Varian Covid-19 Nimbus Menyebar di 22 Negara, Ini Gejala dan Risiko yang Harus Diwaspadai
Varian Covid-19 nimbus yang dikenal dengan NB.1.8.1 dilaporkan telah menyebar ke sedikitnya 22 negara, memicu kekhawatiran baru di tengah masyarakat global. Meski gejalanya mirip flu ringan hingga sedang, para ahli mengingatkan bahwa varian ini lebih mudah menular dan berpotensi lolos dari kekebalan tubuh.
Sehingga penting untuk mengenali tanda-tanda varian Covid-19 nimbus dan tetap waspada terhadap risiko penularan. Dalam beberapa pekan terakhir, varian ini mulai mencuri perhatian setelah terdeteksi penyebarannya di setidaknya 22 negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, China, India, Singapura, dan Thailand.
Dilansir dari Independent, Selasa (10/6/2025), laporan dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menyebutkan bahwa meskipun kasusnya di Inggris masih dalam jumlah kecil, kontribusinya terhadap peningkatan kasus Covid-19 global semakin terlihat jelas.
Menurut Dr. Naveed Asif, seorang dokter umum di The London General Practice, varian NB.1.8.1 atau Nimbus merupakan hasil dari mutasi genetik virus corona yang membuatnya termasuk dalam sub-varian omicron, yang dikenal cepat bermutasi.
Baca Juga:WHO Warning Angka Kasus Covid-19 Akibat NB.1.8.1Terus Melonjak Cepat
“Varian NB.1.8.1, yang juga disebut Nimbus, adalah jenis baru virus Covid-19 yang muncul karena mutasi pada materi genetiknya,” kata Dr Asif.
"Ini adalah sub-varian dari omicron," tambah Dr Chun Tang.
Meski belum ada indikasi bahwa varian nimbus menyebabkan penyakit yang lebih berat dibandingkan pendahulunya, para ahli mencatat bahwa mutasi pada protein spike-nya kemungkinan membuatnya lebih mudah menular dan berpotensi menembus perlindungan kekebalan tubuh yang sudah ada. Baik yang berasal dari infeksi alami maupun vaksinasi sebelumnya.“Varian seperti ini muncul saat virus bermutasi, yang merupakan hal yang normal bagi virus, terutama yang menyebar luas,” jelas Dr Tang.
Baca Juga:Covid-19 Ngamuk Lagi, WHO Umumkan Waspada Varian NB.1.8.1
"NB.1.8.1 pertama kali ditemukan pada awal tahun 2025 dan sejak itu telah terdeteksi di beberapa negara, termasuk Inggris, China, dan AS. Varian ini memiliki beberapa mutasi baru yang terus dipantau oleh para ilmuwan," lanjutnya.
Gejala Covid-19 Varian Nimbus
Para dokter menegaskan bahwa gejala bisa sangat bervariasi tergantung kondisi masing-masing individu. Sehingga penting untuk tetap waspada dan tidak mengabaikan tanda-tanda awal yang muncul. Adapun gejala yang dilaporkan sejauh ini mencakup:
1. Sakit tenggorokan parah, sering digambarkan seperti teriris silet
2. Kelelahan ekstrem3. Demam
4. Batuk ringan
5. Nyeri otot
6. Hidung tersumbat
Terkait pengobatan, Dr Asif menyebut bahwa pendekatan penanganan untuk varian nimbus pada dasarnya sama seperti varian Covid-19 lainnya. Bagi pasien dengan gejala ringan, istirahat, hidrasi yang cukup, serta obat pereda gejala seperti parasetamol atau ibuprofen sudah cukup.
Tetapi bagi mereka yang termasuk dalam kategori rentan atau menunjukkan gejala berat, terapi antivirus atau antibodi monoklonal dapat direkomendasikan sesuai dengan panduan tenaga medis. “Namun, gejalanya bisa sangat bervariasi sehingga kewaspadaan adalah kuncinya," tutur Dr Asif.
Baca Juga:Mengenal Varian Baru Covid-19 NB.1.8.1 yang Merebak di 22 Negara
Penyebaran Covid-19 Varian Nimbus
Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa hingga saat ini risiko global akibat varian baru ini masih tergolong rendah, dan vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini masih dianggap efektif untuk mencegah gejala parah maupun kematian.
“Penyebarannya telah teridentifikasi di sekitar 22 negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai risiko tambahan bagi masyarakat global saat ini rendah, dan vaksin Covid-19 yang ada dianggap efektif dalam mencegah penyakit parah," ucap Dr Asif.
Untuk mencegah penularan varian baru ini, para dokter menganjurkan beberapa langkah yang tetap relevan hingga sekarang, seperti:
1. Mendapatkan vaksin booster terbaru
2. Mencuci tangan secara rutin
3. Menjaga sirkulasi udara di ruangan4. Menghindari kerumunan atau memakai masker saat berada di tempat ramai
5. Menjaga jarak dengan orang yang menunjukkan gejala flu atau demam
"Virus ini menyebar dengan cara biasa, dari orang ke orang, terutama melalui droplet pernapasan saat orang batuk, bersin, atau bahkan sekadar berbicara dari jarak dekat. Seperti varian lainnya, virus ini dapat bertahan di udara di tempat yang ventilasinya buruk," tutur Dr Tang.
Masyarakat juga diimbau untuk segera menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala mirip Covid-19, terutama jika memiliki kondisi medis bawaan yang meningkatkan risiko komplikasi.
Dengan kasus yang mulai melonjak di berbagai wilayah, para pakar menegaskan bahwa meskipun Covid-19 mungkin tidak lagi menjadi pandemi global yang mencekam seperti dulu, kewaspadaan tetap harus dijaga, terutama terhadap varian baru seperti nimbus yang diam-diam menyebar dengan kecepatan tinggi.
“Jika ada orang di rumah yang merasa tidak enak badan, cobalah untuk menjaga jarak dan membersihkan permukaan yang digunakan bersama secara teratur," tandasnya.





