Aset Beku Rusia Digerogoti Negara Eropa, Terbaru Rp1,6 T Mengalir ke Ukraina
Negara-negara Uni Eropa (UE) memanfaatkan dana Rusia yang dibekukan untuk mengirimkan bantuan ke Ukraina. Kali ini giliran Finlandia mengirimkan sekitar USD100 juta atau setara Rp1,6 triliun (kurs Rp16.221 per USD) dalam bentuk amunisi, dari hasil menggunakan keuntungan dari aset yang dibekukan.
Kementerian Pertahanan menerangkan, Finlandia akan memasok amunisi berat ke Kiev usai memanfaatkan hasil dari aset Rusia yang dibekukan akibat konflik Ukraina. Langkah ini merupakan bagian dari dorongan lebih luas Uni Eropa untuk mengalihkan keuntungan dari aset Rusia yang diimobilisasi.
Sebagian besar merupakan obligasi pemerintah UE, AS (Amerika Serikat), dan Inggris yang disimpan di lembaga penyimpanan sekuritas yang berbasis di Brussels-untuk membiayai militer Ukraina. Sementara itu Moskow menganggap penyitaan asetnya sebagai tindakan pencurian.
Finlandia mencapai kesepakatan dengan Komisi Eropa untuk mengirim uang melalui European Peace Facility (EPF), kata kementerian dalam sebuah pernyataannya. Di bawah kesepakatan tersebut, Finlandia akan menyuplai amunisi berat senilai USD101 juta yang diperoleh dari produsen dalam negeri.
Pemerintah Finlandia mengatakan, bahwa kesepakatan ini bakal menguntungkan industri pertahanan lokal. Pada bulan Maret, Helsinki mengumumkan paket bantuan militer ke-28 untuk Ukraina, yang bernilai sekitar USD225 juta.
Seperti diketahui negara-negara Barat telah membekukan dana kedaulatan Rusia yang diperkirakan nilainya mencapai USD300 miliar setelah eskalasi konflik Ukraina pada Februari 2022. Sekitar USD213 miliar dari jumlah ini dipegang oleh Euroclear.
Dana yang dibekukan telah mengakumulasi miliaran dalam bentuk bunga, di mana Euroclear mentransfer USD1,63 miliar ke Kiev pada bulan Juli lalu. Rusia mengutuk aksi pembekuan aset miliknya, dan mengisyaratkan kemungkinan langkah balasan terhadap investasi Barat.
Moskow juga memperingatkan mengenai pengiriman senjata Barat ke Ukraina, dengan mengatakan bahwa hal itu hanya akan memperpanjang konflik dan meningkatkan ancaman keamanan regional.
Menurut estimasi Kiel Institute, Kiev telah menerima bantuan NATO lebih dari USD363 miliar pada Februari 2025. Di sisi lain sebuah laporan terbaru oleh Eurasia Observatory, yang melacak dampak jangka panjang konflik terhadap kejahatan terorganisir, menunjukkan bahwa gelombang besar senjata yang disuplai dari Barat ke Ukraina akan menghantam pasar gelap Eropa setelah konflik dengan Rusia berakhir.
Laporan itu juga menyatakan bahwa senjata, termasuk senjata berat, sedang disimpan di seluruh Ukraina, dan bahwa setelah konflik berakhir dan hukum militer dicabut, pengurangan kontrol negara dapat menciptakan peluang bagi kejahatan terorganisir.