Jerman Nyatakan Ukraina Kini Bebas Serang Wilayah Rusia dengan Rudal NATO

Jerman Nyatakan Ukraina Kini Bebas Serang Wilayah Rusia dengan Rudal NATO

Global | sindonews | Selasa, 27 Mei 2025 - 09:40
share

Pemerintah Jerman menyatakan Ukraina sekarang bebas menyerang target militer di wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh yang dipasok negara-negara Barat anggota NATO. Kremlin menyebut keputusan itu menjadi langkah berbahaya.

Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan bahwa Berlin bersama dengan negara-negara Barat lainnya pendukung Ukraina telah mencabut pembatasan jangkauan rudal yang mereka kirim ke Kyiv untuk melawan Moskow.

Merz, yang menjabat awal bulan ini, juga berjanji: "Kami akan melakukan segala daya kami untuk terus mendukung Ukraina, termasuk secara militer."

"Tidak ada lagi pembatasan jangkauan senjata yang dikirim ke Ukraina—baik oleh Inggris maupun Prancis, maupun Amerika," paparnya, yang dilansir WDR, Selasa (27/5/2025).

“Ini berarti Ukraina kini dapat mempertahankan diri, misalnya, dengan menyerang posisi militer di Rusia...Dengan sedikit pengecualian, Ukraina tidak melakukannya hingga baru-baru ini. Kini Ukraina dapat melakukannya," imbuh Kanselir Merz.

Sebagai respons, Kremlin mengatakan negara-negara Eropa mencabut pembatasan kemampuan rudal jarak jauh untuk Ukraina akan menjadi langkah yang berbahaya, menurut laporan koresponden Kremlin; Alexander Yunashev.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan keputusan seperti itu akan bertentangan dengan aspirasi penyelesaian politik atas konflik Rusia-Ukraina.

Pemerintah Jerman sebelumnya yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz sangat mendukung Kyiv tetapi enggan mengirimkan rudal Taurus jarak jauh, khawatir hal ini dapat meningkatkan ketegangan dengan negara berkekuatan nuklir tersebut.

Merz sebelumnya mengatakan bahwa dia mendukung pengiriman rudal Taurus, yang dapat menyerang target jauh di dalam Rusia.

Pemerintahnya sejak itu menekankan bahwa mereka tidak akan lagi merinci senjata apa yang akan dikirim ke Ukraina, dan lebih memilih sikap ambiguitas strategis.

Berbicara dalam wawancara panjang dengan WDR, Merz tidak mengatakan apakah Jerman kini akan mengirim rudal Taurus ke Kyiv.

Namun, kanselir yang baru diangkat itu mengambil kesempatan untuk mengecam keengganan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk terlibat dalam perundingan guna mengakhiri perangnya di Ukraina.

"Kepala Kremlin telah menanggapi upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik dengan melakukan perang lebih keras dari sebelumnya," kata Merz kepada WDR.

"Putin jelas melihat tawaran perundingan sebagai tanda kelemahan," ujarnya.

Sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali ke Gedung Putih tahun ini, dia telah berupaya mendorong kedua pihak yang berkonflik untuk melakukan perundingan langsung di tingkat tertinggi.

Trump pekan lalu menyarankan Vatikan sebagai tuan rumah yang mungkin untuk sebuah pertemuan, dengan pemerintah Italia mengatakan pemimpin Gereja Katolik siap untuk menyelenggarakan perundingan.

Namun, Moskow telah meragukan potensi Takhta Suci sebagai tuan rumah.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan akan menjadi "tidak elegan" bagi Gereja Katolik untuk memediasi diskusi antara dua negara yang sebagian besar beragama Kristen Ortodoks.

Merz mengatakan bahwa para pendukung Ukraina dari Barat telah berupaya menggunakan semua opsi diplomatik yang tersedia bagi mereka untuk memulai perundingan.

“Setelah tiga minggu terakhir, tidak seorang pun dapat menuduh kami tidak menggunakan semua cara diplomatik yang tersedia,” kata Merz. Selain “mengibarkan bendera putih,” para pendukung Ukraina telah “melakukan semua” yang mereka bisa.

“Jika tawaran untuk bertemu di Vatikan pun tidak mendapat persetujuan (Putin), maka kita harus bersiap menghadapi perang ini yang akan berlangsung lebih lama dari yang kita semua inginkan atau bayangkan," imbuh dia.

Topik Menarik