mentah Rusia yang diangkut melalui laut.
Ditambah melarang perusahaan pelayaran dan asuransi Barat untuk menangani kargo yang dijual di atas batas tersebut. Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengurangi pendapatan ekspor Rusia di tengah konflik Ukraina.
Sementara itu Rusia telah menolak pembatasan harga minyak Barat, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut mendistorsi mekanisme pasar dan mengancam investasi di sektor energi global. Selain itu Kremlin turut memperingatkan bahwa mereka akan menghentikan pasokan ke negara mana pun yang mendukung batas harga tersebut.
Baca Juga: AS Cabut Sanksi Rusia Terkait Proyek Minyak InternasionalPasar minyak global tetap sensitif terhadap perkembangan mengenai penerapan batasan harga minyak. Menurut pelaku pasar, upaya sebelumnya untuk menegakkan sanksi itu menghadapi perlawanan dari perusahaan pengiriman dan asuransi.
Analis menunjukkan bahwa sejak diperkenalkan, pembatasan harga minuak tersebut hampir sepenuhnya diabaikan, karena hampir tidak ada pengiriman minyak mentah melalui laut yang diperdagangkan di bawah batas USD60 per barel.