Perang Israel-Iran Pecah, Zionis Umumkan Keadaan Darurat Seluruh Negeri

Perang Israel-Iran Pecah, Zionis Umumkan Keadaan Darurat Seluruh Negeri

Global | sindonews | Jum'at, 13 Juni 2025 - 07:55
share

Perang Israel dan Iran pecah, Jumat (13/6/2025), di mana militer Zionis resmi meluncurkan serangan udara ke negara Islam tersebut. Rezim Zionis langsung mengumumkan keadaan darurat di seluruh negara Yahudi tersebut.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengumumkan bahwa Angkatan Udara Israel telah melakukan serangan preemptive ke Iran.

"Setelah serangan preemptive Negara Israel terhadap Iran, serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap Negara Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan segera terjadi," kata Katz.

Baca Juga: Breaking News-Perang Pecah, Israel Serang Iran!

Media Iran melaporkan ledakan terjadi di Teheran. Laporan lain menyebutkan terjadi intersepsi rudal Israel oleh sistem pertahanan udara Teheran.

Serangan ini terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan yang membara menyusul gagalnya negosiasi baru mengenai program nuklir Iran antara Teheran dan Washington. Media-media internasional melaporkan bulan lalu bahwa Israel telah membahas potensi serangan terhadap situs nuklir Iran dengan Amerika Serikat.Sehari sebelumnya, para pejabat Amerika Serikat (AS) telah diberi tahu bahwa Israel sepenuhnya siap untuk meluncurkan operasi militer ke Iran. Pemberitahuan itulah yang menjadi alasan Washington mengevakuasi para staf kedutaannya dari negara-negara di Timur Tengah.

Pemerintah AS pada hari Rabu juga telah meminta para warganya untuk meninggalkan wilayah Timur Tengah, terutama Irak.

Departemen Luar Negeri memerintahkan pejabat pemerintah yang tidak dalam keadaan darurat untuk meninggalkan Irak karena meningkatnya ketegangan regional.

Seorang pejabat pertahanan Amerika mengatakan kepada CBS News, Kamis (12/6/2025), bahwa Pentagon telah mengizinkan anggota keluarga militer untuk secara sukarela meninggalkan lokasi di seluruh Timur Tengah.

Utusan Timur Tengah Presiden Trump Steve Witkoff masih berencana untuk bertemu dengan perwakilan Iran untuk putaran keenam pembicaraan tentang program nuklir Teheran dalam beberapa hari mendatang, kata dua pejabat AS.

Trump telah berbicara tentang Iran saat tampil di Kennedy Center pada hari Rabu, memberi tahu wartawan bahwa warga Amerika disarankan untuk meninggalkan wilayah Timur Tengah. "Karena itu bisa menjadi tempat yang berbahaya, dan kita akan lihat apa yang terjadi," katanya. Trump juga menegaskan kembali bahwa AS tidak ingin Iran mengembangkan senjata nuklir, dengan mengatakan: "Kami tidak akan mengizinkannya."

Ketika ditanya di Gedung Putih mengapa tanggungan personel militer diizinkan untuk secara sukarela meninggalkan wilayah itu, Trump berkata, "Anda harus melihatnya sendiri."

Sementara itu, Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa jika perundingan nuklir gagal. "Dan konflik dipaksakan kepada kami, Korps Garda Revolusi Islam akan menargetkan seluruh pangkalan AS di negara tuan rumah," ujarnya.

Organisasi Perdagangan Maritim Inggris pada hari Rabu menyarankan kapal-kapal untuk berhati-hati di Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Teluk Oman—tiga jalur air utama untuk perdagangan minyak global—karena meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut yang dapat menyebabkan eskalasi aktivitas militer.

Pemerintah Trump telah berupaya mencapai kesepakatan dengan Iran untuk membatasi program nuklir negara itu, karena pengawas internasional mengatakan Teheran terus memperkaya uranium hingga mendekati tingkat senjata. Menurut Trump, perundingan nuklir Iran itu begitu rumit, dan tidak jelas seberapa dekat kedua belah pihak dengan kesepakatan. Trump tidak akan menerima pengayaan uranium apa pun oleh Iran, tetapi para pemimpin Iran telah mengindikasikan mereka tidak akan menerima persyaratan tersebut.

Selama beberapa tahun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sangat skeptis terhadap kesepakatan apa pun dengan Iran.

Iran dan Israel telah menjadi musuh bebuyutan sejak revolusi Iran tahun 1979. Kantor Netanyahu mengatakan Israel telah melakukan "operasi terbuka dan rahasia yang tak terhitung jumlahnya" untuk menghambat pertumbuhan program nuklir Iran.

Bulan lalu, Trump mengatakan secara terbuka bahwa dia telah mendesak Netanyahu untuk tidak menyerang Iran sementara pemerintahannya melakukan negosiasi dengan rezim Teheran.

"Saya katakan kepadanya bahwa ini tidak pantas dilakukan sekarang karena kita sudah sangat dekat dengan solusinya," kata Trump.Program nuklir Iran sudah ada sejak beberapa dekade lalu, meskipun negara itu telah lama bersikeras bahwa program tersebut hanya ditujukan untuk tujuan damai.

Pada tahun 2015, mantan Presiden Barack Obama membuat kesepakatan dengan Iran yang membatasi cakupan program pengayaan uranium negara itu, meskipun Netanyahu keberatan, yang menuduh Iran tidak dapat diandalkan dan telah secara diam-diam melanggar perjanjian tersebut.

Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015 selama masa jabatan pertamanya dan meningkatkan sanksi terhadap Iran. Sedangkan Iran memperluas persediaan uraniumnya yang sangat diperkaya.

Dalam sebuah laporan dua minggu lalu, Badan Tenaga Atom Internasional memperkirakan Iran telah memperkaya 408,6 kilogram uranium hingga kemurnian 60. Untuk pembuatan senjata nuklir, dibutuhkan pengayaan uranium dengan kemurnian 90.

Dalam kesaksian di Capitol Hill pada hari Rabu sebelumnya, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan: "Ada banyak indikasi bahwa mereka [Iran] telah bergerak menuju sesuatu yang akan terlihat seperti senjata nuklir."

Topik Menarik