2 Alasan Turki Hentikan Seluruh Perdagangan dengan Israel

2 Alasan Turki Hentikan Seluruh Perdagangan dengan Israel

Global | sindonews | Senin, 6 Mei 2024 - 13:27
share

Turki telah menangguhkan semua perdagangan dengan Israel karena krisis di Jalur Gaza, Palestina.

Perdagangan antara kedua negara bernilai hampir USD7 miliar pada tahun lalu.

Kesal atas tindakan Ankara, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertindak seperti seorang diktator.

"Erdogan mengabaikan kepentingan rakyat dan pengusaha Turki serta mengabaikan perjanjian perdagangan internasional," tulis Katz di X.

Baca Juga: Turki Setop Semua Perdagangan dengan Israel karena Genosida di Gaza

Alasan Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Kementerian Perdagangan Turki merinci dua alasan mengapa Ankara menangguhkan semua perdagangan dengan negara Yahudi tersebut.

Alasan pertama adalah sikap tanpa kompromi Israel dalam perangnya melawan Hamas di Gaza.

Perang Gaza pecah sejak 7 Oktober 2023 setelah Hamas menyerang Israel, yang menurut rezim Zionis menewaskan 1.200 orang dan ratusan lainnya disandera.

Israel kemudian menginvasi Gaza tanpa pandang bulu, menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak sipil, hingga hari ini. Respons brutal Zionis inilah yang ditentang Turki dan komunitas dunia internasional.

Alasan kedua adalah tragedi kemanusiaan yang semakin buruk di Gaza akibat tindakan militer Israel mencegah bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah tersebut.

Kementerian Perdagangan Turki mengatakan penghentian perdagangan akan dilakukan sampai Israel mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan yang tidak terputus dan cukup ke Gaza.

Menteri Perdagangan Turki Omer Bolat mengkritik sikap tanpa kompromi Israel terhadap gencatan senjata, serta situasi kemanusiaan di kota Rafah di Gaza selatan.

“Turki telah menangguhkan semua ekspor dan impor dengan Israel sampai gencatan senjata permanen tercapai dan bantuan masuk ke dalam Gaza diizinkan tanpa gangguan apa pun," katanya, seperti dikutip BBC.

Pada tahun 1949, Turki menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Negara Israel. Namun hubungan keduanya memburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Pada tahun 2010, Turki memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel setelah 10 aktivis Turki pro-Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan komando Israel yang menaiki kapal milik Turki yang mencoba mendobrak blokade maritim Israel di Jalur Gaza.

Hubungan kembali membaik pada tahun 2016, namun kedua negara saling mengusir diplomat utama masing-masing dua tahun kemudian karena perselisihan mengenai pembunuhan Israel terhadap warga Palestina di tengah protes di perbatasan Gaza-Israel.

Erdogan semakin keras dalam mengkritik Israel sejak perang pecah di Gaza 7 Oktober 2023.

Dia berulang kali mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, membandingkannya dengan Adolf Hitler, Benito Mussolini dan Joseph Stalinserta menjulukinya sebagai "tukang jagal Gaza".

Sebaliknya, Netanyahu mengatakan pemimpin Turki adalah orang terakhir yang bisa memberitakan moralitas kepada Israel. Pada bulan Maret, Netanyahu mengatakan: "Presiden Erdogan mendukung pembunuhan massal dan pemerkosa Hamas, menyangkal genosida Armenia [dan] pembantaian warga Kurdi di negaranya sendiri."

Topik Menarik