Temuan Komnas HAM: Terjadi Perdebatan sebelum Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut

Temuan Komnas HAM: Terjadi Perdebatan sebelum Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut

Nasional | sindonews | Jum'at, 23 Mei 2025 - 20:18
share

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada akhir April 2025 mencetak surplus sebesar Rp4,3 triliun atau 0,02 terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, surplus APBN masih dalam target desain APBN sebesar 2,53 dari PDB yaitu Rp616,2 triliun.

"Kita lihat postur APBN akhir April mencatatkan surplus, Januari-Maret membukukan defisit karena peneriman pajak mengalami shock terjadi restitusi dan adjustment dari PPh 21 atau pajak individual,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi Mei 2025, Jumat (23/5/2025).

Sampai dengan akhir April, pembiayaan anggaran tercapai Rp279,2 triliun yang artinya dua bulan pertama pemerintah telah merealisasikan pembiayaan cukup besar yakni 45,3. "Ini berarti ada perencanaan pembiayaan yang cukup front loading artinya issuance nya di awal cukup besar," ungkap Menkeu.

Kemudian, Sri Mulyani menjelaskan belanja negara sebesar Rp806,2 triliun atau 22,3 dari pagu postur APBN 2025 sebesar Rp3.621,3 triliun. Untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp546,8 triliun atau 20,2 terhadap APBN.

Terdiri dari Belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) Rp253,6 triliun atau 21,9 dan Belanja non K/L sebesar Rp293,1 triliun atau 19. Sedangkan transfer ke daerah sebesar Rp259,4 triliun.

Adapun pendapatan negara dari pajak, bea cukai, PNBP serta hibah sebesar Rp810,5 triliun atau 27 dari target APBN 2025 sebesar Rp3.005,1 triliun. Sri Mulyani menegaskan keseimbangan primer masih surplus di angka Rp173,9 triliun.

Surplus APBN

Surplus APBN disebabkan oleh pendapatan negara yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan belanja negara. Menkeu menjelaskan bahwa pendapatan negara, terutama pajak sudah terakselerasi, diikuti dengan kepabeanan dan cukai yang juga positif.

“Sudah terjadi akselerasi dari pendapatan negara terutama untuk pajak, bea cukai mengikuti rytme yang cukup baik karena ada beberapa penerimaan,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa.

Adapun penerimaan negara tercatat Rp810,5 triliun per April 2025 atau 27 dari target APBN 2025, sedangkan belanja negara sebesar Rp806,2 triliun atau 22,3 dari target. Rinciannya pendapatan negara yang terdiri dari, penerimaan perpajakan terealisasi sebesar Rp657 triliun atau 26,4 dari APBN 2025.

Dimana Penerimaan pajak mencapai Rp557,1 triliun atau 25,4 dari target dan Kepabeanan & Cukai mencapai Rp100 triliun atau 29,8 dari pagu APBN 2025.

Sedangkan belanja negara yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sudah terealisasi Rp546,8 triliun atau 20,2 dari pagu, di antaranya belanja K/L sebesar Rp253,6 triliun atau 21,9 dari target dan belanja non-K/L sebesar 293,1 triliun, atau 19 dari target 2025.

Tertinggi adalah transfer ke daerah yang mencapai Rp259,4 triliun atau sudah 28,2 dari pagu.

“Sehingga karena kecepatan pendapatan negara yang ada di dalam APBN lebih dulu mencapai mendekati 30 persen dari target, sedangkan belanja negara masih di sekitar 22 persen kalau combine pusat dan daerah, kita lihat postur APBN akhir April mencatakan surplus,” ungkapnya.

Seperti diketahui, pada periode Januari-Maret 2025 APBN membukukan defisit sebesar Rp104,2 triliun atau 0,43 dari Produk Domestik Bruto (PDB).“Januari-Maret 2025 waktu itu kita membukukan defisit, ini karena terutama penerimaan pajak kita mengalami beberapa shock, seperti restitusi dan adanya adjustment terhadap penghitungan Tarif Efektif Rata-Rata (TER) dari penerimaan pajak PPh 2,” pungkas Menkeu.

Topik Menarik