Arus Modal ke Bitcoin Capai Rp669 Triliun, Harga Diprediksi Tembus USD150.000

Arus Modal ke Bitcoin Capai Rp669 Triliun, Harga Diprediksi Tembus USD150.000

Ekonomi | sindonews | Kamis, 1 Mei 2025 - 21:32
share

Industri kripto kembali mencatatkan tonggak sejarah baru. Berdasarkan laporan terbaru, arus modal masuk ke Bitcoin telah menembus angka fantastis sekitar USD40 miliar atau setara Rp669 triliun sejak peluncuran Bitcoin Spot ETF pada Januari 2024.

Fenomena ini mencerminkan meningkatnya antusiasme pasar terhadap Bitcoin yang semakin dipandang sebagai instrumen investasi menarik. Berdasarkan laporan CoinShares pada pekan keempat April 2025 menunjukkan arus masuk sebesar USD3,4 miliar ke produk investasi aset digital, yang merupakan angka terbesar sejak Desember 2024, dan ketiga terbesar dalam sejarah.

Dari jumlah tersebut, Bitcoin menjadi penerima utama dengan inflow mencapai USD3,18 miliar, diikuti oleh Ethereum sebesar USD183 juta. Altcoin seperti Sui dan XRP juga mencatatkan inflow masing-masing sebesar USD20,7 juta dan USD31,6 juta.

Aktivitas pembelian Bitcoin juga menunjukkan tren akumulasi besar-besaran. Perusahaan publik terbesar pemilik Bitcoin, Strategy, dilaporkan kembali membeli 15.355 BTC senilai USD1,65 miliar atau sekitar Rp25,8 triliun antara 21-27 April 2025 dengan total kepemilikan kini mencapai 553.555 BTC. Pembelian dilakukan saat harga Bitcoin melonjak dari USD87.000 menjadi sekitar USD94.000, mencerminkan optimisme pasar yang tinggi terhadap aset digital ini.

“Kita sedang menyaksikan bagaimana Bitcoin kini semakin menjanjikan sebagai penyimpan nilai jangka panjang oleh institusi besar. Aksi pembelian MicroStrategy dan dana ETF yang masuk menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap fundamental Bitcoin,” ujar CEO Indodax, Oscar Darmawan, dalam pernyataannya, Kamis (1/5).

Dia menyampaikan, pergerakan besar ini menandakan semakin menariknya pasar kripto secara global. Arus dana institusional ini dapat menjadi acuan penting bagi investor ritel di Indonesia.

Oscar juga menekankan, pertumbuhan ekosistem kripto kini lebih stabil berkat regulasi yang terus berkembang dan adopsi yang semakin meluas secara global. Standard Chartered, memproyeksikan Bitcoin berpotensi menembus harga USD150.000 pada akhir 2025, berpotesni all time high (ATH) baru diprediksi akan tercapai di kuartal II-2025, seiring meningkatnya permintaan dari ETF dan efek dari halving Bitcoin yang terjadi pada April 2024.

Menurut analis dari Standard Chartered, mayoritas arus masuk ETF saat ini tidak berasal dari investor ritel, melainkan institusi seperti dana pensiun dan perusahaan manajemen aset besar. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap Bitcoin bersifat jangka panjang dan lebih stabil.

Selain itu, ETF dari BlackRock, yaitu iShares Bitcoin Trust (IBIT), telah menjadi salah satu ETF dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah keuangan Amerika Serikat. IBIT mengelola lebih dari 270.000 BTC atau setara USD17,8 miliar hingga April 2025, mengungguli ETF Ethereum dan produk derivatif lainnya.

Oscar menilai, jika tren ini terus berlanjut, ekspektasi harga Bitcoin menembus sekitar USD100.000 bukan lagi hal yang mustahil. "Bitcoin semakin diakui sebagai emas digital. Bedanya, ia jauh lebih mudah diakses dan didistribusikan lintas negara. Ini merupakan peluang strategis bagi masyarakat Indonesia untuk mulai berpartisipasi dalam aset digital global," jelasnya.

Dia menambahkan, fenomena pembelian Bitcoin oleh institusi turut berperan dalam lonjakan arus dana ini. Adopsi institusi seperti MicroStrategy menunjukkan bahwa strategi Dollar Cost Averaging (DCA) tetap menjadi metode yang digunakan bahkan oleh perusahaan berskala internasional, sejalan dengan prinsip pengelolaan risiko yang disiplin dalam dunia keuangan.

Di sisi lain, peran regulasi juga menjadi kunci. Oscar mengapresiasi pendekatan proaktif dari pemerintah Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju lainnya dalam membuka ruang legalitas untuk produk ETF kripto, yang pada akhirnya menarik investor global.

Oscar berharap tren ini dapat menjadi acuan untuk percepatan edukasi masyarakat dan penguatan pemahaman terhadap aset kripto di Indonesia. Pihaknya optimistis dengan pendekatan yang tepat, literasi keuangan digital, dan dukungan regulasi di dalam negeri dapat mengambil peran lebih besar dalam arus investasi global ke aset digital.

Indodax sebagai platform jual beli kripto terdepan di Indonesia melihat lonjakan aktivitas transaksi pengguna sejak awal April 2025, mencapai Rp9,8 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa tren global yang menunjukkan meningkatnya kepercayaan terhadap aset digital juga tercermin di dalam negeri, di mana para investor semakin aktif memanfaatkan momentum penguatan pasar kripto untuk melakukan akumulasi aset.

Topik Menarik