Waisak 2024 di Candi Borobudur: Doa Bersama Umat Buddha untuk Perdamaian Dunia

Waisak 2024 di Candi Borobudur: Doa Bersama Umat Buddha untuk Perdamaian Dunia

Berita Utama | sindonews | Rabu, 8 Mei 2024 - 02:30
share

Candi Borobudur kembali menjadi tempat pusat perayaan Tri Suci Waisak Nasional 2568 BE/2024. Detik-detik Waisak akan jatuh pada Kamis, 23 Mei 2024 pukul 20.52.42 WIB.

Tri Suci Waisak memperingati tiga peristiwa penting yaitu kelahiran Pangeran Siddharta, mencapai Penerangan Agung, dan menjadi Buddha hingga Buddha Gautama Parinibbana (wafat). PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney bersiap menyambut ribuan umat Buddha yang akan merayakan Hari Tri Suci Waisak 2568 BE.

Melalui perayaan Waisak, InJourney berharap momentum ini dapat menggaungkan nilai Candi Borobudur sebagai warisan budaya bangsa dengan membawa pengalaman spiritual yang tak terlupakan melalui keajaiban sebagai Candi Buddha terbesar di dunia.

Baca juga: Waisak 2024, Bhikkhu Thudong Jalan Kaki dari India Menuju Candi Borobudur

Adapun tema Waisak Nasional 2024 adalah “Untuk Hidup Bahagia sebagai Makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran yang Diajarkan oleh Sang Buddha; Hindarilah Keserakahan Duniawi, Kebodohan, Kemarahan, dan Kebencian.”

Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Kementerian Agama, Pemerintah Daerah, dan seluruh lapisan unsur masyarakat, beragam rangkaian perayaan Waisak 2568 BE telah disiapkan. Kegiatan Bhikku Thudong bakal dilepas di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Selasa, 14 Mei 2024 yang diikuti oleh sebanyak 40 Bhikku asal Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Para Bhikku yang melakukan Thudong bakal tiba di Candi Borobudur pada 20 Mei 2024. Acara puncak Waisak akan diadakan pada 23 Mei 2024 dengan acara Kirab Waisak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, peringatan detik-detik Waisak, pradaksina Candi Borobudur, dan pelepasan lampion Waisak, serta melakukan mindful walking meditation yaitu merasakan kesakralan Candi Borobudur melalui pradaksina dan meditasi yang bisa diikuti oleh masyarakat umum di 24-25 Mei 2024.

Kemudian, yang tak terlewatkan dari sebuah perayaan Waisak adalah prosesi pelepasan lampion Waisak. Pelepasan lampion ini merupakan salah satu prosesi dari ritual yang dilakukan oleh umat Buddha.

“Sebelum menerbangkan lampion, umat Buddha melakukan meditasi terlebih dahulu, pelepasan lampion ini menjadi ritual dan simbolisasi dalam menyalakan cahaya damai dalam diri masing-masing. Kemudian, dengan dilepaskannya lampion menjadi tanda bahwa damai dan kebaikan akan disebarkan kepada dunia,” ujar Ketua Lampion Waisak 2024 Fatmawati.

Lebih lanjut Fatmawati mengungkapkan, dari 2.568 lampion yang disediakan hanya dalam waktu singkat sudah sold out karena animo masyarakat yang luar biasa. Pihaknya sangat mengapresiasi antusiasme masyarakat yang ingin merasakan ritual umat Buddha dalam menjalankan ibadahnya.

“Namun karena keterbatasan tempat dan juga kita harus menjaga kesakralan ibadah umat, maka dengan berat hati kami batasi demi kekhidmatan prosesi peringatan Waisak, terlebih tahun ini waktunya sangat singkat mengingat detik-detik Waisak akan jatuh pada malam hari,” ujar Fatmawati.

Setiap perayaan Waisak ini meninggalkan kesan mendalam bagi Wakil Ketua Panitia Nasional Waisak YN Bhikku Dhammavudo Tera. Ia membeberkan bahwa perayaan Waisak di Candi Borobudur selalu menjadi penuh makna.

“Bhante juga memiliki Vihara Indonesia di Bodh Gaya, India, tempat Pangeran Siddhara mencapai pencerahan sempurna menjadi Sang Buddha. Meski begitu, Bhante tetap memilih Candi Borobudur sebagai peringatan Waisak karena Candi Borobudur jauh lebih megah, lebih rapih, lebih agung dan lebih indah,” katanya.

Bhikku Dhammavudo Tera menuturkan, Waisak di Candi Borobudur lebih harmonis karena tidak hanya umat Buddha saja yang ikut merayakan, namun para umat dari agama lain juga dapat mengikuti dan merasakan atmosfer perayaan Waisak. “Di situ kami menyadari bahwa Indonesia itu benar-benar negara yang penuh dengan toleransi,” ujar Bhikku Dhammavudo Tera.

Hal ini sejalan dengan pesan kunci perayaan Waisak 2024 yang diusung oleh InJourney, yaitu "Enlightened in Harmony”. Sebagai Holding BUMN di sektor aviasi dan pariwisata, InJourney memposisikan Candi Borobudur sebagai spiritual tourism destination yang juga menjadikannya sebagai pusat ibadah agama Buddha di seluruh dunia.

“Kami ingin Candi Borobudur menjadi simbol kebersamaan dan bersatunya seluruh umat Buddha dunia, sehingga Candi Borobudur sebagai cagar budaya juga menjadi a living monument yang memiliki soul sebagai simbol bangkitnya semangat keberagaman dan kebhinekaan Indonesia,” ujar Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Maya Watono.

Maya juga menegaskan, Candi Borobudur juga menjadi cermin dari kearifan (wisdom) terkait dengan nilai-nilai kehidupan. “Di sisi lain, destinasi wisata berbasis spiritual ini diharapkan menjadi katalisator pariwisata dunia dan mampu memberi dampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah sekitarnya,” imbuhnya.

Dalam memperkuat positioning Candi Borobudur sebagai spiritual tourism destiantion, InJourney Destiantion Management atau yang sebelumnya dikenal sebagai PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC), tengah melakukan berbagai upaya.

Salah satunya dengan memperbanyak aktivitas dan kegiatan yang berhubungan dengan spiritual seperti Prabaha Samanera atau pembentukan karakter umat Buddha untuk melepaskan keduniawian, meditasi, pradaksina atau tradisi meditasi mengelilingi Candi Borobudur tiga kali searah jarum jam, dan sebagainya.

“Perayaan Waisak dari tahun ke tahun mampu memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian sekitar seperti hotel maupun penginapan dan juga rumah penduduk yang dijadikan sebagai homestay, terlebih momentum Waisak tahun ini jatuh pada long weekend sehingga kita targetkan pengunjung yang datang mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya,” ujar Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis InJourney Destination Management Hetty Herawati.

“Namun demikian, kami tetap fokus agar perayaan Waisak ini dapat terjaga kesakralan dan kehikmatannya melalui doa bersama beserta seluruh rangkaian ritualnya,” sambung Hetty.

Adapun konferensi pers hari ini dihadiri oleh perwakilan Kementerian Agama, Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakarat Buddha Triroso. Ia mengungkapkan bahwa peringatan Waisak di Candi Borobudur merupakan salah satu agenda besar bagi umat Buddha yang menarik animo masyarakat luas serta wisatawan dari berbagai negara.

“Kami berharap perayaan Waisak tahun ini dapat berjalan lebih sakral dan lebih khidmat. Kami juga mengapresiasi dan mendukung penuh upaya yang dilakukan oleh Walubi dan InJourney dalam penyelenggaraan momentum Waisak ini serta segala upayanya dalam memperkuat positioning Candi Borobudur sebagai destinasi pariwisata spiritual bagi umat Buddha dunia,” ungkapnya.

Perayaan Waisak di Candi Borobudur rencananya akan dihadiri ribuan pengikut dari tiga aliran besar (Mahayana, Theravada, dan Tantrayana). Setiap aliran menyelenggarakan acara spiritual dan budaya di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur.

Rangkaian kegiatan Waisak di Candi Borobudur dan sekitarnya akan dilaksanakan secara hybrid (offline dan online). Diperkirakan puluhan ribu umat Buddha dari dalam maupun luar negeri bakal hadir di Candi Borobudur untuk merayakan Waisak. Panitia juga bakal menyiapkan multimedia agar dapat disaksikan di seluruh dunia secara online melalui platform YouTube DPP WALUBI.

Topik Menarik